HEADLINE: Banjir Pujian Penyelenggaraan KTT G20 dan Presidensi G20 Jokowi, Keuntungan buat Indonesia?

Hingar bingar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang telah disiapkan pemerintah Indonesia sudah mencapai puncaknya. Hampir seluruh pemimpin negara hadir di pulau Bali.

oleh Septian DenyDelvira HutabaratMaulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 17 Nov 2022, 00:03 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2022, 00:03 WIB
Salam Hangat Presiden Jokowi untuk Pemimpin Dunia di KTT G20
Perdana Menteri India Narendra Modi menyapa Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi yang menyambutnya pada hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022) pagi. Setidaknya total 17 kepala negara G20 akan menghadiri KTT dua hari ini. (Kevin Lamarque/Pool via AP)

Liputan6.com, Jakarta Hingar bingar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang telah disiapkan pemerintah Indonesia sudah mencapai puncaknya. Hampir seluruh pemimpin negara hadir di pulau Bali.

Meski telah ditutup dan estafet sudah diserahkan ke pemerintah India, puja puji para tamu negara yang hadir atas jamuan Indonesia tak terelakan.

Sebut saja, salah satunya datang dari Presiden International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach ketika menghadiri jamuan makan siang di Bamboo Dome di The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali. Ia mengutarakan, tema KTT G20 seusai dengan moto baru IOC, yang jelas selaras menggemakan semangat Olimpiade.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyampaikan penghargaan kepada Presiden Joko Widodo atas perannya dalam Presidensi G20. Keduanya telah bertemu di The Apurva Kempinski, Senin 14 September 2022.

Bahkan, Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberikan gestur hormat dengan mengangkat tangan kanan sejajar kening ketika menemui Presiden Jokowi saat tiba di The Apurva Kempinski, lokasi penyelenggaraan KTT G20.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese melalui akun Instagram pribadinya @albomp, menyebut Indonesia sebagai teman yang memiliki kesamaan pandangan terhadap perdamaian serta kemakmuran Indo-Pasifik.

Pemerintah Rusia, melalui Kementerian Luar Negeri, sebelumnya juga menyuarakan rasa hormatnya atas Presidensi Indonesia pada G20 karena membawa pesan pemersatu.

Tak hanya para pejabat negara, ucapan salut atas kepemimpinan Indonesia pada G20 juga disampaikan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres.

Menurut Guterres, Indonesia yang memimpin dalam ketegangan geopolitik yang memicu gejolak ekonomi telah berhasil mendorong dialog di antara negara G20.

"Saya mengagumi apa yang sudah dilakukan Indonesia sebagai (pemegang tampuk) Presidensi G20, di bawah Presiden Joko Widodo," kata Guterres.

Guru besar hukum internasional UI Hikmahanto Juwana juga berpandangan bahwa KTT G20 ini berhasil dihelat. Ada beberapa indikatornya, sebut saja hampir semua kepala negara dan pemerintahan hadir.

"Selama penyelenggaraan keamanan terkendali. Berbagai program dari tiga fokus dari tema yang diusung oleh Indonesia selama 1 tahun berhasil disepakati," kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (16/11/2022).

Selain itu, banyak menuai apresiasi dunia di mana ada keinginan dan upaya Presiden Jokowi untuk menyelesaikan perang antara Rusia-Ukrania, meski itu masih berlangsung.

"Tidak ada negara yang kehilangan muka dalam Leaders' Declaration," ungkap Hikmahanto.

Adapun dalam dokumen Leaders' Declaration yang diterima Liputan6.com, terdapat 52 poin yang dijabarkan sebagai hasil akhir pertemuan KTT G20 Bali 2022.

Beberapa diantaranya, menyinggung soal komitmen terhadap adopsi praktik inovatif dan teknologi semisal inovasi digital pada sistem pangan dan agrikultur, serta permintaan pada Organisasi Pangan dan Agrikultur (FAO) dan Bank Dunia seputar hasil pemetaan tentang kerawanan pangan.

Selain itu, lanjut Hikmahanto, meski disinggung soal perang Rusia-Ukrania, disebutkan KTT G20 bukanlah forum untuk menyelesaikan masalah politik.

"Namun diakui bahwa masalah keamanan sangat berdampak pada ekonomi global," jelas dia.

Sementara, Peneliti senior Marapi Consulting and Advisory Beni Sukadis memandang sukses atau tidaknya tergantung dari implementasi hasil KTT G20 itu dijalankan oleh Indonesia dan negara lain atau tidak.

"Harus dilihat secara detail bahwa KTT G20 adalah forum negara negara yang termasuk dalam ekonomi besar secara GDP yang diadakan setiap tahun. Artinya apakah komunike bersama G20 memiliki dampak langsung terhadap rakyat atau kah hanya pertemuan seremonial saja," kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (16/11/2022).

Dia menegaskan, justu yang harus dilihat kesepakatan-kesepatan bilateral yang dapat dicapai atau tercapai diantara negara G20 dalam pertemuan di luar forum G20. Seperti pertemuan RI dan AS dalam kesepakatan kemitraan strategis bilateral.

"Jika Indonesia mendapatkan bantuan teknis dan/atau grant dalam isu perubahan iklim, pengurangan emisi, peningkatan kapasitas lembaga, konektivitas digital, dan lainnya dalam kerangka kemitraan AS-RI tersebut, maka itu menjadi prestasi nyata dibandingkan komunike bersama yang tidak memillki dampak langsung bagi rakyat Indonesia," ungkap Beni.

Sehingga, sukses atau tidaknya sangat relatif. Kembali lagi, apakah kesepakatan bilateral tersebut memang ada yang menguntungkan Indonesia atau tidak sama sekali.

"Jadi kesuksesan itu menjadi relatif, karena harus dilihat secara detail lagi," jelas dia.

 

Infografis Indonesia Banjir Pujian di KTT G20
Infografis Indonesia Banjir Pujian di KTT G20 (Liputan6.com/Triyasni)

Bisa Berdampak Baik

Di lain sisi, Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin menilai pujian berbagai negara akan membawa dampak baik bagi Indonesia.

"Saya melihat kesepakatan-kesepakatan bilateral yang dibuat Pemerintah Indonesia dengan beberapa negara tersebut adalah sebuah capaian yang bagus dan memang sektor kerjasamanya sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun perlu diingat bahwa, hal yang paling penting adalah bagaimana kemudian implementasi dari kesepakatan nantinya di lapangan oleh kementerian terkait," kata Hasanuddin saat dikonfirmasi, Rabu (16/11/2022).

Salah satu keuntungan bagi Indonesia, lanjutnya, adalah mempererat hubungan bilateral dan kerjasama di berbagai bidang.

"Dalam konteks bilateral, itu adalah sebuah prestasi bagi Indonesia karena mempererat hubungan bilateral dengan negara lain. Akan tetapi, forum G20 itu adalah forum multilateral, sehingga ukuran prestasinya adalah kesepakatan kolektif para anggota G20. Kesepakatan inilah yang masih kita tunggu, terutama mengenai apa langkah bersama dari negara-negara G20 untuk mengantisipasi dampak dari potensi krisis energi dan pangan," jelasnya.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR Bobby Rizaldy menyatakan pujian dari negara lain hanya sebatas penyelenggaran dan bukan hal substantif.

"Pujian tersebut bermakna Presidensi Indonesia di G20 ini sukses baik hal non substantif seperti penyelenggaraan, keamanan, kenyamanan dan substantif seperti tercapainya kesepakatan yang melanjutkan kesepakatan sebelumnyanya dan menjadi giat G20 selanjutnya," kata dia.

Meski demikian, Bobby menyebut pujian itu tentu menguntungkan Indonesia bahwa Indonesia diakui oleh dunia.

"Keuntungannya bahwa kepemimpinan Indonesia diakui anggota G20 yg notabene adalah negara-negara besar dunia yang menguasai 65% pasar dunia, sehingga ke depan Indonesia merupakan faktor berpengaruh dalam tiap pengambilan kebijakan multilateral yang berdampak pada kesejahteraan bangsa," kata dia.

 

 

 

KTT G20 Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Bali

Pemimpin Dunia Tanam Mangrove Bersama di Sela KTT G20
Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi (kanan) memberi isyarat di samping Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan para pemimpin dunia lainnya pada acara penanaman mangrove di sela-sela pertemuan KTT G20 di Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Indonesia, Rabu (16/11/2022). Para pemimpin dunia menanam mangrove bersama untuk menekankan peran penting menangani krisis iklim. (Mast Irham/Pool Photo via AP)

Ajang Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 berhasil meningkatkan pertumbuhan perekonomian Bali hingga 8,1 persen secara year on year (yoy) pada kuartal ketiga tahun 2022.

Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno.

"Ini merupakan peningkatan yang sangat besar dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 3,05 persen," kata Sandiaga dalam konferensi pers Kemenparekraf di Bali International Convention Center, Nusa Dua, dikutip Rabu (16/11/2022).

Sandiaga mengatakan, pelaksanaan KTT G20 di Bali kata Sandiaga juga mendorong peningkatan angka penerbangan internasional dari dan ke luar Bali. Menyusul, banyaknya jumlah delegasi anggota maupun tamu undangan untuk menghadiri ajang bergengsi tersebut.

"Frekuensi penerbangan internasional ke Bali dan destinasi-destinasi lain ke Indonesia juga akan semakin meningkat," ungkap Sandiaga.

Sandiaga menuturkan, dalam upaya meningkatkan sektor parekraf Tanah Air pasca KTT G20, pihaknya akan berupaya menambah jumlah penerbangan internasional ke Indonesia. Kemenparekraf melakukan berbagai upaya promosi, digitalisasi dan menyiapkan berbagai paket wisata baru bagi wisatawan nusantara dan mancanegara. Salah satunya adalah paket wisata pesiar atau sea cruise.

"Kita akan menggabungkan berbagai destinasi-destinasi di Bali dan lainnya dengan paket-paket cruise," tutur Sandiaga.

Dia pun optimis, pada kuartal keempat tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Bali diproyeksi akan terus berlanjut ke arah pemulihan yang kuat berkat perhelatan KTT G20.

"Kami harap KTT G20 menjadi puncak pertumbuhan ekonomi Bali bersamaan dengan masa libur akhir tahun akan membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja berkualitas di Bali," katanya.

 

Infografis Acungan Jempol untuk Presidensi G20 Jokowi
Infografis Acungan Jempol untuk Presidensi G20 Jokowi (Liputan6.com/Triyasni)

Disambut Baik Pengusaha

B20 Summit Indonesia 2022 yang menjadi rangkaian acara KTT G20, sukses menghasilkan komunike yang menekankan pada inovasi, inklusi dan kolaborasi guna menyelamatkan dunia dari berbagai ancaman krisis.

Dokumen ini berisi 25 rekomendasi kebijakan dan 68 policy actions, yang akan disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke para pemimpin negara G20 dalam konferensi tingkat tinggi, atau KTT G20 2022.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno optimistis komunike B20 bisa jadi solusi selamatkan dunia dari krisis, asalkan seluruh negara anggota G20 fokus pada aksi konkret bersama.

"Selama hasil komunike dikerjakan oleh seluruh anggota G20, saya yakin bisa mengurangi krisis yang akan terjadi di tahun 2023," ujar Benny kepada Liputan6.com, Selasa (15/11/2022).

Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini pun memahami, kekuatan negara anggota G20 sendiri masih belum seimbang, lantaran ada yang pendapatan per kapitanya sudah tinggi dan ada yang masih rendah.

Namun, ia tetap yakin hasil komunike B20 bisa ditindaklanjuti di KTT G20 Bali, sehingga jadi obat untuk meredakan krisis yang terjadi.

"Walaupun ukurannya masih berbeda antara yang kaya dan miskin, selama ada kesepahaman dan akhir sepakat, maka hal tersebut bisa menghasilkan yang terbaik," kata Benny.

Benny mengatakan, dirinya dan para pengusaha lain berharap Jokowi bisa menyuarakan akar masalah dari krisis ekonomi yang terjadi di dunia saat ini, konflik geopolitik Rusia-Ukraina, yang memicu terjadinya krisis pangan dan krisis energi.

"Perang harus berhenti, supply pangan dan bahan bakar harus lancar," pinta dia.

Menurutnya, semua negara anggota G20 harus saling berkolaborasi, tanpa perlu terlalu lama berpikir terkait proses eksekusinya. "Harus saling bantu pokoknya, kan semangatnya inclusive dan kolaborasi," tandas Benny.

Infografis Salam Hormat Joe Biden untuk Jokowi di KTT G20
Infografis Salam Hormat Joe Biden untuk Jokowi di KTT G20 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya