Liputan6.com, Jakarta - Polisi terus mendalami penyelikan kasus pembunuhan berantai Wowon Erawan alias Aki, dukun pengganda uang asal Cianjur. Dengan mengembangkan adanya potensi tersangka selain Solihin alias Duloh (60) dan M. Dede Solehudin (36).
"Terkait potensi adanya tersangka lain bisa tapi tetap didasar alat bukti tentunya, tidak serta Merta. Saat ini belum didapatkan perkembangan itu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko saat dikonfirmasi, Sabtu (21/1/2023).
Selain mencari kemungkinan tersangka baru, kata Trunoyudo, penyidik juga tengah melakukan tracing atau pelacakan aset dari hasil penipuan yang dilakukan Aki dan kawan-kawan yang didapat dari harta para korbannya.
Advertisement
"Tetapi untuk aset juga akan dilakukan tracing aset oleh penyidik. Apabila memang motifnya ekonomi karena harta orang lain ingin dikuasai kemudian ingin dibunuh ini juga akan dilakukan tracing aset terkait dengan nominal, aset tidak bergerak," jelasnya.
Pelacakan aset ini dilakukan dengan mencocokan antara pembelian dan perbuatan pidananya yang ini akan terlihat dari hasil penyidikan penyidik yang masih bekerja.
"Tapi saya menyampaikan bahwasanya penyidik direktorat reserse kriminal umum PMJ masih disana dan membuka posko dan menghimbau sekaligus pada masyarakat Cianjur yang sekitaran warga," imbaunya.
"Sekitar apabila ada relasi dan koneksi dengan pelaku para keluarganya yang saat ini tidak bisa dihubungi atau janggal. Ini bisa dilaporkan," imbuhnya.
Soal Aliran Dana
Sebelumnya, Fakta demi fakta baru terungkap dari kasus pembunuhan berantai dilakukan Wowon Erawan alias Aki, Solehudin alias Duloh dan M Dede. Terbaru, polisi menemukan aliran dana masuk ke rekening ke salah satu tersangka.
Dugaan kuat, uang dalam rekening itu milik sejumlah Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang dijanjikan kekayaan oleh ketiganya.
"Sejauh ini yang kami temukan ada aliran dana Rp1 miliar," ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di Cianjur, Jawa Barat, Jumat (20/1).
Rekening itu atas nama Dede Sholehudin. Dede juga menjadi korban saat sekeluarga di Bekasi diracun menggunakan seduhan kopi yang sudah dicampur zat kimia mematikan. Tetapi, Dede tak tewas. Dia masih menjalani perawatan di rumah sakit.
"Dede ini yang menghimpun dana dari sejumlah TKW," tegas Hengki.
Advertisement
Motif Ekonomi
Dugaan kuat, modus menjadi dukun pengganda kekayaan karena faktor ekonomi. Kasus ini menjadi masalah serius karena dalam upaya memperbaiki perekonomian mereka malah melakukan pembunuhan sejumlah orang. Bahkan turun mengorbankan dua anak kecil.
"Tetapi kalau motif ekonomi kenapa dua orang anak di bawah umur balita atas nama Bayu dan Neng Ayu ini yang harus dikorbankan oleh mereka," ujar Hengki penasaran.
Tetapi apapun bentuk kejanggalan yang ditemukan, kepolisian akan menindaklanjuti untuk mengetahui motif di baliknya.
Sembilan orang itu memiliki tempat kematian yang berbeda diantaranya tiga orang di Bekasi, lima orang Cianjur, satu orang tewas hanyut yang ditemukan di Garut. Sedangkan satu lagi belum dapat dipastikan
"Penyidikan kami ini sifatnya berkesinambungan, dari fakta ini kita dalami, ketemu fakta kita dalami lagi, sehingga apakah ada kemungkinan tersangka dan korban yang lain kita tuntaskan semua. Termasuk dalam motif," tutupnya.