Waketum MUI Ungkap Spirit Pancasila dan Kebhinekaan di Forum Dunia

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), K.H. Marsudi Syuhud mengungkap spirit Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai inspirasi untuk menyelesaikan konflik-konflik dunia yang seolah tiada ujungnya.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 13 Apr 2023, 22:58 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2023, 22:56 WIB
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), K.H. Marsudi Syuhud, dalam acara Global Peace Leadership Conference Indo-Pacific 2023, di Hotel Le Meridien di New Delhi, India (Istimewa)
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), K.H. Marsudi Syuhud, dalam acara Global Peace Leadership Conference Indo-Pacific 2023, di Hotel Le Meridien di New Delhi, India (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), K.H. Marsudi Syuhud mengungkap spirit Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai inspirasi untuk menyelesaikan konflik-konflik dunia yang seolah tiada ujungnya.

Hal itu disampaikan Kiai Marsudi dalam acara Global Peace Leadership Conference Indo-Pacific 2023, di Hotel Le Meridien di New Delhi, India yang berlangsung dari tanggal 11 sampai 13 April 2023.

Tema yang diangkat pada konferensi perdamaian tersebut adalah "Vasudhaiva Katumbakam" berasal dari penggalan bahasa Sansekerta terkenal yang secara harfiah berarti "Manusia Adalah Satu Keluarga".

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Marsudi menuturkan di antara penyelesaian perang dan konflik berkepanjangan yang dapat diperjuangkan adalah dengan mengamalkan nilai universal dari ajaran agama dan nilai-nilai luhur budaya, tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Jika India memiliki slogan "Vasudhaiva Katumbakam", maka Indonesia memiliki Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat dijadikan inspirasi untuk menyelesaikan konflik.

"Nilai-nilai luhur yang kita amalkan di Indonesia ini sangat relevan dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia," jelas Kiai Marsudi dalam pidatonya.

Kiai Marsudi juga menjelaskan bahwa Bhinneka Tunggal Ika sejatinya telah dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW. ketika di Madinah yang kala itu tidak hanya dihuni oleh masyarakat beragama Islam, namun juga dihuni oleh masyarakat Yahudi dan Majusi. Semuanya dapat bersatu dan bersepakat pada "Piagam Madinah" sebagai tonggak peradaban.

"Dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, kita dapat menyatukan lebih dari 700 bahasa daerah menjadi satu, yaitu bahasa Indonesia, mempersatukan 1.340 suku bangsa, mempersatukan pemeluk berbagai agama di Indonesia," terang Kiai Marsudi.


Doa

Pada bagian akhir, Kiai Marsudi Syuhud, menutup pidatonya di forum perdamaian dunia tersebut dengan doa yang diartikan dengan:

“Ya Allah, Engkau yang memiliki kedamaian dan dari Engkau kedamaian dan kepada Engkau aku mengharapkan kedamaian, maka hidupkan aku dalam keadaan yang damai dan masukkanlah aku pada surga yaitu rumah kedamaian.”

infografis journal
infografis Kebiasaan Saat Puasa Ramadan di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya