Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Perindo Hary Tanoesoedibjo melantik sejumlah orang yang bergabung ke partainya. Salah satu yang dilantik yakni mantan Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo.
"Ini satu hal yang kita lihat sangat positif. Tadi banyak wajah baru. Ada bung Ridho mantan Gubernur Lampung, ada pengusaha batu bara dari Sumatera Selatan yang cukup dikenal. Dia Ketua Asosiasi Batu Bara Sumatera Selatan. Ada tokoh-tokoh dari Sulawesi," kata Hary kepada wartawan di Kantor DPP Perindo, Jakarta, Sabtu (1/4/2023).
Baca Juga
Menurutnya, dengan adanya wajah-wajah baru di partainya ini. Perindo telah diterima oleh masyarakat.
Advertisement
"Ini menunjukkan bahwa Partai Perindo sekarang sudah sangat diterima di seluruh lapisan, dan golongan masyarakat. Ini penting sekali. Ini menunjukkan satu inklusifitas semakin nyata," ungkapnya.
Selain itu, nampaknya wajah-wajah baru dalam partainya ini akan menjadi kekuatan yang jauh lebih besar.
"Yang kedua juga pasti akan bersinergi, karena setiap unsur yang tadi bergabung pasti punya kelebihan dan kelebihan-kelebihan ini akan mengisi kekurangan yang lain," ujarnya.
"Sehingga, menjadi kekuatan yang jauh lebih besar nantinya," pungkasnya.
Perindo Ingin Partai Solid pada Pemilu 2024
Sementara itu, Ketua Harian DPP Perindo TGB Muhammad Zainul Majdi mengatakan kegitan ini dilakukan juga dalam rangka untuk mensolidkan internal partai atau sesam kader.
"Semuanya ini adalah bagian dari kerja kolektif partai Perindo untuk menyiapkan diri mensolidkan internal untuk menghadapi momen 14 Februari 2024, pemilu legislatif yang akan datang," ujarnya.
Lalu, terkait koalisi Perindo dengan partai lain dalam pesta demokrasi nanti. Hal ini bakal dilakukan dengan melihat terlebih dahulu gagasan dari para calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres).
"Koalisi itu masih dinamis yah. Prinsipnya pertama kita menghendaki adanya keberlanjutan dari kepemimpinan yang ada itu yang Pertama. Yang kedua, kita betul-betul melihat kepada gagasan-gagasan yang ditawarkan oleh para calon pemimpin kita," ungkapnya.
"Jadi kita tidak ingin terlalu terpaku pada sosok, kita ingin kontestasi kepemimpinan nasional itu lebih berat dan terlihat pada gagasan. Karena, Indonesia menghadapi lingkungan strategis yang sangat krusial dan dinamis pada masa-masa yang akan datang," sambungnya.
Advertisement