Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi sangat tepat memilih Bambang Susantono sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN). Alasannya, pria kelahiran Yogyakarta pada 4 November 1963 itu adalah pakar perencanaan infrastruktur dan transportasi.
Kepakarannya bisa dilihat dari jenjang pendidikan yang dia lalui. Lulus dari Fakultas Teknik Sipil ITB pada 1987, Bambang bekerja sebagai pegawai negeri di Departemen Pekerjaan Umum. Bambang kemudian melanjutkan program pascasarjana di Universitas California, Berkeley dan lulus pada 1996.
Baca Juga
Pada 1998, Bambang meraih gelar MSCE di bidang teknik transportasi di universitas yang sama. Pendidikan doktoral dia selesaikan pada tahun 2000 di bidang perencanaan infrastruktur dari Universitas California, Berkeley.
Advertisement
Setelah itu, karier Bambang terus menanjak. Dia antara lain pernah menjabat sebagai Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah periode 2007-2010.
Pada 2009, Bambang diangkat sebagai Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tugasnya membantu Menteri Perhubungan dalam membenahi sektor transportasi di Indonesia.
Kemudian Bambang menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Perhubungan setelah Menteri Perhubungan sebelumnya Evert Ernest Mangindaan mengundurkan diri karena terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019.
Sejak 2015, Bambang menjabat sebagai Wakil Presiden Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) dengan spesialisasi tugas urusan pengelolaan pengetahuan dan pembangunan berkelanjutan.
Pada Kamis 10 Maret 2022, Bambang dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara sebagai Kepala Otorita IKN. Pasal 1 angka 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara menyebutkan, Kepala Otorita IKN adalah kepala pemerintah daerah khusus Ibu Kota Nusantara.
Sementara, yang dimaksud dengan Otorita IKN yakni pelaksana kegiatan persiapan, pembangunan, dan pemindahan ibu kota negara, serta penyelenggara pemerintahan daerah khusus IKN.
Lantas, apa saja yang sudah dan akan dilakukan Bambang guna mewujudkan IKN? Berikut petikan wawancara Bambang Susantono dengan Sheila Octarina dalam program Bincang Liputan6.
Keluar dari ADB, Masuk ke IKN
Sebagai Kepala Otorita IKN apa saja tugas dan kewenangan Bapak?
Waduh, ini jawabnya bisa panjang ya. Tapi singkatnya, saya mengkoordinasikan semua kegiatan pembangunan di IKN atau Ibu Kota Nusantara. Kita tahu bahwa IKN ini akan menjadi tidak hanya ibu kota, tapi juga satu kota yang mencerminkan transformasi Indonesia ke depan. Jadi membangunnya nggak cuma 5-10 tahun, sampai 2045 membangunnya ya.
Jadi tugas kami adalah 4P sebetulnya, kalau berdasarkan ketentuan peraturan-perundangan. P pertama adalah persiapan, kita mempersiapkan kota itu supaya layak huni dan orang mau pindah.
P yang kedua adalah pembangunan yang kita sedang lakukan sekarang, membangun step by step tentunya ya, enggak langsung kayak Aladin, semuanya selesai gitu ya.
Yang ketiga adalah pemindahan. Nanti akan ada pemindahan dari Aparatur Sipil Negara, TNI-Polri dan juga swasta yang akan masuk ke sana kan. Dan P yang terakhir adalah penyelenggaraan pemerintahan.
Jadi 4P tadi ya, persiapan, pembangunan, pemindahan nanti mulai pindah, kemudian penyelenggaraan pemerintahan kalau nanti ibu kota ini nanti akan mulai berfungsi sebagai ibu kotanya Indonesia.
Kemudian, bagaimana prosesnya Bapak bisa dipilih Presiden Jokowi sebagai Kepala Otorita IKN?
Saya akhir Januari 2022 itu memang dihubungi oleh salah satu menteri. Ini memang bidang saya karena sekolahnya kebetulan di bidang perencanaan kota dan wilayah. Jadi diminta pendapatnya segala macam. Jadi kita brainstorming-nya dari Januari.
Kemudian yang mulai-mulai serius itu memang Februari. Dan pada tanggal 9 Maret saya bertemu dengan Presiden. Di situlah saya mendapatkan benar-benar satu visi yang utuh dari Beliau. Bahwa ini enggak cuman mindahin ibu kota saja seperti yang saya sebutkan tadi, tapi transformasi baru kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Pada 2045 Nusantara ini diharapkan menjadi super hub ekonomi Indonesia ya. Jadi satu tempat di mana Indonesia bisa nanti keluar dari middle income. Sekarang kan kita ini berpendapatan menengah ya. Di situ nanti kita melihat bahwa inilah peran dari Nusantara sebagai salah satu super hub ekonomi ke depan.
Tentunya ke sana itu ada transformasi dan transformasinya ini yang benar-benar dipesankan oleh Presiden bahwa ini adalah new ways of living, new ways of working, new ways of learning. Jadi kalau dilihat di kantor kami ini kan pakai coworking space, padahal ini organisasi pemerintahan. Tapi memang inilah keniscayaan baru.
Sebuah keputusan yang besar ketika Bapak menerima tawaran di Otorita IKN dan meninggalkan posisi Vice President di Asian Development Bank, kenapa?
Saya kira ini panggilan ya. Panggilan dan passion saya memang di bidang perencanaan kota dan wilayah. Dan kemudian melihat kesempatan ini adalah kesempatan yang mungkin oleh banyak orang yang seprofesi dengan saya melihatnya sebagai kesempatan yang langka. Jadi ingin mewujudkan satu dream, satu visi ke depan yang mungkin utopia, begitu ya.
Bagaimana kita tadi mempunyai kota yang enggak sama dengan kota yang sekarang, enggak bisa dalam bahasa gaulnya ojo dibandingke gitu ya. Karena kota ini nanti adalah kota misalnya untuk air minumnya bisa diminum langsung ya. Belum ada loh di Indonesia yang bisa gitu.
Kemudian nanti public transport-nya kalau ada bus itu sifatnya adalah autonomous, jadi dia enggak ada sopirnya. Rutenya pun on demand. On demand itu apa? Nanti misalnya ada calon penumpang mendaftar gitu ya, saya mau dari A ke B, ada yang dari X ke Z, ada yang dari R ke S itu nanti dia akan membuat satu rute sendiri.
Jadi enggak ada trip ataupun perjalanan yang sia-sia. Kan sekarang banyak, misalnya enggak ada orangnya, tapi harus lewat jalan itu, ngapain lewat jalan itu gitu ya. Ini contoh-contoh teknologi lompatan masa depan. Karena kota ini nanti akan smart nih, cerdas gitu kotanya.
Jadi pada waktu dikasih tantangan gitu ya let me do it gitu. Dan tentunya enggak bisa sendirian, banyaklah nanti elemen stakeholder yang lain, kemudian kementerian dan lembaga yang lain yang juga hingga saat ini menopang dan juga mendukung kami melakukan pembangunan di IKN.
Bapak tadi mengatakan air di IKN nanti bisa langsung diminum, bagaimana cara mengolahnya? Karena kita tahu air tanah di Kalimantan itu berwarna kecokelatan?
Karena sekarang teknologi itu sudah luar biasa ya, istilahnya ada water treatment plant, men-treat airnya itu nanti juga kita tentu enggak cuma bisa diminum, tapi dengan kekinian ini kita ngitung gitu sebetulnya, gizinya seperti apa, proteinnya seperti apa.
Jadi airnya itu benar-benar yang paling sehat yang bisa diminum lah gitu ya. Ini jualan kita ke depan nih. Jadi lingkungannya bagus, polusinya enggak ada gitu ya, karena semuanya nanti pakai electric vehicles. Airnya tadi bisa diminum, suplai airnya juga kita sekarang sedang membangun dam, ada dam yang akan beroperasi insyaAllah mulai tahun depan dan ini akan cukup hingga tahun 2030.
Jadi yang kita bayangkan kedepannya adalah satu kota dengan fasilitas kekinian, yang membuat orang bisa tadi new ways of living, working and learning.
Â
Advertisement
Sudah Jadi Destinasi Wisata
Jadi IKN akan menjadi smart city yang berisi smart people?
Smart city and smart people is equal, kan begitu ya? Kita ingin memberikan suatu fasilitas di mana teknologi kekinian itu akan membantu kita, membantu kita dalam arti bahwa teknologi itu kan sebetulnya alat bantu buat kita, memudahkan kita hidup sehari-hari, misalnya begitu.
Nanti misalnya untuk ke kepemerintahan enggak perlu kita ngurus. Kalau sekarang harus mengurus ke kelurahan, ke tempat wali kota segala macam, semuanya pakai apps gitu ya. Jadi sertifikat yang datang ke kita daripada kita yang datang ke kantornya gitu ya.
Kalau misalnya nanti ada yang melahirkan pengen surat kelahiran gitu ya, atau yang ingin menikah surat nikah ya semuanya pakai apps. Biarkan itu nanti berinteraksi sehingga kita mudah hidupnya, efisien dan bisa enjoy life gitu.
Itu sebetulnya yang kita inginkan ke depan sehingga efisiensi dan produktivitas orang di sana. Which is mungkin salah satu definisi dari smart people itu ya, jadi tidak work hard, tapi work smart dengan output dan produktivitas yang tinggi di sana.
Bapak tentu sudah punya bayangan dan gambaran tentang smart city bernama IKN?
Betul. Saya sebagai diaspora kan sebelum ini bekerja di luar 6,5 tahun baru pulang. Saya di ADB dulu itu juga sering keliling berbagai negara dan itu yang saya sebut knowledge management ya, manajemen pengetahuan.
Jadi kita punya pembandingan nih, di kota mana yang sudah oke, di mana yang belum oke? Smart city bagaimana di Jepang? Bagaimana di negara maju lainnya? Bagaimana di negara berkembang lainnya juga mulai menjadi satu bagian dari tagline. Hampir semua kota sekarang pengin jadi smart city. Jadi kalau kita cuma di sini-sini saja wah ketinggalan kita, kita harus lompat ke depan.
Tapi kalau di smart city semuanya serba digital, apakah tidak akan membuat berkurangnya lapangan pekerjaan di IKN?
Nah ini penting. Jadi kita harus menyiapkan apa yang disebut upskilling dan reskilling. Mungkin tugas-tugas itu nanti bergeser ke bagian tugas yang lain atau membutuhkan skill yang lebih tinggi. Contoh misalnya dengan Artificial Intelligence, kecerdasan buatan, dengan Big Data gitu ya, dengan Internet of Things, itu semua nanti akan berinteraksi.
Jadi kita harus bisa memanfaatkan itu. Yang kami lakukan sekarang salah satunya juga adalah memberdayakan masyarakat di sana. Masyarakat kan ada beberapa yang memang sudah hidup di sana, bagaimana mereka ini bisa jadi bagian dari lompatan-lompatan transformasi digital ke depan.
Kami ingin melihat mereka sebagai salah satu pelaku utama yang melakukan transformasi ini. Jadi mereka ada upskilling ada reskilling juga. Nah reskilling ini misalnya emak-emak di sana kita training untuk bikin bakeri, kita training untuk jadi barista. Ada yang sekarang juga menyiapkan konveksi. Ada juga yang nanti akan membuka kecil-kecilan laundry, misalnya gitu ya.
Itu mereka yang ingin jadi entrepreneur di sana. Tapi ada juga yang ingin sertifikasi ini, sertifikasi konstruksi. Karena akan banyak kan pembangunan ya. Jadi mereka ingin masuk di dalam pasar untuk konstruksi. Nah ini kita berikan pelatihan. Ada yang mau jadi operator alat berat, ada yang ahli beton misalnya, ada yang ahli baja dan sebagainya.
Pendek kata kita ingin bawa upskilling dan reskilling ini menjadi program yang memang akan dinamis terus. Tapi yang kita inginkan sekarang adalah yang existing dulu nih. Jangan sampai mereka ketinggalan nih, biarkanlah mereka menjadi bagian dari pembangunan IKN itu ke depan, jangan jadi penonton.
Kami juga mendapat kabar, meski masih dalam tahap awal pembangunan, lokasi IKN ramai dikunjungi warga layaknya lokasi wisata, apa benar, Pak?
Nah ini kalau saya boleh share juga, sekarang lagi hype nih, orang mau ke Titik Nol misalnya ya, mau foto-foto. Banyak yang FOMO (fear of missing out) juga nih, yang lain udah punya kita belum punya gitu kan.
Jadi kalau weekend itu, akhir minggu, Sabtu-Minggu itu bisa 5.000-6.000 orang yang datang ke sana untuk melihat gimana sih IKN itu gitu ya.
Bahkan kini ada satu fatsoen baru yang menyebutkan bahwa kalau ke Kalimantan, ke Balikpapan-Samarinda enggak ke IKN, belum sah katanya ha...ha...
Nah, kami sekarang ingin memberikan pengaturan yang lebih enak, yang lebih baik. InsyaAllah dalam beberapa minggu ini akan ada apps sehingga orang nggak berjubel-jubel. Nanti kita batasi jumlah pengunjungnya supaya mereka juga enjoy.
Apakah banyaknya pengunjung juga mengganggu pekerjaan di IKN?
Pernah dan sering sebetulnya, kalau mau jujur ya. Para kontraktor pekerja ini juga sempat komplain ke kita. Karena mereka bawa alat-alat berat yang besar-besar gitu ya. Di sisi lain juga kita ingin agar minat masyarakat untuk mengetahui ibu kotanya nanti seperti apa Nusantara ini juga terpenuhi.
Jadi kita atur itu bersama, sehingga orang tadi dari sisi keselamatan, dari sisi daya dukung lingkungan dan dari sisi kelancaran masing-masing, kenyamanan orang yang datang itu bisa sama-sama kita kelola, gitu.
Mereka yang berkunjung itu apakah dikenakan biaya?
Enggak, free. Cuma harus mengatur ya. Kan kadang-kadang kalau weekend itu seperti mengular itu traffic-nya. Nah itu yang kita ingin atur ya, supaya jangan juga kecewa ke sana bisa ngatur schedule dan kami sekarang juga sedang menyiapkan seperti rest area, rumah singgah.
Di mana rumah singgah itu nanti juga kita bisa melihat adat istiadat dari Saudara-Saudara kita yang di sana. Kalau ada cinderamata silakan juga di sana, itu juga menampung dari masyarakat yang ada di sana. Kemudian makanan-minuman yang dari sana seperti apa?
Pendek kata kita ingin menyuguhkan apa yang ada di sana. Kalau sekarang kan cuma ke Titik Nol, selfie-selfie FOMO gitu ya, habis itu enggak tahu mau ke mana. Nah ini kita coba juga memberikan info, data dan juga status kemajuan terakhir dari IKN itu nanti di situ.
Tahun Depan IKN Punya Penduduk 100 Ribu Orang
Berapa total pekerja yang sekarang beraktivitas di lokasi pembangunan IKN?
Kalau pekerja ini kan kita sekarang sedang menyelesaikan hunian pekerja konstruksi namanya, itu ada 22 tower yang kita harapkan sekitar 17.000 pekerja nanti akan mulai masuk ke situ.
Paling tidak ya, karena ini pasti akan menurut kami hitungan kami akan lebih tinggi dari ini. Jadi hanya untuk pekerja. Tapi ini memang konsep baru, karena sebelum ini kan kalau pekerja di konstruksi kadang-kadang mereka di bedeng-bedeng ya. Yang menurut saya sih tidak manusiawi.
Ada yang pakai tenda biru segala macam gitu ya. Nah ini kita bangunkan buat mereka satu hunian pekerja kayak flat gitu ya, kayak rusun empat lantai dengan fasilitas supaya mereka nanti juga bisa di situ, hidup di situ.
Dan kita percaya bahwa kalau kita taking care mereka itu produktivitasnya akan meningkat gitu. Nah, di antara itu nanti ada satu yang merupakan basecamp kami. Jadi akan ada satu lantai di mana staf-staf dari otorita juga akan berkantor di dalam di situ dengan para pekerja, konsultan, supplier dan lainnya.
Apakah para pekerja itu juga akan membawa keluarga mereka?
InsyaAllah, kalau nanti yang ASN terutama ya yang akan memboyong keluarganya. Kalau pekerja biasanya enggak ya, karena mereka kan temporary gitu ya. Cuman kita tentu ingin melihat jumlah yang besar ini sebagai sesuatu yang memang harus dikelola.
Kita harus ingat bahwa mungkin di antara mereka ada yang sakit perut, jadi harus ada kliniknya. Harus ada misalnya nanti fasilitas untuk mereka untuk sehari-hari ya kalau ada yang malas nyuci mau narok di laundry, laundry-nya di mana.
Fasilitas ini yang kita coba sediakan sehingga ada satu budaya baru di mana untuk proyek-proyek besar seperti ini kita memang menyediakan dormitory town istilahnya. Jadi ini yang dormitory town planning-nya beda dengan town planning seperti biasa.
Kalau untuk yang pindah secara permanen ke IKN akan didahului oleh ASN, benar ya, Pak?
Ya memang begitu. Jadi di pemindahan itu ada sekitar 16.990 orang yang akan mulai dipindahkan di 2024. Dari batch pertama sekitar 60 ribu orang ya. Jadi memang mereka harus pindah karena memang begitu tahun 2024 nanti Presiden Jokowi menandatangani Perpres.
Di Perpres itu menyatakan bahwa mulai detik ini maka ibu kota pindah ke Nusantara, 2024 ya. Begitu ada tekenan itu kan harus ada ASN, TNI-Polri yang bisa bertugas di sana untuk melayani warga ya.
Selain 16.990 tadi plus lagi mereka yang sudah bekerja di sana ataupun sudah hidup di sana. Plus lagi pekerja tadi yang pasti akan terus kan? Ini kan 2024, kita kerjanya sampai 2045 kan? Plus lagi dari swasta yang mungkin sudah masuk, contoh ini akan ada rumah sakit atau klinik, kan pasti ada susternya, ada yang tenaga pendukungnya segala macam kan harus pindah.
Nanti kalau ada department store-nya gitu ya, ada cafe-cafenya segala macam, kan mereka juga harus pindah gitu. Jadi kira-kira tidak kurang dari 100 ribu orang di 2024 itu yang akan mulai bergerak di Kota Nusantara ini, gitu. Dan nanti di sana namanya ibu kota kan, jadi artis di sana namanya artis ibu kota nanti, ha...ha...
Terkait dengan banyaknya pihak swasta yang bakal masuk, berarti IKN sangat menjanjikan bagi para penanam modal?
Jadi yang bisa jawab itu kan dari swastanya ya. Tapi hingga sekarang misalnya kita menerima lebih dari seratusan inquiry ataupun pertanyaan ataupun minat ya dari situ biasanya mereka mengirimkan letter of intent istilahnya. Keinginan untuk investasi itu kira-kira jumlahnya sekarang sudah mendekati 60-an sampai 70-an dari letter of intent itu.
Dari situ kita lihat lagi yang mana yang benar-benar serius kira-kira. Sekarang ini aktif, kita sebut aktif portofolio, nih kalau temen-temen staf saya yang di sini lagi pada bekerja mereka ini kayak apa ya, customer account gitu ya, mereka taking care dari masing-masing itu tadi investor tadi, mulai dialog kan? Kan enggak mungkin orang datang terus langsung wah saya langsung di sini invest kan, terus mereka minta data biasanya.
Ini seperti apa sih, Pak? Ternyata ini gunung-gunung gitu, kan di sana banyak bukit ya seperti di San Fransisco sebetulnya. Karena saya pernah sekolah di sana jadi bayanginnya begitu ya. Tapi lebih dari San Fransisco, karena di sini akan banyak telaga-telaga kecil. Ada embung namanya, tapi ada juga tempat parkir air riparian.
Jadi bayangin kota itu ada hijaunya gitu ya, berbukit bukit, ada lake-nya, romantis. Kalau pagi itu kalau kita lihat apanya, kabutnya itu waduh cantik sebetulnya kalau ke sana. Makanya harus ke sana. Seeing is believing.
Â
Advertisement
Sustainable Forest City, Pertama di Dunia
Bagaimana nasib hutan dan lingkungan di kawasan IKN?
Ini penting nih. Jadi kalau di masa lalu Indonesia sering dicap sebagai salah satu negara yang melakukan deforestasi, jadi hutan kita berkurang gitu lah, gampangnya begitu ya. Maka dengan Nusantara ini justru kita akan melakukan reforestasi. Dibalik nih, kita akan menghutankan kembali hutan-hutan yang sekarang menjadi hutan produksi, menjadi hutan tropis.
Luas dari Nusantara ini 256 ribu hektare. 256 ribu itu kira-kira empat kali Jakarta, kira-kira tiga setengah kali Singapura lah gitu ya gedenya. Nah, luas kan? Tapi orangnya nanti cuman kira-kira 1,9 juta di tahun 2045. Kenapa begitu? Karena kita ingin 65 persen dari keseluruhan 256 ribu hektare itu akan dihutankan kembali menjadi hutan tropis.
Makanya namanya sustainable forest city, jadi kota hutan atau kota rimba yang berkelanjutan. Nah apa konsepnya? Ini menarik, karena ini memang hal yang baru di dunia ini. Ini akan ada keseimbangan antara people, manusia, nature, alam, termasuk flora-fauna dan culture. Jadi people, nature and culture itu harus harmonis.
Makanya konsepnya memang sustainable forest city. Bayangin nanti kita memang berada di alam, gitu. Tapi kalau teman-teman yang muda-muda ini, Pak kita justru senang ke sana gitu ya. Ini benar-benar sesuatu yang baru, asal digitalnya bagus, Pak, katanya.
Jadi internet yang paling penting ya, Pak?
Ini kita sudah pernah nyoba nih, membuat suatu acara dari Titik Nol yang terhubung dengan 50 kampus-kampus dan lokasi di dunia. Jadi dari lima benua, Amerika, kemudian juga Latin Amerika, Afrika juga ada, Afrika bagian utara, Asia, dan bagus.
Ternyata kita ngomongnya tuh enggak ada jedanya gitu. Kayak kita ngomong biasa gini, jadi lag-nya itu bener-bener split second istilahnya.
Ini memang konsep baru. Saya call ke teman-teman internasional yang ahli-ahli di bidang ini, mereka juga bilang this is new concept, sustainable forest city. Makanya mereka senang untuk berpartisipasi karena anggapan mereka ini adalah satu living lab juga buat mereka. Dan ini adalah knowledge journey dari sisi pengetahuan itu sesuatu yang dikembangkan baru ke depan.
Jadi kembali ke tadi, justru kita ingin merupakan bagian dari kampanye global untuk climate change, perubahan iklim, untuk biodiversity, keanekaragaman hayati dan untuk SDGs Sustainable Development Goals. Kita justru ingin membuktikan bahwa dari Nusantara ini bisa jadi showcase untuk dunia.
Ini konsep bersama ya, semua kan mengkristalkan di konsep itu. Tapi yang saya senang adalah bahwa dukungan internasional itu setelah kita terangkan ke mereka bahwa ini kita mau melakukan reverse dari deforestation ya dari deforestation menjadi reforestation, wah mereka senang.
Biodiversity yang sekarang misalnya rusak, kita ingin kita punya neraca lingkungan itu bagus, kan keanekaragaman hayati bisa dihitung ya, dan itu enggak bisa cuma 5 tahun 10 tahun, kan kita bilang 2045. Tapi paling enggak kita punya datanya, setiap tahun kita meningkat. Bagaimana kekayaan plasma nutfah dari hutan Kalimantan. Itu kita pengen justru tampilkan itu.
Jadi di tengah-tengah dunia yang penuh dengan tantangan di Latin Amerika, hutan Amazon yang rusak itu katanya, di Kongo, misalnya di Afrika, tiba-tiba Indonesia menjadi satu hub dengan Nusantara. Di situ aja dulu, di Nusantara dulu, nggak usah gede-gede ya.
Di 256 ribu hektare kita lakukan sesuatu yang bisa membuat dunia juga menyatakan ya ini salah satu modal di depan. Dan itulah sebetulnya yang Pak Jokowi ingin, kita punya lompatan yang akan menjadikan kita salah satu pemain dunia.
Â
Menciptakan Kota yang Tahan Guncangan
Bagaimana dengan perumahan bagi ASN dan TNI-Polri, apakah sudah disiapkan?
Jadi 2024 itu yang kita siapkan sekitar 1.000 hektare lah ya. Sebenarnya 921 hektare plus-plus gitu ya. Dan itu mungkin sekelas real estate kecil di Jakarta ya, tapi ekosistemnya lengkap. Jadi harapan kita ya, teman-teman yang pindah duluan ke sana, hidup di sana itu akan bisa bilang ke yang lain, pindah itu enak lho ternyata gitu, jangan sebaliknya.
Jadi fasilitas kesehatannya kita sediakan, pendidikannya kita sediakan dari PAUD sampai universitas ya, ada tempat-tempat hang out gitu ya di situ buat nongkrong-nongkrong gitu ya. Dan yang paling penting tadi, fasilitasnya itu memang fasilitas di mana orang bisa hidup dengan nyaman dengan produktivitas tinggi.
Makanya tagline-nya kan smart, green, hijau, resilience, dia kota yang tahan terhadap berbagai guncangan. Inklusif, ini kota buat semua gitu ya, enggak cuman buat orang kaya saja.
Tahan guncangan itu maksudnya apa?
Begini, jadi kan tadi ada smart ya untuk teknologi cerdasnya yang akan membantu kita untuk kehidupan sehari-hari. Green karena kita memang menyatu dengan alam. Ini kota rimba berkelanjutan ya. Inklusif, kota buat semua. Resilience, kota punya ketahanan dan sustainable. Nah, residence ini untuk satu kota itu ada beberapa dimensi sebetulnya.
Kota itu kadang-kadang kalau ada masalah-masalah guncangan untuk finansial atau krisis ekonomi segala macam ya, bagaimana kota itu bisa siap, misalnya, bagaimana sistem pengamanan jaringan sosialnya di kota itu bisa menjamin warganya itu enggak keleleran, misalnya gitu ya, itu dari sisi ekonomi finansial.
Kemudian juga dari sisi climate change, perubahan iklim, tiba-tiba nanti misalnya permukaan laut naik sekian sentimeter, bagaimana ke depan kita beradaptasi dan juga memitigasi dampak-dampak itu.
Nah, yang penting juga adalah kemarin Covid-19 ini krisis, tiba-tiba banyak kota di dunia langsung kolaps. Supaya kita enggak kolaps gimana? Fasilitas kesehatannya gimana? Fasilitas jaminan untuk keselamatan orang-orang ataupun kehidupan orang-orang sehari-hari seperti apa?
Ini harus ada gitu ya. Makanya ini kota harus tahan, tahan terhadap tadi. Shock, kalau ada shock di bidang finansial ekonomi, shock di bidang kesehatan, dan shock di bidang climate change, perubahan iklim. Makanya disebut resilience, ketahanan kota.
Bagaimana dengan kantor pemerintahan, apa yang akan pertama dibangun?
Kita akan membangun Istana Negara, kemudian empat kantor Kemenko, kemudian ada kantor Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet, di situ juga ada. Nah itu nanti akan menjadi cikal bakal yang paling awal orang yang akan pindah ke sana, ASN yang akan pindah ke Ibu Kota Nusantara. Diharapkan pada 17 Agustus 2024 itu nanti Bapak Presiden akan memimpin upacara di sana.
Kantor-kantor pemerintahan yang ada di Jakarta nasibnya bagaimana?
Di sini kan nanti pasti ada fungsi-fungsi di luar fungsi pemerintahan ataupun bagian dari fungsi pemerintahan yang tetap harus berkantor di sini. Kaitannya misalnya yang dekat dengan ekonomi finansial gitu ya. Tapi misalnya kantor pusat BI pasti akan di IKN Nusantara, OJK juga pasti akan di sana, LPS pasti akan di sana.
Jadi mereka yang punya statuta ataupun undang-undang, di mana biasanya undang-undang itu menyebutkan bahwa kantor instansi X berada di ibu kota negara. Nah itu kan harus pindah, gitu. Tapi ada fungsi lain yang misalnya tetap harus dijaga di sini untuk menjaga kelancaran ekonomi dan finansial nasional ya gitu ya, regional misalnya tetap harus di sini. Jadi mungkin enggak 100 persen pindah ke sana, tapi ada bagian-bagian lah yang tetap ada di sini.
Jangan lupa di sana 1,9 juta ya orangnya maksimum itu tadi. Jadi terbatas, karena apa? Karena kita ingin tadi menjaga keseimbangan antara people, nature dan culture ya. Jadi daya dukung lingkungannya berapa? Nah itulah kita yang akan kita bisa tampung di sana gitu ya.
Nah, kalau lebih dari itu gimana? Kita akan mengembangkan apa yang disebut Three Cities Concept, tiga kota. Jadi Nusantara, Balikpapan dan Samarinda sebagai satu kesatuan pembangunan regional. Ini harus jadi satu, nanti regional ekonominya nah di situ nanti kita akan mencoba untuk melihat bagaimana kalau ada overflow tadi.
Kalau ternyata demand-nya tinggi ya seperti halnya yang terjadi misalnya di ibu kota Kazakstan sekarang juga gitu, mengalami itu. Ibu kota dari Brazil juga mengalami. Jadi akhirnya begitu kelihatan, waduh ini kota kok enak banget, berbondong-bondong orang. Nah ini kita harus tata lagi tapi secara regional gitu. Jadi kita enggak sendirian nih Nusantara.
Bapak sendiri apakah nanti akan stay berkantor di IKN atau akan bolak-balik Jakarta-IKN?
Kita memang harus bolak-balik ya dalam tahap awal ini karena kita tadi disebut start up, kita kan organisasi baru, gitu ya. Dan kami baru berdiri dan running itu 2023 ini sebetulnya. Jadi 2022 kemarin persiapan ya, ada tim transisi yang membantu kami untuk menyiapkan organisasinya.
Tapi ya this is new start up lah, gitu ya. Baru ini, jadi teman-teman yang muda-muda ini juga baru bergabung. Nah tentu di sana akan ada hal yang harus saya lakukan di sini, Jakarta, dan ada hal yang harus lakukan di Balikpapan.
Jadi kita ada 3 titik nantinya, Jakarta kantor ini, Balikpapan kita juga punya kantor sudah dan kemudian nanti di lapangan, itu juga penting. Jadi sebagian teman-teman yang sekarang kerja di sini mereka juga akan berada di lapangan nanti, karena harus merasakan sendiri situasinya seperti apa, tantangannya seperti apa di lapangan, kerja di tengah hutan.
Â
Advertisement
Tol Bawah Air Pertama di IKN
Jika IKN akan menjadi kota yang hijau, bagaimana dengan keberadaan bangunan serta sarana transportasinya?
Dari 256 ribu hektare tadi, yang kita bangun cuma 25 persen, yang jadi bangunan ya? 25 persen itu pun kita batasi emisinya. Kita benar-benar strict untuk environment-nya, sehingga misalnya mobil-mobil yang tidak hijau nggak boleh ke sana. Dari awal Presiden sudah bilang, pokoknya yang masuk sana hanya yang hijau ya, yang non-BBM non-fossil fuels ya, itu contohnya.
Jadi dengan mengontrol ini semua keseimbangan dengan alam itu kita bisa jaga. Nah balik lagi tadi ada yang jalan akses, ya pasti akan ada jalan akses. Tapi kita ingin meminimalkan dampak terhadap lingkungannya. Kita benar-benar ingin mengedepankan konservasi alam itu sebagai salah satu ikon dari kota Sustainable Forest City ini ya.
Itu sebabnya nanti ada bagian dari tol yang kita bangun yang harus berada di bawah air, masuk di bawah laut. Panjangnya sekitar 1,5 kilometer kira-kira ya sampai 2 kilometer. Kenapa? Karena atasnya enggak boleh kita ganggu, gampangnya gitu.
Atas ini adalah konservasi, di mana di situ hidup bekantan, di mana itu hidup beberapa burung-burung yang spesiesnya khusus di sana. Terus kemudian ada juga pesut ya, lumba-lumba air tawar itu juga ada di sana. Ini enggak boleh diganggu jadi kita yang ngalah, orang harus ngalah.
Fasilitas ini ada bagian penggal dari tol yang akan berada di bawah laut, begitu. Ini contoh saja ya, bagaimana kita menghargai benar-benar lingkungan itu sebagai salah satu aset yang harus kita benar-benar jaga.
Tol bawah air ini pertama buat Indonesia juga dan cukup mahal, saya harus akui dan itu nanti harus kita kerjasamakan dengan swasta. Supaya enggak terlalu menyedot dana dari pemerintah ya, dari APBN.
Dan semua gambaran tentang IKN kota masa depan itu serta tol bawah air fix sudah berjalan pada 2045?
Jadi kota sudah. Dan kami ingin kota ini tidak hanya kota yang menyuguhkan fisik bagus itu ya, tapi ada nyawanya, ada soul-nya istilahnya. Itu yang benar-benar saya tekankan ke teman-teman bahwa kita bangun kota itu harus dapat hype-nya gitu.
Kan kita kadang-kadang kalau teman-teman yang sering keluar negeri mengunjungi ada gedungnya bagus segala macam, cuman nggak dapet nih keintimannya terhadap kota. Nah kita pengen bangun jiwanya kota itu. A city with a soul katanya, jadi harus enak gitu.
Orang di sana itu enggak cuman lihat waduh anunya pencakar langitnya bagus gitu ya, enggak cuman enak kita jalan di situ, kemudian ada kafenya, ada apa tempat-tempat nongkrong enak, kemudian digitalnya bagus gitu ya, connective-nya bagus ya itu yang kita kejar sebetulnya.
Beberapa waktu lalu Bapak mengatakan tidak ada ruang untuk korupsi di Otorita IKN, maksudnya apa, Pak?
Nah itu penting banget buat kita ya. Jadi sebagai organisasi baru, sebagai organisasi yang nanti harus tampil di dunia ya sebagai salah satu ikon Indonesia, kita pasti harus menjaga ESG istilahnya. ESG itu environment E-nya, lingkungan. S-nya ada sosial inklusivitasnya. G-nya adalah governance.
Nah, korupsi itu masuk yang terakhir nih. Kalau dari awal kita enggak kredibel, kita tidak punya kredibiliti, orang enggak trust ke kita, gimana kita nanti mau mengembangkan kota ini ke depan? Susah pasti, gimana kita mau mendapatkan akses untuk permodalan, misalnya. Gimana orang dari berbagai macam organisasi internasional mau kerja sama ama kita.
Kalau dari awal udah, waduh ini ada korupsinya di sana segala macem, jadi harus dijaga dari awal. Makanya semua staf di sini saya katakan dari awal, ini ESG harus kita jaga dan governance, korupsi itu zero tolerance buat kami.
Dari awal saya sowan ke KPK malah. Dalam minggu-minggu pertama saya dilantik dulu, saya ke teman-teman yang bergerak di bidang governance ini, tata kelola pemerintahan yang baik, saya minta didampingi. Saya minta didampingi agar perjalanan dari Otorita Ibu Kota Nusantara ini benar-benar memiliki landasan yang kuat untuk masalah-masalah tata kelola.
Apa tantangan terbesar yang Bapak hadapi dalam pembangunan IKN?
Tantangan pasti adalah, ini membangun sesuatu yang belum pernah kita lakukan sebelumnya ya. Yang pertama waktu kita terbatas sekali, karena 2024 kan Presiden ingin benar-benar memindahkan dan kemudian ingin melakukan upacara di 17 Agustus 2024. Itu saya kira satu tantangan yang buat kami dan buat para pelaksana itu sangat-sangat menantang gitu ya.
Tapi yang kedua juga kita di lapangan, namanya di lapangan kan ada masalah cuaca ya. Kemudian ada masalah-masalah di mana kita harus benar-benar menjaga alam di sana ya. Ada kabar misalnya justru karena ada alat berat segala macam, para fauna ini para hewan ini justru pengen lihat katanya.
Itu kan kita harus ada SOP-nya misalnya. Karena kita juga harus menghormati mereka sebagai pemilik daerah situ. Dan kita ingin hidup dengan mereka kedepannya. Hal-hal itu tentu tantangan tersendiri buat para pelaksana di lapangan.
Â
Menjawab Pertanyaan dari Netizen
Berikut ada beberapa netizen yang mengajukan pertanyaan buat Bapak. Pertama dari seorang pelajar, Kayana Laksita Nalmeira. Dia bertanya kalau di IKN semuanya serba canggih, smart city ya dong, ada mobil terbang juga. Apa benar, Pak?
Mobil terbang ya? 2045 insyaAllah kita punya. Jadi memang kami sudah menandatangani MOU atau nota kesepahaman dengan Hyundai Motor untuk istilahnya mencoba proof of concept dari mobil terbang seperti drone besarlah ya. Drone besar isinya empat orang penumpangnya, satu pilot. Itu yang akan menghubungkan sebetulnya Balikpapan-Samarinda dan Nusantara di 2045.
Itu berarti bukan milik pribadi ya?
Bukan milik pribadi, kayak taksi, sky taxi sebetulnya.
Tadi Bapak bilang kayak drone raksasa, jadi bukan kereta gantung ya, Pak?
Bukan, benar-benar terbang kaya drone. Makanya kaya tadi Wakanda Forever, Avatar disebut kan? Ya itulah gitu ya, di 2045 kita harus punya imajinasi seperti itu. Dan ini sudah ada barangnya, tinggal proof of concept istilahnya harus diriset lebih lanjut untuk aplikasinya. Dan kami juga meminta Hyundai untuk membangun center of research di IKN.
Dan itu pakai tenaga listrik juga?
Itu harus hijau, apa penggeraknya sekarang sedang diriset yang terbaik ya, karena kan ada yang bilang kalau baterai terlalu berat, ada yang bilang pakai hidrogen segala macam, tapi ini tentu harus hijau gitu. Nah ini kita harapkan dengan center of research itu nanti juga membangkitkan minat para pelajar kita untuk belajar sains dan teknologi ke depan.
Kalau mereka ke sana kan lihat, oh ini ternyata konsepnya begini, dalam bahasa sederhana. Setiap hari mereka ngeliat itu drone-nya dinaik turunkan gitu ya. Ada orang yang coba di situ naik turun, kan mereka minatnya untuk belajar sains dan teknologi ke depan, di mana Indonesia juga harus punya human capital yang kuat.
Itu salah satunya yang kita juga inginkan. Jadi enggak cuma sky taxi-nya aja, tapi juga membangkitkan minat. Itu saya kira sangat penting.
Ini ada pertanyaan lagi, Pak. Kalau tadi dari pelajar, ini dari mahasiswi, namanya Brenda. Dia nanya apa sih sebenarnya yang menjadi penyebab pindahnya ibu kota ke Kalimantan? Kan bisa yang deket-deket aja, Bogor atau Bandung misalnya. Apa pertimbangannya, Pak?
Itu studinya sudah panjang sekali ya, sebelum saya malah ditunjuk sebagai Kepala Otorita. Jadi ada berbagai macam latar belakang, tapi intinya yang menurut saya adalah melakukan redistribusi dari pembangunan ekonomi Indonesia. Kalau kita punya satu center lagi super hub ekonomi di Kalimantan ini, maka pemerataan dari pembangunan itu akan lebih cepat terwujud.
Tentu ini tidak hanya pemerataannya saja, tapi juga bagaimana kita mengelola Indonesia ini sebagai satu negara gitu ya. Keseimbanganlah, Ipoleksosbudhankam gitu. Ini kita lihat secara utuh dan kemudian juga harapan kita di 2045 ke depan itu kita mentas tidak lagi di middle income tapi sudah income.
Tapi ini studinya panjang banget, dari dulu. Dan sebetulnya keinginan untuk pindah kan dari zaman Presiden Soekarno ya. Tapi memang Presiden Jokowi ini yang akhirnya memutuskan, ayo kita coba pindah untuk mewujudkan tadi, transformasi baru di 2045.
Ada lagi nih, Pak. Dari seorang pekerja, namanya Angga Pratama. Nanti nasibnya IKN setelah Pilpres 2024 gimana, Pak? Apakah ada jaminan pembangunan tetap berlanjut?
Itu pertanyaan sejuta umat tuh. Saya kira gini, yang pertama dari sisi legal kita punya undang-undang. Saya kira undang-undang itu adalah amanat dari semua rakyat Indonesia. Saya sendiri merasa bahwa saya hanya pengemban amanat, ditugaskan oleh rakyat, undang-undang untuk mencoba mengelola, membangun kota ini dalam rangka 4P tadi kan, persiapan, pembangunan, pemindahan dan juga penyerahan pemerintahan.
Tapi di luar ini sebelumnya, kalau yang kita ingin wujudkan di 2024 itu adalah satu bagian kota yang bisa menjanjikan bahwa ini pasti akan berlanjut. Kalau kota itu nanti cantik, ya ekosistemnya terbentuk. Ada yang menyebut ini nanti akan jadi boutique town gitu ya. Orang akan melihat ini mau jadi ibu kota mau enggak sih, pasti terus, gitu.
Dan ini kan tadi hidupnya enak, lingkungannya bagus, airnya bisa diminum kekinian gitu ya, digitalnya bagus, siapa yang enggak mau hidup di situ? Bahkan enggak cuman dari kita yang lirik, tetangga negara-negara tetangga kita ini sudah pada ngelirik juga kan. Ini kok bagus banget nih konsepnya gitu.
Nah, mari kita sama-sama wujudkan visi, misi dan mimpi kita ke depan itu menjadi kenyataan. Jadi menurut saya don't worry 2024, kita semua bareng-bareng nih, enggak cuman saya, buktikan bahwa kota ini memang istilahnya unstoppable.
Jadi ada konsep di dalam ilmu pembangunan kota dan wilayah, bahwa kota yang sudah memiliki satu nyawa, soul itu akan bisa berkembang dengan sendirinya. Hidup dengan sendirinya, berkembang dengan sendirinya.
Pertanyaan terakhir dari seorang ibu rumah tangga bernama Siti Aminah, dia menanyakan apakah untuk menuju IKN kita hanya bisa menggunakan jalur darat? Masa ibu kota baru nggak punya bandara. Gimana tuh, Pak?
Benar jalur darat. Tapi bisa juga pakai laut sebetulnya, ini yang sekarang kita sedang kembangkan juga. Jadi ada jalur laut dan jalur darat ya. Kalau jalur darat kira-kira dari Balikpapan sekarang satu jam setengah. Nantinya kalau tol sudah jadi setengah jam gitu. Balikpapan Airport sampai ke sana kalau nanti selesai ya.
Bandara akan dibangun, tapi dalam tahap selanjutnya, bukan dalam tahap mungkin 5-10 tahun ke depan, di atas 10 tahun ke depan. Karena sekarang kita ingin memakai fasilitas yang ada supaya kita juga bisa nantinya apa yang ingin membangun kotanya ini lebih banyak fokusnya ke arah sana dulu ya.
Kalau Balikpapan sekarang kita akan kembangkan kita akan ekspansikan kapasitasnya, sehingga pesawat berbadan lebar itu bisa, harus bisa dong ke situ kan, namanya ibu kota gitu ya.
Â
Advertisement