Pengamat: Duet Gus Yahya-Puan di Pilpres 2024 Bisa Jadi Nostalgia Gus Dur-Mega

Menurut Hensat, PDIP bisa mengusung duet Gus Yahya-Puan sendiri tanpa harus berkoalisi dengan parpol lain. Dengan begitu, Pilpres 2024 berpeluang diikuti oleh empat pasangan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 29 Okt 2022, 20:05 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2022, 18:51 WIB
Puan Maharani dan Gus Yahya
Ketua DPR Puan Maharani bersilaturahmi ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Kehadirannya disambut langsung Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. (Foto: Humas DPR)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio menilai, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani bisa menjadi pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 2024 yang ideal.

Menurut dia, duet ini bisa menjadi nostalgia zaman reformasi saat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi presiden dan wakil presiden periode 1999-2001.

"Capres cawapres ini kan belum ada yang pasti. Kemudian kalau misalnya memang Mbak Puan nomor 1 atau nomor 2, tapi kalau nomor 2 ini bisa seperti nostalgia zaman reformasi waktu Gus Dur dan Megawati jadi pasangan," kata Hendri Satrio kepada Liputan6.com, Sabtu (29/10/2022).

Menurut dia, PDIP bisa mengusung Gus Yahya dan Puan menjadi pasangan capres-cawapres tanpa harus berkoalisi dengan partai manapun. Pasalnya, PDI Perjuangan memiliki 20 persen kursi di DPR RI yang merupakan syarat pencalonan presiden.

"Kalau kemudian Gus Yahya dan Puan ini jadi pasangan capres cawapres ini pasangan yang serius ini, bukan kaleng-kaleng dan kalau ini terjadi, Gus Yahya-Puan ini bisa maju sendiri ya kan," katanya.

Pria yang akrab disapa Hensat ini memprediksi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan hengkang dari PDIP dan bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Dia mengatakan, iklim demokrasi di Indonesia akan bagus apabila memiliki empat pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024.

"Ganjar gimana? Mungkin Ganjar hengkang dari PDIP dan gabung KIB. Jadi kita punya empat calon, Gus Yahya-Puan, terus Prabowo, terus Anies Baswedan, terus Ganjar. Bagus untuk demokrasi," tutur Hendri.

"Ya mungkin (ini) bisa jadi salah satu masukan," sambung dia.

 

PDIP Belum Umumkan Capres-Cawapres 2024

Megawati Buka Rakor Politik dan Keamanan PDIP
Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Bidang Politik dan Keamanan PDIP non aktif Puan Maharani mengikuti Rakor Bidang Politik & Keamanan Tingkat Nasional, Jakarta, Kamis (3/5). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Seperti diketahui, Ketus Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hingga kini belum mengumumkan sosok Capres-Cawapres yang akan diusung pada Pilpres 2024. PDIP juga belum memutuskan dengan partai mana akan berkoalisi di Pilpres mendatang.

Sejauh ini, Puan Maharani telah melakukan safari politik dengan sejumlah ketua umum partai untuk menjajaki keja asama politik, mulai dari Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, hingga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. 

Infografis Sentilan Sekjen PDIP Usai NasDem Deklarasi Capres 2024. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Sentilan Sekjen PDIP Usai NasDem Deklarasi Capres 2024. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya