Liputan6.com, Jakarta - Pungutan liar (pungli) masih menjadi pekerjaan rumah bagi Polri. Hal itu menjadi sorotan publik dari survei Indikator Politik Indonesia bertema 'evaluasi publik evaluasi publik atas kinerja lembaga penegak hukum'.
"Apa yang perlu dibenahi, yang paling tinggi ini top of mind ya jadi kita nggak kasih pilihan jawaban, yang paling banyak disebut oleh responden adalah memberantas pungli," kata Peneliti Utama Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam rilis surveinya secara daring, Minggu (2/7/2023).
Baca Juga
"Tapi sebenarnya sudah ada ya gerakan ya dari polisi misalnya dengan online, layanan misalnya seperti SIM, SKCK dan seterusnya," sambung dia.
Advertisement
Pungli berada di peringkat teratas sebagai hal yang perlu dibenahi Polri sebanyak 10,1 persen. Kemudian, kinerja anggota Polri 5,1 persen, pelayanan 4,8 persen, memperbaiki internal 4,2 persen, dan meningkatkan keamanan 4,1 persen.
Selanjutnya, menghukum oknum yang melanggar 3,9 persen, rasa keadilan terhadap masyarakat 3,1 persen, kedisiplinan anggota 2,8 persen, dan cepat merespons ketika ada laporan 2,6 persen, tidak pilih kasih atau tidak berpihak 2,2 persen.
Berikutnya, akhlak 2,2 persen, penegakan hukum 2,1 persen, penindakan terhadap pelanggaran hukum korupsi, narkoba 2,0 persen, kejujuran anggota 1,9 persen, menolak suap 1,6 persen, bisa mengayomi melindungi masyarakat, korupsi dan tidak ada yang perlu dibenahi 1,4 persen.
Selain itu, tidak arogan dan penerimaan anggota lebih transparan 1,3 persen, citra kepolisian 1,2 persen, ketegasan 1,1 persen, Ketertiban lalu lintas 1,0 persen, kedekatan terhadap masyarakat 0,9 persen, meningkatkan pengawasan 0,8 persen, dan hukum 0,8 persen.
Metode Survei
Di bawahnya, transparansi dan birokrasi 0,7 persen, tegas 0,6 persen, mentalitas anggota Polri 0,5 persen, dan lebih banyak patroli 0,5 persen.
Survei ini dilakukan pada tanggal 20-24 Juni 2023 dengan metode menggunakan multistage random sampling. Jumlah sampel sebanyak 1.220 orang.
Ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (Margin of Error) sekitar +-2.9% pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden terpilih diwawancarai lewat tetap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement