Liputan6.com, Jakarta Peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat Pulau Obi terus didorong oleh Harita Nickel. Perusahaan tambang dan hilirisasi nikel di Pulau Obi ini telah menjalin kerja sama dengan sejumlah kelompok tani yang merupakan penyuplai lokal kebutuhan pangan bagi seluruh tenaga kerja yang jumlahnya mencapai 20 ribuan lebih. Kerja sama tersebut bermula dari adanya kebutuhan pangan untuk karyawan.
Selain menjalin kerja sama pemenuhan kebutuhan pangan karyawan, Harita Nickel juga membantu proses distribusi panen para petani desa. Sejauh ini, sudah ada 3 kelompok tani yang menjadi penyuplai.
Ketiganya tergabung dalam KSU Anisa Jaya dengan total anggota 25 orang, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Ora et Labora yang beranggotakan 15 orang dan selebihnya dari Kelompok Tani Akelamo Jaya. Total ada 54 penyuplai yang tersebar di Desa Kawasi, desa tempat operasional perusahaan, dan Kecamatan Laiwui.
Advertisement
Di Kecamatan Laiwui sendiri perusahaan telah membina 10 kelompok tani hortikultura, 1 kelompok tani ternak bebek, dan 1 kelompok nelayan. Begitu juga di Desa Kawasi telah dibina kelompok nelayan, selain kelompok tani tadi.
Nur Eneng Dahmad, salah seorang anggota kelompok usaha tani yang sudah menjadi penyuplai kebutuhan pangan Harita Nickel sejak tahun 2016, menuturkan bahwa kerja sama tersebut mampu membuahkan hasil positif untuk perekonomian warga sekitar, khususnya ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok tani.
“Banyak hal yang berubah secara kehidupan, khususnya ekonomi melalui kerja sama yang dibangun. Bukan hanya memberikan manfaat ekonomi untuk pribadi saja, tapi ibu-ibu dari kelompok tani juga,” tutur Eneng saat dihubungi tim Liputan6.com, Jumat (25/11/2022).
Bergerak di Berbagai Bidang
Selain pertanian, penyuplai yang bekerja sama dengan Harita Nickel bergerak di berbagai bidang dan hampir seluruhnya sudah berbadan hukum. Bagusnya, penyuplai yang ada mewakili sekelompok warga maupun petani desa setempat.
Rata-rata komoditas yang disuplai berupa sayuran, buah-buahan, ayam, daging sapi, ikan, dan bahan-bahan dapur kering. Bahan-bahan lokal tersebut disalurkan kepada perusahaan melalui vendor atau pihak ketiga yang mengatur pemenuhan kebutuhan makan karyawan. Tentu saja dilakukan seleksi kualitas produk oleh vendor ini.
Mulai tahun depan, bidang yang difokuskan tidak hanya seputar hortikultura semata, tapi akan merambah ke bidang lainnya. Eneng mengatakan bahwa Kelompok Tani Akelomo Jaya akan merambah ke bahan baku lainnya, seperti pembuatan es balok.
“Awal tahun depan, kami akan melakukan usaha baru, yaitu produksi es balok. Kami memilih es balok karena ada sejumlah masyarakat di Obi ini yang berprofesi sebagai nelayan. Jadi kami ingin membantu nelayan untuk menjaga kesegaran ikan hasil tangkapan mereka dengan menyuplai es balok,” tuturnya.
Sebagai informasi, total omzet yang sudah didapatkan kelompok tani tersebut jumlahnya sangat fantastis. Total omzet yang diperoleh seluruh penyuplai, jika diakumulasikan secara keseluruhan mencapai Rp 8 Miliar/bulan.
Advertisement
Harita Nickel Hadir Mendampingi Kelompok Tani Pulau Obi
Berkat kerja sama yang dibangun antara perusahaan dengan kelompok tani di Pulau Obi, pangsa pasar kelompok tani jauh lebih luas. Kelompok tani di Pulau Obi juga mendapatkan kontribusi positif dari perusahaan berupa edukasi tentang pertanian. Perusahaan memberikan pendampingan untuk peningkatan kualitas produksi dalam berbagai aspek serta manajemen pengelolaan distribusi.
Selain itu, perusahaan juga mendampingi para kelompok tani terkait penanganan pascapanen, seperti ikan harus disimpan dalam wadah berisi es batu dan berkondisi bersih, sayuran dan buah harus disortir terlebih dahulu untuk memastikan kualitasnya, dan lain sebagainya.
Eneng juga menceritakan bahwa ketika para kelompok tani mengalami kendala, seperti hasil panen yang tidak memuaskan dan mengakibatkan gagal panen karena musim hujan, perusahaan terus mendampingi dengan memberikan edukasi kepada para petani.
“Ketika hasil panen kami menurun dan gagal panen akibat musim hujan, perusahaan tetap melakukan pendampingan dan edukasi kepada kami. Baik itu dari sisi memilah benih yang cocok, menjaga unsur hara tanah, dan membantu dalam mencari jalur distribusi baru,” ungkapnya.
Kendala yang muncul tak hanya gagal panen, tapi juga keterbatasan produksi atau lahan dan masalah transportasi laut yang kerap jadi kendala dalam hal suplai sayur dan buah-buahan. Hal tersebut menjadi faktor yang memengaruhi kecukupan kebutuhan perusahaan untuk karyawannya.
Untuk meminimalisir kendala tersebut, Eneng pun berharap bahwa perusahaan dapat memberikan pemerataan edukasi di bidang pertanian untuk kelompok tani di Pulau Obi.
“Harapan kami, edukasi melalui pendampingan yang dilakukan oleh perusahaan semakin merata untuk kelompok tani di Pulau Obi,” harapnya.
“Kami juga berharap bahwa perusahaan bisa mendukung usaha baru (es balok) yang akan dimulai di awal tahun 2023 dan memberikan dampak yang positif untuk kelompok tani juga nelayan di Pulau Obi,” tutupnya.
(*)