Penyebab DBD dan Faktor Risikonya, Begini Cara Pencegahannya

Pelajari penyebab DBD, gejala, diagnosis, pengobatan dan cara pencegahannya. Kenali faktor risiko dan lindungi diri dari demam berdarah dengue.

oleh Ayu Isti Prabandari Diperbarui 09 Apr 2025, 08:15 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2025, 08:15 WIB
penyebab dbd
penyebab dbd ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)

Liputan6.com, Jakarta Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang terinfeksi. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala ringan hingga berat dan berpotensi mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan tepat.

DBD umumnya ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Kasus DBD cenderung meningkat saat musim hujan karena banyaknya genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes. Memahami penyebab dan faktor risiko DBD sangat penting untuk melakukan upaya pencegahan yang efektif.

Penyebab Utama Demam Berdarah Dengue

Penyebab utama DBD adalah infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang telah terinfeksi sebelumnya. Terdapat 4 serotipe virus dengue, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. Seseorang yang terinfeksi salah satu serotipe akan memiliki kekebalan terhadap serotipe tersebut, namun masih berisiko terinfeksi 3 serotipe lainnya.

Proses penularan DBD terjadi ketika nyamuk Aedes betina yang terinfeksi virus dengue menggigit manusia. Virus masuk ke dalam aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh, menyebabkan berbagai gejala klinis. Nyamuk Aedes yang belum terinfeksi juga dapat menjadi pembawa virus setelah menghisap darah penderita DBD.

Faktor-Faktor Risiko Penyebab DBD

Selain penyebab utama berupa infeksi virus dengue, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena DBD:

  • Tinggal di daerah endemis DBD dengan kasus yang tinggi
  • Curah hujan tinggi yang menyebabkan banyak genangan air
  • Sanitasi lingkungan yang buruk
  • Kepadatan penduduk yang tinggi
  • Mobilitas penduduk yang tinggi
  • Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memberantas sarang nyamuk
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Pernah terinfeksi DBD sebelumnya
  • Usia anak-anak dan lansia
  • Kondisi hamil

Memahami faktor-faktor risiko ini penting untuk mengidentifikasi kelompok yang rentan dan melakukan upaya pencegahan yang tepat sasaran.

Gejala dan Tanda Demam Berdarah Dengue

Gejala DBD biasanya muncul 3-14 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi. Beberapa gejala umum DBD meliputi:

  • Demam tinggi mendadak (38-40°C) selama 2-7 hari
  • Sakit kepala parah
  • Nyeri di belakang mata
  • Nyeri otot dan sendi
  • Mual dan muntah
  • Ruam kulit
  • Perdarahan gusi atau mimisan
  • Mudah lelah

Pada kasus DBD yang parah, dapat terjadi pendarahan hebat, penurunan trombosit drastis, kebocoran plasma darah, hingga syok yang mengancam nyawa. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala awal dan segera mencari pertolongan medis.

Diagnosis Demam Berdarah Dengue

Diagnosis DBD dilakukan melalui pemeriksaan klinis dan laboratorium. Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, riwayat perjalanan, dan melakukan pemeriksaan fisik. Beberapa tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis DBD antara lain:

  • Pemeriksaan darah lengkap untuk melihat jumlah trombosit dan sel darah putih
  • Tes NS1 antigen untuk mendeteksi protein virus dengue
  • Tes serologi IgM dan IgG untuk mendeteksi antibodi terhadap virus dengue
  • Pemeriksaan fungsi hati
  • Tes PCR untuk mendeteksi material genetik virus

Diagnosis dini sangat penting untuk memulai penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi serius.

Pengobatan dan Perawatan Demam Berdarah Dengue

Tidak ada pengobatan spesifik untuk membunuh virus dengue. Penanganan DBD berfokus pada perawatan suportif untuk mengatasi gejala dan mencegah komplikasi. Beberapa langkah pengobatan DBD meliputi:

  • Istirahat total di tempat tidur
  • Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi
  • Pemberian obat penurun panas seperti paracetamol
  • Pemantauan ketat tanda-tanda vital dan kadar trombosit
  • Pemberian cairan intravena jika diperlukan
  • Transfusi trombosit atau darah pada kasus berat
  • Perawatan di rumah sakit untuk kasus DBD parah

Penting untuk tidak memberikan obat aspirin atau ibuprofen karena dapat meningkatkan risiko perdarahan. Pengobatan harus dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis profesional.

Pencegahan Demam Berdarah Dengue

Pencegahan DBD terutama berfokus pada pengendalian populasi nyamuk Aedes dan menghindari gigitan nyamuk. Beberapa langkah pencegahan yang efektif antara lain:

  • Memberantas sarang nyamuk dengan metode 3M Plus:
    • Menguras tempat penampungan air secara rutin
    • Menutup rapat tempat penampungan air
    • Mendaur ulang atau membuang barang bekas yang dapat menampung air
    • Plus: menaburkan bubuk larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, dll
  • Menggunakan kelambu saat tidur
  • Memakai lotion anti nyamuk
  • Memasang kawat kasa pada ventilasi rumah
  • Menghindari menggantung pakaian di dalam rumah
  • Menjaga kebersihan lingkungan
  • Melakukan fogging atau pengasapan pada daerah endemis

Selain itu, vaksinasi dengue juga tersedia untuk individu yang pernah terinfeksi DBD sebelumnya. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah vaksinasi sesuai untuk Anda.

Mitos dan Fakta Seputar Demam Berdarah Dengue

Terdapat beberapa mitos yang beredar di masyarakat terkait DBD. Penting untuk memahami fakta yang sebenarnya:

  • Mitos: DBD hanya menyerang anak-anak. Fakta: DBD dapat menyerang semua kelompok usia, meski anak-anak memang lebih rentan.
  • Mitos: Makan pepaya dan jambu biji dapat menyembuhkan DBD. Fakta: Tidak ada bukti ilmiah bahwa makanan tertentu dapat menyembuhkan DBD. Namun, mengonsumsi buah-buahan dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Mitos: Fogging adalah satu-satunya cara efektif mencegah DBD. Fakta: Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentik. Pemberantasan sarang nyamuk lebih efektif untuk pencegahan jangka panjang.
  • Mitos: Orang yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi. Fakta: Seseorang bisa terinfeksi DBD hingga 4 kali karena ada 4 serotipe virus dengue yang berbeda.

Memahami fakta-fakta ini penting untuk melakukan upaya pencegahan dan penanganan DBD yang tepat.

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala yang mencurigakan DBD, segera konsultasikan ke dokter, terutama jika:

  • Demam tinggi berlangsung lebih dari 2 hari
  • Muncul ruam atau bintik-bintik merah di kulit
  • Terjadi perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah
  • Mengalami nyeri perut yang parah
  • Muntah terus-menerus
  • Merasa sangat lemah atau pingsan

Diagnosis dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius DBD. Jangan ragu untuk mencari pertolongan medis jika merasakan gejala-gejala tersebut, terutama jika Anda tinggal di daerah endemis DBD.

Perawatan Jangka Panjang Pasca DBD

Setelah sembuh dari DBD, beberapa langkah perawatan jangka panjang yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Melakukan pemeriksaan darah rutin untuk memastikan pemulihan yang baik
  • Menjaga pola makan sehat dan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
  • Istirahat yang cukup selama masa pemulihan
  • Menghindari aktivitas berat dalam beberapa minggu pertama
  • Tetap waspada terhadap gejala kambuh atau infeksi ulang
  • Melanjutkan upaya pencegahan DBD di lingkungan sekitar

Konsultasikan dengan dokter mengenai jadwal kontrol dan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan untuk memastikan pemulihan yang optimal.

Pola Hidup Sehat untuk Mencegah DBD

Selain upaya pemberantasan nyamuk, menerapkan pola hidup sehat juga penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi virus dengue:

  • Konsumsi makanan bergizi seimbang
  • Minum air putih yang cukup
  • Olahraga teratur
  • Istirahat yang cukup
  • Kelola stres dengan baik
  • Hindari rokok dan alkohol
  • Jaga kebersihan diri dan lingkungan

Dengan menerapkan pola hidup sehat, sistem kekebalan tubuh akan lebih kuat dalam melawan infeksi virus, termasuk virus dengue penyebab DBD.

Peran Masyarakat dalam Pencegahan DBD

Pencegahan DBD membutuhkan peran aktif seluruh lapisan masyarakat. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:

  • Melakukan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan secara rutin
  • Aktif dalam program Jumantik (Juru Pemantau Jentik) di tingkat RT/RW
  • Melaporkan kasus DBD ke puskesmas atau dinas kesehatan setempat
  • Berpartisipasi dalam program fogging yang dilakukan pemerintah
  • Mengedukasi keluarga dan tetangga tentang pencegahan DBD
  • Mendukung program-program pemerintah terkait pengendalian DBD

Dengan kesadaran dan kerjasama seluruh masyarakat, penyebaran DBD dapat ditekan secara signifikan.

Kesimpulan

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit serius yang disebabkan oleh infeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes. Memahami penyebab, faktor risiko, gejala, dan cara pencegahan DBD sangat penting untuk melindungi diri dan keluarga dari penyakit ini. Upaya pencegahan yang efektif melibatkan pemberantasan sarang nyamuk, menghindari gigitan nyamuk, serta menerapkan pola hidup sehat.

Jika mengalami gejala mencurigakan, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Dengan kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang konsisten, kita dapat mengurangi risiko terkena DBD dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya