Alasan Kemendikbudristek Tarik Buku PPKn yang Keliru soal Trinitas

Kemendikbudristek menarik dan merevisi buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas VII karena ada kekeliruan soal Trinitas dalam agama Kristen Protestan dan Katolik.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 29 Jul 2022, 07:05 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2022, 16:23 WIB
Ilustrasi Buku
Ilustrasi Membaca Buku Credit: unsplash.com/Thought

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menarik dan merevisi buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas VII. Pasalnya, buku tersebut keliru menjelaskan tentang Trinitas dalam agama Kristen Protestan dan Katolik.

"Buku versi elektronik yang beredar sudah kami tarik dan segera kami ganti dengan edisi revisi. Pencetakan versi lamanya sudah kami hentikan. Untuk pencetakan selanjutnya akan menggunakan edisi revisi," ujar Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo dikutip dari siaran pers, Kamis (28/7/2022).

Dia menyampaikan bahwa buku pendidikan atau buku teks pelajaran yang diterbitkan Kemendikbudristek merupakan dokumen hidup yang senantiasa diperbaiki dan dimutakhirkan.

Saat ini, kata Anindito, Pusat Perbukuan Kemendikbudristek tengah melakukan kajian terkait konten di dalam buku mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Kelas VII terbitan 2021 tersebut.

Selanjutnya, Pusat Perbukuan Kemendikbudristek segera memperbaiki sesuai masukan yang diterima dari berbagai pihak. Khususnya, mengenai penjelasan tentang Trinitas dalam agama Kristen Protestan dan Katolik.

"Dalam proses melakukan perbaikan, Pusat Perbukuan akan melibatkan perwakilan dari Konferensi Waligereja Indonesia dan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia," kata dia.

"Kami juga akan segera mengedarkan suplemen perbaikannya bagi yang sudah menerima buku-buku versi lama tersebut," ucap Anindito.

Dia mengapresiasi laporan, koreksi, dan saran-saran perbaikan yang disampaikan masyarakat. Anindito menuturkan bahwa Kemendikbudristek selalu terbuka untuk menerima masukan, koreksi, dan saran untuk memperbaiki kualitas buku-buku pendidikan.

"Masukan, koreksi, dan saran dapat dialamatkan kepada penulis atau melalui alamat surel buku@kemdikbud.go.id," pungkas Anindito Aditomo.

PGI Lakukan Protes

Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow
Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow (kanan) bersama Anggota Baleg DPR F-PPP Achmad Baidowi saat diskusi “RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan” di Jakarta, Selasa (30/10). Mereka menyoroti sejumlah pasal dalam RUU tersebut. (Liputan6.com/JohanTallo)

Sementara Kepala Humas Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Jeirry Sumampow mengungkapkan ada kekeliruan terkait tulisan tentang agama Kristen Protestan dan Katolik pada buku PPKn untuk SMP Kelas VII tersebut.

"Terdapat kekeliruan yang sangat fatal mengenai ajaran Kristen (lihat halaman 79, topik penjelasan tentang Kristen Protestan). Kesalahan tersebut sangat mendasar dalam konsep ketuhanan dan Trinitas seturut agama Kristen Protestan," jelas Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow dalam keterangan tertulis, Selasa, 26 Juli 2022.

Oleh sebab itu Jeirry mengaku, pihaknya PGI telah mengirimkan surat keberatan kepada Mendikbudristek Nadiem Makarim agar menarik peredaran buku PPkn terkait.

Jeirry juga menyarankan kepada Nadiem Makarim agar muatan kurikulum terkait Pancasila dan Kewarganegaraan, sebaiknya dibebaskan dari tafsir agama. Untuk itu, buku-buku pegangan maupun pelajaran sebaiknya tidak memasuki aspek dogma atau ajaran mengingat beragamnya denominasi di kalangan umat beragama.

"Kalaupun harus menjelaskan tentang agama, cukuplah menyebutkan sejarah ringkas dan aspek nilai-nilai etikanya saja," kata dia.

Terakhir, Jeirry membeberkan kepada Nadiem Makarim mengusulkan agar melibatkan kelembagaan dengan otoritas resmi seperti PGI untuk turut menelisik draft yang terkait pokok agama Kristen sebelum mencapai tahap finalisasi untuk diterbitkan.

 

Awal Mula Buku PPKn Tuai Polemik

Ilustrasi salib, Kristen, Kristiani
Ilustrasi salib, Kristen, Kristiani. (Gambar oleh sspiehs3 dari Pixabay)

Buku panduan pendidikan yang diterbitkan oleh Kemendikbudristek menuai polemik. Hal ini karena di isi buku tersebut telah keliru dalam menjelaskan konsep Trinitas dalam agama Kristen Protestan dan Katolik.

Seorang warganet @mogitscj mempermasalahkan mengenai konsep Trinitas yang ada di dalam buku PPKn tersebut.

"Dear @Kemdikbud_RI cc: @nadiemmakarim, @Nadiem_Makarim, @KatolikG, @ProtestanGL. Entah bagaimana proses editing penerbitan buku panduan belajar seperti ini dilakukan. Sangat disayangkan bahwa penulis tidak memahami ajaran dari agama Kristen Protestan dan Katolik terkait Trinitas," tulis Sigit.

Berikut kalimat yang salah dalam buku tersebut:

- Di Bagian Kristen Protestan: Tuhannnya adalah Allah, Bunda Maria dan Yesus Kristus sebagai tiga yang tunggal atau Trinitas

- Di Bagian Katolik: Tuhannya sama dengan Kristen Protestan, yakni Trinitas Allah, Bunda Maria, dan Yesus Kristus

 

 

Infografis Wajah Wakil Menteri Kabinet Indonesia Maju
Infografis Wajah Wakil Menteri Kabinet Indonesia Maju (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya