Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca cerah berawan menyelimuti wilayah DKI Jakarta Sabtu (22/10/2022) pagi.
Sementara, hujan ringan turun di sebagian besar titik Ibu Kota siang nanti dan disusul petir dan angin kencang hingga sore hari.
Advertisement
Baca Juga
"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dengan durasi singkat di sebagian wilayah Jakbar, Jaksel dan Jaktim pada siang dan sore hari," kata BMKG diperingatan dini cuaca hari ini, Sabtu.
Sedangkan langit berawan menaungi daerah penyangga Jakarta pagi ini. Siang hari, hujan intensitas ringan turun di wilayah Bogor, Tangerang, Depok juga Bekasi.
BMKG kembali menginformasikan potensi hujan angin dibarengi petir terjadi hingga menjelang malam untuk sebagian Kota Depok dan Bogor.
"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada waktu antara siang/sore hingga menjelang malam hari di sebagian wilayah Kab dan Kota Bogor, Kota Depok," jelas BMKG.
Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Jakarta Pusat | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Jakarta Selatan | Cerah Berawan | Hujan Petir | Berawan |
Jakarta Timur | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Jakarta Utara | Cerah Berawan | Berawan | Hujan Ringan |
Kepulauan Seribu | Cerah Berawan | Berawan | Hujan Ringan |
Bekasi | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Depok | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Bogor | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Tangerang | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
BMKG: Fenomena La Nina Triple Dip Jadi Ancaman Negara-Negara di Dunia
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan fenomena La Nina "triple-dip" 2020-2023 (tiga tahun beruntun) menjadi ancaman bagi banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
Fenomena tersebut sebelumnya pernah terjadi dari 1973 -1975 serta 1998-2001. Fenomena ini akan berpengaruh terhadap pola cuaca-iklim di Indonesia. Salah satunya menyebabkan sebagian wilayah Indonesia mengalami musim hujan lebih awal.
La Nina sendiri adalah fenomena mendinginnya suhu permukaan laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di bawah kondisi normalnya.
Di sisi lain, pendinginan SML di Samudra Pasifik tersebut diikuti oleh menghangatnya SML di perairan Indonesia sehingga menggiatkan pertumbuhan awan awan hujan dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.
Fenomena ini sudah dimulai pada pertengahan 2020 dan diprediksi akan tetap berlangsung hingga akhir tahun 2022 dan kemungkinan berlanjut hingga awal tahun 2023, sehingga dinamai "Triple Dip".
Hal tersebut mengemuka dalam acara Mini Symposium 17th Annual Indonesia-U.S. BMKG-NOAA Partnership Workshop yang dilaksanakan secara virtual, Jumat (14/10/2022). Hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut di antaranya Sidney Thurston, Ph.D, Dr. Andri Ramdhani, Prof Mike McPhadden, Dr. Amsari Setiawan, dan Dr. Chidong Zhang.
Advertisement
Waspadai Penyakit yang Bisa Timbul di Musim Hujan
Dipaparkan Dwikorita, pola cuaca La Nina adalah salah satu dari tiga fase El Niño Southern Oscillation (ENSO). Ini mengacu pada suhu permukaan laut dan arah angin di Pasifik dan dapat beralih antara fase hangat yang disebut El Niño, fase yang lebih dingin dengan sebutan La Niña, dan fase netral.
Fenomena La Niña membawa dampak peningkatan curah hujan di banyak tempat di Indonesia, meski sebenarnya dampak La Nina tidak pernah sama karena dipengaruhi faktor lainnya.
"Yang perlu juga diwaspadai adalah penyakit yang biasa muncul di musim hujan, mulai dari diare, demam berdarah, Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit kulit, dan lain sebagainya. Semua harus bersiap," imbuhnya.