Liputan6.com, Jakarta - Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Erizon Safari mengungkapkan adanya kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak di wilayah Kecamatan Kalideres dan Cengkareng, Jakarta Barat. Hal tersebut ditemukan setelah pihaknya melakukan survei.
"Setiap ada kasus, kami langsung lakukan penanganan sekaligus pemantauan untuk mengetahui penyebabnya," kata Erizon, Kamis (20/10/2022).
Baca Juga
Menurut Erizon, anak-anak yang terdiagnosa mengalami gejala gangguan ginjal sudah ditangani dokter. Erizon juga mengatakan, gangguan ginjal ini disebabkan oleh banyak hal, misalnya Leptospirosis yang disebabkan bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi seperti tikus, sapi, babi, dan anjing.
Advertisement
"Kami imbau orangtua untuk selalu menjaga kebersihan, terutama di musim penghujan seperti ini," ucap Erizon.
Ia berharap, upaya yang dilakukan pihaknya dapat mengurangi atau mencegah penyebaran penyakit tersebut.
"Harapan saya anak-anak di Jakarta Barat semua sehat," tambah Erizon.
Dia menambahkan, akan terus memantau perkembangan kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak. Sosialisasi dan edukasi kepada orangtua juga terus dilakukan.
Kasus Gagal Ginjal Akut, IDAI Imbau Ortu Tidak Beli Obat Bebas Tanpa Rekomendasi Nakes
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta orangtua tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan. Rekomendasi ini disarankan sampai didapatkan hasil investigasi mengenai penyebab gagal ginjal akut progresif atipikial atau misterius pada anak.
"Masyarakat untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapatan hasil investigasi menyeluruh oleh Kementerian Kesehatan dan BPOM," begitu tulis IDAI dalam unggahan terbarunya pada Rabu, 19 Oktober 2022.
Enam+01:24VIDEO: Marak Gangguan Ginjal Akut, Kemenkes Minta Apotek Stop Jual Obat SiropIDAI juga meminta masyarakat tetap tenang di tengah kenaikan kasus gagal ginjal akut misterius ini. Namun, masyarakat harus tetap waspada bila anak mengalami penurunan frekuensi buang air kecil dan penurunan jumlah urine yang terjadi secara mendadak disertai maupun disertai permasalah kesehatan yang lain.
Mengingat belum diketahui pasti penyebab gangguan ginjal akut progresif atipikal ini, IDAI meminta orangtua menghindari aktivitas di ruang publik agar anak tidak terkena infeksi.
"Sebaiknya mengurangi aktivitas anak-anak khususnya balita yang memaparkan risiko infeksi (seperti kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker)," tulis IDAI.
Pernyataan IDAI selaras dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan lewat Juru Bicara Mohammad Syahril pada Rabu, 18 Oktober 2021 pagi.
"Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak mengkonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan," kata Syahril.
Di kesempatan itu, Syahril juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas. Â
Â
Advertisement
Jalankan Hidup Bersih dan Sehat
Sembari menunggu hasil investigasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan, Ketua IDAI, Piprim Basarah Yanuarso menyarankan orangtua agar terus meminta anak menjalankan pola hidup bersih dan sehat.Â
"Pada sebuah kasus penyakit yang kita enggak tahu apa sebabnya, terapinya bagaimana maka perlu kita terapkan PHBS seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjauhi kerumunan," kata Piprim dalam live Instagram bersama IDAI pada Selasa, 18 Oktober 2022.Â
Selain itu, berikut rekomendasi Piprim lainnya untuk menjaga kesehatan anak:
- Kebutuhan tidur tercukupi
"Tidur itu salah satu hal yang meningkatkan imunitas anak, maka pastikan tidurnya tercukupi. Jangan sampai anak begadang sampai malam, main gim tanpa diketahui," kata Piprim.
- Aktif bergerak
- Hindari kebanyakan mengonsumsi camilan tinggi gula
"Camilan tinggi gula ini sangat inflamatif dan pada kondisi seperti saat ini kita hindari inflamasi yang berlebihan," lanjut Piprim.
Hal senada juga disampaikan Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, MKM.Dengan menjaga gaya hidup sehat dan bersih serta menyantap makanan sehat pada buah hati, orangtua dapat membantu anak terhindar dari berbagai penyakit.
Dia mengingatkan orang tua untuk memberikan makanan-makanan sehat, bukan makanan-makanan yang justru memperberat ginjal anak.
"Ginjal adalah organ yang menyaring asupan dalam tubuh, tentu kalau makanan yang masuk sembarangan, kerjanya berat," jelas dia.
"Oleh karena itu, (terapkan) perilaku hidup bersih dan sehat secara menyeluruh, tak cukup hanya cuci tangan tapi secara komprehensif," pesan dia mengutip Antara.
Â
Â
Reporter: Lydia Fransisca
Sumber: Merdeka.com
Â