Ingin Alihkan Subsidi BBM, Alasan Pemerintah Percepat Pengembangan Kendaraan Listrik

Moeldoko menyebut saat ini besaran subsidi BBM untuk mobil diperkirakan mencapai Rp 19,2 juta per tahun per mobil. Sementara untuk motor, besaran subsidi yang diberikan sebesar Rp 3,7 juta per motor per tahun.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 26 Jul 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2022, 11:00 WIB
moeldoko
Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko saat mengikuti rapat terbatas terkait percepatan penurunan stunting di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (11/1/2022). (Foto: Kantor Staf Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan alasan pemerintah mempercepat pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Menurut dia, hal ini dilakukan untuk mewujudkan transisi energi bersih dan mengurangi anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).

Moeldoko menyebut saat ini besaran subsidi BBM untuk mobil diperkirakan mencapai Rp 19,2 juta per tahun per mobil. Sementara untuk motor, besaran subsidi yang diberikan sebesar Rp 3,7 juta per motor per tahun.

"Jika pengembangan kendaraan listrik dipercepat, maka subsidi BBM yang nilainya mencapai ratusan triliun rupiah tersebut bisa dialihkan untuk program lainnya, seperti pembangunan sumber daya manusia," kata Moeldoko dikutip dari siaran persnya, Selasa (26/7/2022).

Dia menegaskan bahwa pemerintah memiliki komitmen kuat dalam percepatan pengembangan kendaraan listrik. Hal itu dibuktikan dengan keluarnya Perpres No 55/2019 tentang percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

Saat ini, kata Moeldoko, pemerintah juga menyiapkan instrumen lain untuk melakukan transisi dan konversi kendaraan konvensional menuju kendaraan listrik.

"Sekarang sedang disiapkan Inpres untuk transisi dan konversi kendaraan konvensional menuju kendaraan listrik di lingkungan pemerintah. Kemenhub sedang mempersiapkan prototype-nya," jelas Moeldoko.

Singgung Soal Keamanan Kendaraan Listrik

Melihat Perakitan Bus Tanpa Pengemudi Bertenaga Listrik di Prancis
Sejumlah taksi dan bus tanpa pengemudi telah selesai dirakit di pabrik NAVYA di Bron dekat Lyon, Prancis (23/4). Kendaran untuk umum buatan NAVYA ini adalah bus tanpa pengemudi yang menggunakan tenaga listrik. (AFP/Jean-Phoilippe Ksiazek)

Moeldoko juga menyinggung masih adanya anggapan calon pengguna yang menilai kendaraan listrik tidak aman, mahal, dan sulit dalam pengisian daya.

Dia menilai hal tersebur sangat wajar karena selama ini masyarakat sudah nyaman dengan berbagai kemudahan dalam menggunakan kendaraan konvensional.

"Memang tidak mudah untuk merubah kebiasaan tersebut. Ini tantangan yang harus kita jawab. Dan Pameran PEVS 2022 ini salah satu cara untuk menujukkan bahwa penggunaan mobil listrik tidak ribet," pungkas Moeldoko.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya