Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca cerah berawan terjadi di seluruh provinsi DKI Jakarta, begitu pun Kepulauan Seribu, pada Senin pagi, 24 Oktober 2022.
Siang harinya dilaporkan BMKG bakal turun hujan disertai petir dan berpotensi angin kencang di sejumlah titik Ibu Kota pada sore hari.
"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang pada sore hingga menjelang malam hari di wilayah Jaksel dan Jaktim," info BMKG diperingatan dini cuaca, Senin.
Advertisement
Baca Juga
Sementara, cuaca berawan terjadi untuk wilayah Depok, Bogor juga Bekasi, terkecuali Tangerang diprediksi cerah berawan di pagi hari.
Sedangkan hujan dilaporkan BMKG turun di siang hari dan sebagian wilayah berpotensi hujan angin.
"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada waktu antara siang/sore hingga menjelang malam hari di wilayah Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab dan Kota Bekasi," kata BMKG.
Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Jakarta Pusat | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Jakarta Selatan | Cerah Berawan | Hujan Petir | Berawan |
Jakarta Timur | Cerah Berawan | Hujan Petir | Berawan |
Jakarta Utara | Cerah Berawan | Berawan | Berawan |
Kepulauan Seribu | Cerah Berawan | Berawan | Berawan |
Bekasi | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Depok | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Bogor | Berawan | Hujan Sedang | Berawan |
Tangerang | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
BMKG: Fenomena La Nina Triple Dip Jadi Ancaman Negara-Negara di Dunia
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan fenomena La Nina "triple-dip" 2020-2023 (tiga tahun beruntun) menjadi ancaman bagi banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
Fenomena tersebut sebelumnya pernah terjadi dari 1973 -1975 serta 1998-2001. Fenomena ini akan berpengaruh terhadap pola cuaca-iklim di Indonesia. Salah satunya menyebabkan sebagian wilayah Indonesia mengalami musim hujan lebih awal.
La Nina sendiri adalah fenomena mendinginnya suhu permukaan laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di bawah kondisi normalnya.
Di sisi lain, pendinginan SML di Samudra Pasifik tersebut diikuti oleh menghangatnya SML di perairan Indonesia sehingga menggiatkan pertumbuhan awan awan hujan dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.
Fenomena ini sudah dimulai pada pertengahan 2020 dan diprediksi akan tetap berlangsung hingga akhir tahun 2022 dan kemungkinan berlanjut hingga awal tahun 2023, sehingga dinamai "Triple Dip".
Advertisement
Waspadai Penyakit yang Bisa Timbul di Musim Hujan
Dipaparkan Dwikorita, pola cuaca La Nina adalah salah satu dari tiga fase El Niño Southern Oscillation (ENSO). Ini mengacu pada suhu permukaan laut dan arah angin di Pasifik dan dapat beralih antara fase hangat yang disebut El Niño, fase yang lebih dingin dengan sebutan La Niña, dan fase netral.
Fenomena La Niña membawa dampak peningkatan curah hujan di banyak tempat di Indonesia, meski sebenarnya dampak La Nina tidak pernah sama karena dipengaruhi faktor lainnya.
"Yang perlu juga diwaspadai adalah penyakit yang biasa muncul di musim hujan, mulai dari diare, demam berdarah, Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit kulit, dan lain sebagainya. Semua harus bersiap," imbuhnya.