Liputan6.com, Jakarta - Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E menceritakan jerih payahnya untuk menjadi anggota Polri saat sidang lanjutan dengan agenda pleidoi alias pembacaan nota pembelaan sebagai terdakwa kasus dugaan pembunuhan Brigadir J. Hingga akhirnya tersandung kasus pembunuhan Yoshua.
“Bahwa menjadi anggota Polri khususnya bagian dari keluarga Korps Brimob adalah suatu mimpi dan kebanggaan bagi saya dan keluarga, setelah menjalani empat kali tes Bintara dan terakhir Tamtama, yang di mana sepanjang perjalanan tes yang berkali-kali dari tahun 2016 hingga 2019, selama 4 tahun saya pun juga tetap bekerja sebagai sopir di sebuah hotel di Manado untuk membantu orang tua saya,” tutur Bharada E di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (25/1/223).
Bharada E tahu dengan pasti menjadi anggota Polri tidaklah mudah, namun dia juga tidak patah semangat dan terus bekerja keras. Terlebih, tumbuh di keluarga yang sangat sederhana membuatnya ingin membanggakan orang tua.
Advertisement
“Setelah ke empat kali mengikuti tes akhirnya saya dinyatakan lulus dengan peringkat satu di Polda Sulut, hal yang sangat membahagiakan dan membanggakan bagi saya dan keluarga di mana cita-cita saya hampir tercapai menjadi seorang Prajurit Brimob untuk mengabdi kepada negara dapat saya wujudkan,” jelas dia.
Dalam perjalanannya, Richard Eliezer mengaku menjalani pendidikan di Watu Kosek, Jawa Timur. Pada 30 Juni 2019, dia meninggalkan kota kelahirannya dari Manado ke Jawa Timur dengan membawa bekal sisa tabungan hasil kerja sebagai sopir.
“Saya ingat sebelum saya pergi di bandara saya berkata, ‘Ma saya sudah mau mengikuti pendidikan’, mama saya, dengan bangga sambil menangis memberi saya semangat dan doa, saya pun menangis menjawab ‘akan menjalankan pendidikan dengan baik agar papa mama bangga’. Saat itu papa saya masih bekerja sebagai seorang sopir dan mama saya seorang ibu rumah tangga yang menjalankan kegiatan sosial di gereja,” ujarnya.
Penugasan Pertama
Setelah menjalankan pendidikan, Bharada E mendapatkan penugasan pertama di Satgas Operasi Tinombala Poso selama 7 bulan, dari Maret sampai dengan Oktober 2020 sebagai navigasi darat. Penugasan berikutnya yakni di Manokwari, Papua Barat, dengan menjadi tim pengamanan Pilkada pada Desember 2020.
Kemudian, dia bertugas di SAR evakuasi Sriwijaya air SJ182 pada Januari 2021, disusul penugasan di Cikeas, Jawa Barat di Resimen 1 Pelopor periode Januari hingga Agustus 2021, serta mengikuti kegiatan sosial di kesatuan Resimen 1 Pelopor.
Pada September hingga November 2021, Bharada E dipercaya menjadi pelatih Vertical Rescue Resimen 1 Pelopor untuk melatih anggota untuk kesiapan menjadi Tim SAR. Masuk tanggal 30 November 2021, dia dipanggil ke Mako Brimob dan terpilih menjadi sopir Ferdy Sambo, yang saat itu menjabat sebagai Kadiv Propam Polri.
Advertisement
Tidak Pernah Menduga
“Saya tidak pernah menduga apalagi mengharapkan atas peristiwa yang sekarang menimpa diri saya, di masa awal-awal pengabdian saya atas kecintaan saya terhadap negara, dan kesetiaan kepada Polri khususnya Korps Brimob, saya dipilih menjadi ajudan yang di mana tugas saya menjaga dan mengawal atasan,” Bharada E menandaskan.