Jokowi: Puncak Kasus Covid-19 Diprediksi Minggu Kedua atau Ketiga Juli Ini

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut puncak kasus Covid-19 varian BA.4 dan BA.5 diprediksi terjadi pada minggu kedua atau ketiga Juli ini.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 04 Jul 2022, 13:31 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2022, 13:31 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat Sidang Kabinet Pengarahan Presiden dan APBN 2022 di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu, 17 November 2021. (Dok Sekretariat Kabinet RI)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut puncak kasus Covid-19 varian BA.4 dan BA.5 diprediksi terjadi pada minggu kedua atau ketiga Juli ini. Adapun kasus Covid-19 di Indonesia bertambah sebanyak 1.614 pasa 3 Juli 2022.

"Kita tahu kasus per 3 Juli kemarin ada sebanyak 1.614 kasus dan diprediksi puncak kasusnya akan berada di bulan Juli ini, di minggu kedua atau minggu ketiga," kata Jokowi dalam rapat terbatas Evaluasi PPKM di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/7/2022).

Dia pun meminta jajarannya untuk meningkatkan capaian vaksinasi booster Covid-19, khususnya di daerah-daerah dengan tingkat interaksi tinggi. Pasalnya, kata Jokowi, capaian vaksinasi booster di Indonesia saat ini baru 24,5 persen.

"Saya kira ini terus kita dorong, saya minta Kapolri, Panglima TNI, dan juga Kemenkes, dan BNPB untuk mendorong terus agar vaksinasi booster bisa dilakukan terutama di kota-kota yang memiliki interaksi antarmasyarakatnya tinggi," jelasnya.

Selain itu, dia juga meminta agar terus digencarkan penerapan protokol kesehatan. Jokowi tak mau pengendalian Covid-19 merusak perekonomian nasional.

"Juga perlu kita gaungkan kembali pelaksanaan protokol kesehatan. Ini penting karena kita tidak mau pengendalian covid ini bisa mengganggu ekonomi kita," ujar Jokowi.

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kasus varian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah mulai mendominasi di Indonesia. Berdasarkan hasil pemeriksaan genome sequencing, hampir seluruh Covid-19 di DKI Jakarta adalah varian BA.4 dan BA.5.

Menurut dia, puncak varian BA.4 dan BA.5 umumnya terjadi dalam 30 sampai 40 hari sejak kasus ditemukan. Adapun varian BA.4 dan BA.5 pertama kali ditemukan di Indonesia pada 30 hari lalu.

"Jadi kita mungkin masih ada waktu satu atau dua minggu ke depan. Kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain seharusnya puncaknya sudah tercapai," tutur Budi di Kantor Presiden, Senin.

Dia mengakui saat ini kasus Covid-19 di Indonesia tengah melonjak naik. Namun, Budi menuturkan kasus virus corona di Indonesia maupun Jakarta mulai melandai.

Pasalnya, kata Budi, kasus akan mulai menurun apabila sudah didominasi hampir 100 persen oleh satu varian. Hal ini bisa terlihat saat gelombang Covid-19 varian Delta dan Omicron.

"Jadi sekarang kita juga melihat walaupun kasus yang naik, tapi pelandaian mulai terjadi baik di Jakarta maupun di Indonesia," ucap Budi Gunadi.

Menkes: 100 Persen Kasus Covid-19 di DKI Jakarta Adalah Varian BA.4 dan BA.5

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kasus varian Covid-19BA.4 dan BA.5 sudah mulai mendominasi di Indonesia. Berdasarkan hasil pemeriksaan genome sequencing, hampir seluruh Covid-19 di DKI Jakarta adalah varian BA.4 dan BA.5.

"Sekarang di Indonesia BA.4 BA.5 sudah lebih dari 80 persen dari varian yang kita genome sequencing. Bahkan, untuk di DKI Jakarta sudah 100 persen itu adalah varian BA.4 dan BA,5," kata Budi Gunadi di Kantor Presiden, Senin (4/7/2022).

Menurut dia, puncak varian BA.4 dan BA.5 umumnya terjadi dalam 30 sampai 40 hari sejak kasus ditemukan. Adapun varian BA.4 dan BA.5 pertama kali ditemukan di Indonesia pada 30 hari lalu.

"Jadi kita mungkin masih ada waktu satu atau dua minggu ke depan. Kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain seharusnya puncaknya sudah tercapai," jelasnya.

"Data yang kami miliki menunjang memang karena hal tersebut. Jadi, biasanya itu puncak tercapai kalau dominasi satu varian sudah tinggi," sambung Budi.

Dia mengakui saat ini kasus Covid-19 di Indonesia tengah melonjak naik. Namun, Budi menuturkan kasus virus corona di Indonesia maupun Jakarta mulai melandai.

Pasalnya, kata Budi, kasus akan mulai menurun apabila sudah didominasi hampir 100 persen oleh satu varian. Hal ini bisa terlihat saat gelombang Covid-19 varian Delta dan Omicron.

"Jadi sekarang kita juga melihat walaupun kasus yang naik, tapi pelandaian mulai terjadi baik di Jakarta maupun di Indonesia," jelas Budi Gunadi.

Sebelumnya, masih terus dilaporkan di Indonesia adanya penambahan kasus positif, sembuh, dan meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Terdapat penambahan 1.614 orang pada hari ini, Minggu (3/7/2022) positif Corona dilaporkan Tim Satuan Tugas (Satgas) Penananganan Covid-19.

Dengan begitu total akumulatif ada 6.093.917 orang di Indonesia terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19 hingga saat ini.

Kasus Covid-19 Naik, Pemerintah Akan Umumkan Aturan Baru soal PPKM

Pemerintah akan mengumumkan aturan baru terkait kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada hari ini, Senin (4/7/2022).

Nantinya, aturan tersebut akan diumumkan oleh Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Panjaitan atau Koordinator PPKM Luar Jawa-Bali Airlangga Hartarto.

"Benar, akan diumumkan hari ini oleh Koordinator Jawa-Bali atau Koordinator Luar Jawa-Bali," kata Dirjen Administrasi Wilayah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal kepada wartawan, Senin.

Adapun Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga menggelar rapat soal PPKM pada Senin hari ini. Sejumlah menteri kabinet terpantau telah hadir di Istana Kepresidenan Jakarta pada pukul 10.00 WIB.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa saat ini kasus Covid-19 sedang naik di semua negara. Kenaikan ini diakibatkan subvarian BA.4 dan BA.5.

Ia pun menyampaikan perkiraan puncak BA.4 dan BA.5 merujuk pada kasus-kasus yang terjadi di negara lain.

Menurutnya, ada beberapa negara seperti Australia, Afrika Selatan, dan Portugal yang sudah melampaui puncak BA.4 dan BA.5.

"Berapa tinggi sih mereka puncaknya? Rata-rata mereka berkisar antara 30 sampai 40 persen dari puncak Omicron sebelumnya. Jadi kalau Indonesia kan sebelumnya 58 ribu ya 30 persennya mungkin di bawah 20 ribu, itu puncak kasus per harinya," kata Budi usai memberi sambutan dalam acara Simposium Asosiasi Dokter Medis Sedunia (World Medical Association) tahun 2022 di Jakarta, Minggu (3/7/2022).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya