Pastikan Ketersediaan BBM Nelayan, Teten: Pemerintah Akan Bangun Bertahap SPBUN

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) kini hadir di berbagai desa nelayan di Indonesia.

oleh Fachri pada 15 Mei 2023, 08:00 WIB
Diperbarui 14 Mei 2023, 22:55 WIB
Teten Masduki.
MenKopUKM, Teten Masduki dalam acara Peresmian SPBUN Koperasi Tunas Usaha Sejahtera sekaligus Mukernas IV Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) di Lhoknga, Aceh, Minggu (14/5/2023).(Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Aceh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) kini hadir di berbagai desa nelayan di Indonesia. SPBUN tersebut dihadirkan pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan para nelayan.

Berkaitan dengan itu, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengungkapkan bahwa program ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi nelayan sekaligus membenahi bisnis model perikanan di Indonesia.

"Kami melihat pentingnya kita membangun jaringan SPBU mini untuk nelayan. Kami menyadari 60 persen biaya produksi nelayan habis hanya untuk membeli bahan bakar. Selama ini nelayan membeli BBM di pasar eceran yang mahal antara Rp10 ribu sampai Rp12 ribu. Persoalan ini harus segera diselesaikan," katanya dalam acara Peresmian SPBUN Koperasi Tunas Usaha Sejahtera sekaligus Mukernas IV Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) di Lhoknga, Aceh, Minggu (14/5/2023).

"Ada 11 ribu desa nelayan, tapi baru ada 338 SPBU. Maka Pemerintah akan bangun secara bertahap SPBU mini supaya pasokan BBM dekat dengan desa nelayan," tambah Teten.

Terdapat 7 SPBUN

Teten Masduki.
MenKopUKM, Teten Masduki dalam acara Peresmian SPBUN Koperasi Tunas Usaha Sejahtera sekaligus Mukernas IV Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) di Lhoknga, Aceh, Minggu (14/5/2023).(Foto: Istimewa)

Teten juga memaparkan bahwa saat ini sudah ada 7 SPBUN yang hadir melalui program Solusi yakni di Lhoknga, Deli Serdang, Indramayu, Pekalongan, Semarang, Surabaya, dan Lombok Timur. Ia pun memastikan bahwa pemerintah akan memperbanyak SPBUN melalui program Solusi di Indonesia.

"Tahun ini ada 7 piloting dan bahkan Presiden meminta diperbanyak menjadi 250. Insya Allah kita akan kejar target itu," ujarnya.

Teten menjelaskan bahwa sektor kelautan Indonesia memiliki potensi keunggulan dengan keragaman sumber daya laut yang besar. Namun, dirinya mengatakan bahwa pengembangannya saat ini belum dilakukan secara optimal.

"Saya selalu menyebut contohnya Norwegia yang menjadikan budi daya salmon sebagai sumber pendapatan utama negaranya. Sementara kita punya beragam komoditas potensial seperti tuna, kerapu, udang, dan banyak lainnya. Kalau itu bisa dikelola dengan baik, kita bisa menjadikan sumber daya ekonomi kelautan sebagai keunggulan domestik," jelas Teten.

Kembangkan Potensi Sumber Daya

Nelayan.
Nelayan sedang menimbang hasil tangkapan. (Foto: Istimewa)

Untuk itu, Teten berharap agar Koperasi Tunas Usaha Sejahtera tidak hanya mengelola solar bagi para nelayan, tapi juga mengembangkan potensi sumber daya yang ada agar bisa meningkatkan kesejahteraan para nelayan anggotanya.

"Koperasi nelayan jangan hanya menyalurkan solar tapi juga bisa mengelola bisnis turunan hasil dari para nelayan," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan berharap agar upaya pemerintah untuk memperbanyak SPBU bagi nelayan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup nelayan.

"Mudah-mudahan ini dapat berkontribusi besar pada nelayan di Indonesia," imbuhnya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya