Ada Bom di Polsek Astana Anyar, Pemerintah Upayakan Keamanan Nataru

Deputi V Kepala Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani mengatakan pemerintah akan melakukan upaya agar masyarakat dapat merayakan nataru, usai serangan bom bunuh diri di Bandung.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 07 Des 2022, 17:36 WIB
Diterbitkan 07 Des 2022, 17:36 WIB
PENGAMANAN LOKASI LEDAKAN DI ASTANAANYAR
Petugas kepolisian meblokade jalan menuju insiden ledakan yang terjadi Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022). Kabid Humad Polda Jawa Barat Kombes Ibrahim Tompo menyebut ledakan akibat bom bunuh diri ini terjadi saat jajaran Polsek Astana Anyar tengah melakukan apel pagi. (AP Photo/Ahmad Fauzan)

Liputan6.com, Jakarta Deputi V Kepala Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani mengatakan pemerintah akan melakukan upaya agar masyarakat dapat merayakan Natal dan Tahun Baru (Nataru), menyusul adanya serangan bom bunuh diri di Bandung. Pada Rabu (7/12/2022), seseorang meledakkan bom di Polsek Astana Anyar Kota Bandung Jawa Barat.

"Upaya pemerintah khususnya Densus 88 pasti ada. Polri dengan dibantu TNI dan pemerintah Daerah selalu menggelar operasi pengamanan Natal dan Tahun Baru, agar masyarakat dapat merayakan Natal dan berlibur dengan aman," kata Jaleswari kepada wartawan, Rabu (7/12/2022).

Menurut dia, Densus 88 sudah melakukan berbagai langkah antisipasi tindakan terorisme sejak November 2022. Selain Nataru, Jaleswari menuturkan TNI-Polri melakukan pengamanan menjelang pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Kaesang Pangarep di Solo.

"Densus 88 sendiri sudah sejak November melakukan berbagai langkah antisipasi, khususnya gangguan kamtibmas yang terkait serangan terorisme," ujar Jaleswari.

"Termasuk dalam pengamanan kegiatan seperti pernikahan putera presiden," sambung dia.

Jaleswari menegaskan, pemerintah memantau jejaring kelompok dan organisasi radikal, termasuk individu-individu yang berafiliasi dan berbaiat dengan organisasi teroris. Sehingga, bagi mereka yang terlibat dalam serangan bom bunuh diri seperti ini tidak akan lolos dari proses hukum.

"Aparat sedang melakukan pendalaman peristiwa dan akan melakukan proses penegakan hukum," ungkap Jaleswari.

 

9 Korban, 1 Meninggal Dunia

Sebelumnya, aksi bom bunuh diri terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu pagi ini (7/12/2022). Polri merilis data sementara korban aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat. Satu di antaranya meninggal dunia dari anggota polisi.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyampaikan, total ada sembilan korban terdampak bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.

"Update korban peristiwa bom bunuh diri TKP Polsek Astana Anyar dari anggota Polri satu orang meninggal dunia, tiga luka berat, empat luka ringan. Dari masyarakat satu orang luka ringan," tutur Ahmad kepada wartawan, Rabu (7/12/2022).

Senada dengan Divhumas Polri, Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Ibrahim Tompo menyampaikan bahwa satu anggota polisi meninggal dunia akibat aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat.

"Jadi korban delapan anggota, dan satu meninggal anggota, pelaku meninggal. Tujuh dalam perawatan," tutur Ibrahim kepada wartawan, Rabu (7/12/2022).

Eks Napiter Bom Panci Cicendo

Polsek Astana Anyar (istimewa)
Sebuah ledakan yang diduga merupakan bom bunuh diri terjadi di Kantor Polsek Astanaanyar, di Jalan Astana Anyar 340, Nyengseret, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022), sekitar pukul 08.30 WIB.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyambangi Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, yang menjadi sasaran aksi bom bunuh diri. Nyatanya, pelaku merupakan mantan narapidana terorisme atas nama Agus Sujianto alias Abu Muslim bin Wahid.

"Dari hasil sidik jari dan kemudian juga kita lihat dari face recognition identik menyebut identitas pelaku Agus Sujarno atau Agus Muslim. Yang bersangkutan pernah ditangkap karena peristiwa bom Cicendo dan dihukum 4 tahun, di bulan September atau Oktober 2021 bebas," tutur Listyo di Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022).

"Tentunya kegiatan yang bersangkutan kita ikuti, namun demikian yang bisa dijelaskan. Pelaku terafilasi JAD Bandung atau Jabar dan tim terus bekerja menuntaskan peristiwa terjadi," sambungnya.

Diketahui, aksi bom bunuh diri terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu pagi ini (7/12/2022). Berdasarkan informasi yang diperoleh, pelaku merupakan mantan narapidana terorisme.

 

Bebas 14 Maret 2021

"Bahwa pelaku sempat ditahan di Lapas Kelas II A Pasir Putih Nusakambangan," tulis keterangan yang diterima terkait pelaku bom bunuh diri Polsek Astana Anyar.

Dia ditahan sejak 14 Maret 2017 dengan lama pidana kurungan penjara 4 tahun, sementara bebas pada 14 Maret 2021.

"Keterlibatan dalam kasus sebelumnya bahwa yang bersangkutan merakit bom bersama Yayat Cahdiat alias Abu Salam, dengan bahan material bom dibeli dengan menggunakan situs online dan mempelajari tutorial pembuatan bom dari jejaring internet serta sisa bahan material bom masih tersisadi kos-kosan," tulis keterangan tersebut.

Polri merilis data sementara korban aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat. Satu di antaranya meninggal dunia dari anggota polisi.

Lone Wolf

Kepala BNPT Boy Rafli Amar menduga bahwa pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung adalah pelaku yang bergerak sendiri atau lone wolf.

“Sementara iya lone wolf, tapi penyelidikannya adalah siapa yang membantu dia,” kata dia di Jakarta, Rabu (7/12/2022).

Boy juga menegaskan pihaknya tidak kecolongan terkait bom Bandung.

"Istilah kecolongan itu tidak pas ya, jadi kalau peristiwa seperti itu bukan kecolongan," ungkap dia.

Menurutnya, istilah kecolongan lebih tepat bila mencuri sesuatu, sementara aksi bom adalah kejahatan yang mencari kesempatan.

“Kecolongan itu mengambil barang milik orang lain sebgaian atau seluruhnya tanpa ijin ya. Itu artinya nyolong. Tapi kalau seperti ini pelaku kejahatan selalu mencari kesempatan. Selalu mencari. Jadi dia cari celah kapan, jamnya, bisa jadi ketika semua kita sedang tertidur, kita tidak ada ditempat. Tapi dilihat ada simbol yang layak untuk diserang,“ jelas Boy.

Boy juga menyayangkan kasus bom bunuh diri tersebut. Dia mengaku pihaknya perlu waktu untuk melakukan identifikasi.

“Siapa mereka? Kita perlu waktu untuk melakukan identifikasi dulu. Jadi prosedurnya jika tidak ada saksi-saksi dari kawannya, kita harus mendalami identitas orang yang menjadi pelaku bom bunuh diri. Nah ini sedang berjalan,” kata dia.

Menurutnya, saat ini tim forensik sedang bekerja.

“Ada berbagai cara tapi tim forensik kita pasti akan mengetahui. Perlu waktu bbrp saat. Semoga ada data pendukung seperti identitas. Jadi masih olah TKP. Karena kan peristiwa baru terjadi 8.20 WIB,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya