Partai Persatuan Indonesia (Perindo) ialah sebuah partai politik di Indonesia. Partai ini didirikan pada tanggal 7 Februari 2015 oleh Hary Tanoesoedibjo. Hary Tanoesoedibjo ialah seorang pengusaha dan pemilik MNC Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang media. Perindo perdana dideklarasikan di Istora Senayan, Jakarta, pada 24 Februari 2013. Kemudian menyusul deklarasi selanjutnya di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta pada 7 Februari 2013. Acara tersebut juga dihadiri oleh petinggi Koalisi Merah Putih atau KMP, Ketua Umum Partai Golkar, Ketua Umum Partai Golkar, Ketua Umum Hanura, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera. Partai Persatuan Indonesia atau Perindo memiliki ideologi berasaskan Pancasila, Demokrasi sosial, dan Marhaenisme.
Kemenkumham: Perindo Berasal dari Partai Lain yang Berganti Nama
Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly membeberkan sejumlah hal berkenaan dengan Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Partai besutan pemilik MNC Group Hary Tanoesoedibjo itu ternyata telah mencomot partai lain lebih dulu. Setelah diambil oleh Hary Tanoe, partai tersebut kemudian diubah menjadi Perindo. Partai itu sebelumnya memang sudah berbadan hukum. "Jadi ada partai yang sudah berbadan hukum awalnya, lalu berubah kepengurusannya dan diubah namanya jadi Perindo," ujar Yasonna di Kantor Kemenkumham, Jakarta, Jumat (7/10/2016). Dia mengaku tak mempermasalahkan jalur yang ditempuh Hary Tanoe tersebut. Terutama untuk mendapatkan status badan hukum. Meski begitu, Yasonna enggan memberitahu nama partai yang dicomot Perindo tersebut. Yang jelas, berdasarkan aturan yang ada Perindo sudah setara dengan 72 partai lain yang telah mengantongi sertifikat berbadan hukum.
Perindo: HT Jadi Mediator Trump-Pimpinan DPR, Memang Kenapa?
Ketua DPP Partai Perindo Arya Sinulingga membenarkan pertemuan Pimpinan DPR dengan bakal calon Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump difasilitasi oleh bos MNC Group yang juga Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesoedibjo. "Iya benar (Hary Tanoe yang memfasilitasi), memangnya kenapa?" kata Arya saat dihubungi di Jakarta, ?Kamis (10/9/2015). Arya menilai, tak ada yang salah apa yang dilakukan Hary Tanoe dalam memfasilitasi pertemuan tersebut. Apalagi perusahaan milik Hary Tanoe sudah lama bekerja sama dengan Donald Trump untuk membangun sejumlah usaha di Indonesia. Justru menurut dia, pertemuan itu bertujuan baik bagi Indonesia. Misalnya, Pimpinan DPR bisa mendorong Trump untuk manambah investasinya di Indonesia. Selain itu, juga bisa menambah jaringan politiknya.
Berita Terbaru
Pantai Amal, Destinasi Wisata di Tarakan yang Menyimpan Banyak Kisah Bersejarah
Berlaku 1 Februari 2025, KCIC Tambah Jadwal Perjalanan Whoosh Jadi 62 per Hari
Lupa Ayat Surah Pendek saat Sholat, Langsung Rukuk atau Ganti Surat Lain? Ini Kata UAH
Sosok Remaja 18 Tahun di Balik Kematian Misterius IRT di Sumba
Atasi Banjir di Dekat Bandara Soetta, Pemkot Tangerang Rakor Bersama Angkasa Pura
Tari Balean Dadas, Warisan Budaya Kental dengan Nilai Budaya dan Spiritual Kalimantan
Cek Harga Masuk dan Tarif Pengambilan Video di Taman Nasional Ujung Kulon
Teleskop Hubble Tangkap Momen Kelahiran Bintang-Bintang di Nebula Tarantula
Panduan Puasa Sya’ban Mulai Jumat 31 Januari 2025: Niat, Tata Cara dan Keutamaannya
Penyesalan Ibu Muda di Nagekeo, Lengah Sebentar Nyawa Anaknya Hilang
Bungkam Peringkat 13 Dunia Jepang, Timnas Futsal Indonesia Makin Layak Diperhitungkan
Link Live Streaming Liga Europa di SCTV dan Vidio: AS Roma vs Eintracht Frankfurt, Ajax vs Galatasaray