Liputan6.com, Jakarta - Dewan Masjid Indonesia (DMI) menggagas sejumlah program baru dalam rangka menyambut usia yang ke-50 tahun. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua umum DMI Jusuf Kalla atau JK.
Dijelaskan JK, ada tiga agenda yang rencananya akan dilakukan di waktu yang akan datang.
"Pertama kita rencana akan membuat program masjid membangun masjid," ujar JK dikutip dari siaran persnya, Senin (27/6/2022).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan, masjid membangun masjid merupakan program yang digulirkan bagi masjid yang sudah makmur dan sejahtera. Program ini untuk membantu masjid lainnya khususnya yang sedang dibangun.
"Katakanlah 1 persen dari isi kotak amal masjid yang sudah punya tabungan banyak dikumpulkan untuk membantu masjid yang sedang dibangun. Ini untuk membangun kesejahteraan masjid sekaligus menjaga keseimbangan," papar JK.
Kemudian, lanjut JK, program kedua adalah akan membuat DMI Award. Menurut JK, DMI Award sudah pernah dilakukan pada tahun 2017 lalu.
Saat itu, menurut JK, DMI Award dimenangkan oleh PT Pertamina sebagai institusi yang paling banyak membangun masjid dan musala.
"Panitia saat ini sementara membahas soal internal khususnya soal kriteria dari DMI Award 2022. Namun, secara umum akan mengarah pada cara mengelola masjid yang baik," terang JK.
Dia mengingatkan, siapa pun pemenangnya harus membuat sistem dalam animasi atau video lalu dimasukkan di media sosial seperti Youtube.
"Nantinya masjid tersebut akan menjadi contoh bagi masjid-masjid lainnya, utamanya cara mengelola masjid dengan baik," ucap JK.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Program Terakhir
Selanjutnya program terakhir, DMI akan membuat lembaga wakaf atau Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Pembuatan LAZ, kata JK, untuk membantu Lazis nasional dalam meningkatkan zakat serta untuk memakmurkan masyarakat di sekliling masjid.
Untuk itu, JK meminta kepada seluruh pengurus Wilayah DMI untuk memasukkan usul atau ide yang harus DMI lakukan dalam waktu yang akan datang. Dia optimis bisa menggerakkan pembangunan serta menumbuhkan masyarakat melalui masjid.
"Masjid ini adalah lembaga terbesar di Indonesia ini yang jumlahnya mencapai 800 ribu," jelas JK.
Seperti diketahui, DMI selama ini telah memiliki 10 program unggulan dan telah berjalan.
Mulai dari, perbaikan sistem pengeras suara, pembuatan aplikasi masjid dan media digital, kampanye masjid bersih dan sehat, pemberdayaan ekonomi berbasis masjid, manajemen masjid, sertifikasi tanah wakaf masjid, arsitektur masjid, pendidikan dan dakwah, serta wisata religi.
Sebelumnya, Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI) menggelar pertemuan dengan kepala perwakilan duta besar negara-negara muslim. Pertemuan ini mengangkat tema tentang "Peace Message From Indonesian Mosque to The World".
Advertisement
Gandeng Sejumlah Negara Muslim Sahabat, Suarakan Perdamaian dari Masjid
Melalui pidatonya, Ketua Umum DMI, Jusuf Kalla (JK) berharap akan terjalin kerja sama yang baik antara Indonesia dengan negara-negara muslim di dunia. Menurut JK, hal itu diperlukan mengingat arus globalisasi bukan hanya berdampak pada ekonomi semata, tapi juga sosial.
"Dari pertemuan ini kita berharap ada hubungan kerja sama yang lebih baik dengan negara-negara muslim. Sehingga kita perlu bekerja sama dalam bidang sosial,” kata JK di Gedung DMI, Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers diterima, Rabu 22 Juni 2022.
JK lalu bercerita soal trend sejumlah warga negara Indonesia yang saat ini menjadi imam di luar negeri, seperti Mesir, Arab Saudi, Yaman, Qatar dan negara muslim lainnya. Dia pun menambahkan, di Amerika Serikat sekalipun terdapat warga Indonesia yang menjadi imam di tanah Paman Sam.
“Itu adalah perkembangan positif dan menjadi bagian dari proses yang bisa menjadi visi dalam bekerja sama antar negara-negara Islam,” pandang JK.
Selain soal imam masjid asal Indonesia yang berkiprah di luar negeri, JK juga menuturkan, bahwa Indonesia memiliki ratusan ribu masjid. Dia meyakini, hal itu wajar sebab penduduk Indonesia memang terbanyak memeluk Islam.
“Tak heran jika masjid dan mushalla tersebar di banyak tempat. Seperti di perkantoran, pusat perbelanjaan bahkan di setiap SPBU milik pertamina, pasti ada mushalla-mushalla kecil,” urai JK.
Menurut catatannya, dari 800 ribu masjid tersebut, 90 persennya dikelola oleh organisasi dan tidak dalam kontrol pemerintah. Meski begitu, JK meyakini masjid-masjid terkelola dengan baik sebab sejatinya kemakmuran sebuah masjid dihadirkan oleh masyarakat sekitarnya.
“DMI juga ingin melihat masjid berfungsi sebagai pusat-pusat pendidikan. Sudah mulai megarah ke sana, seperti Masjid Al-Azhar di Kemayoran yang lengkap dengan fasilitas pendidikannya," tambah JK.
Museum Rasulullah dan Kampus Islam Internasional
Kepada para tamu yang hadir, JK membagikan informasi bahwa DMI tengah membangun museum Rasulullah. JK mengatakan, bangunan museum Rasulullah tersebut merupakan yang pertama di luar Arab Saudi.
Selain itu, JK juga memamerkan pembangunan Univesitas Islam Internasional (UII) yang didirikan untuk meningkatkan pengakuan masyarakat akademik internasional atas peran Islam di Indonesia.
“Pembangunan itu juga untuk menjadikan Indonesia menjadi salah satu pusat peradaban Islam di dunia melalui jalur dan jenjang pendidikan tinggi yang memenuhi standar internasional,” tutur JK.
Sebagai informasi, DMI memiliki peran dalam mengelola masjid-masjid di Indonesia. Mulai dari perbaikan akustik masjid (sound system), penerapan aplikasi masjid dan media digital, masjid bersih dan sehat, pemberdayaan ekonomi berbasis masjid.
Lebih dari itu, DMI juga membuat manajemen kemasjidan, sertifikasi tanah/ waqaf, arsitektur masjid, pendidikan dan dakwah, wisata religi berbasis masjid, pembangunan gedung DMI serta berupaya memberdayakan para dai dan mubaligh.
DMI juga memberdayakan dai dan muballigh akan memberikan pencerahan kepada umat demi keberlangsungan perdaban Islam di Indonesia dan dunia.
Advertisement