Siapkan Generasi Emas 2045, PP ISKA Gelar Pendidikan Kader Kebangsaan Angkatan I

Prof. Dr. Franz Magnis Suseno menerangkan bahwa tantangan hari dan masa depan kita pada radikalisme dan polarisasi yang masif di berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jul 2023, 21:02 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2023, 17:08 WIB
Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA) menggelar kegiatan Pendidikan Kader Kebangsaan Angkatan 1 bertempat di Universitas Katolik Indonesia Atmajaya Jakarta, Minggu (30/7/2023)
Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA) menggelar kegiatan Pendidikan Kader Kebangsaan Angkatan 1 bertempat di Universitas Katolik Indonesia Atmajaya Jakarta, Minggu (30/7/2023). (Dok. Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA) menggelar kegiatan Pendidikan Kader Kebangsaan Angkatan 1 bertempat di Universitas Katolik Indonesia Atmajaya Jakarta, Minggu (30/7/2023)

Kegiatan perdana tersebut dihadiri oleh 50 peserta dengan mengusung tema Merdeka Dalam Keberagaman.

 

Hadir sebagai pemateri Prof. Dr. Franz Magnis Suseno (Guru Besar STF Driyarkara), MM Restu Hapsari (Presidium Dialog Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan PP ISKA), Dr. A. Setyo Wibowo (Dosen STF Driyarkara) dan Moh. Aan Anshori (Koordinator Jaringan Islam Anti Diskriminasi) .

Dalam pemaparan materinya, Prof. Dr. Franz Magnis Suseno menerangkan bahwa tantangan hari dan masa depan kita pada radikalisme dan polarisasi yang masif di berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ia menambahkan bahwa pancasila sebagai nilai, cita-cita dan etika harus menjadi pedoman dalam berbagai aktivitas kita.

"Pancasila mengajarkan kita untuk hormat terhadap kebebasan beragama dengan harapan kita harus menolak ideologi-ideologi yang menyangkal nilai bangsa, harus kebal terhadap hasutan-hasutan populistik," ucap Prof.  Franz.

Sementara itu, Presidium Dialog Hubungan Antar Agama Dan Kepercayaan PP ISKA, Restu Hapsari mengatakan, sebagai warga negara yang baik, kita harus mematuhi UUD 1945 sebagai hukum tertinggi dalam berbangsa dan bernegara.

"Konstitusi bukan hanya dilihat dari sisi yuridisnya saja melainkan perlu dilihat dalam arti politis dan sosiologis sehingga dapat mencapai keadilan, ketertiban, serta kesejahteraan masyarakat umum," kata Restu.


Bicara Soal Keragaman

Adapun Moh. Aan Anshori selaku Koordinator Jaringan Islam Anti Diskriminasi menyampaikan, keberagaman yang ada adalah kekayaan dan keindahan bangsa Indonesia yang menjadi kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional menuju Indonesia yang lebih baik lagi.

"Untuk memperkuat keberagaman kita harus saling menjaga dalam bingkai kebhinekaan," imbuhnya.

 

Di sisi lain, Ketua Presidium Pengurus Pusat ISKA, Luky A. Yusgiantoro menjelaskan bahwa agenda tersebut dilaksanakan guna merawat dan menjaga nilai - nilai keberagaman agama dan kepercayaan, suku, ras, adat istiadat dan golongan.

"Kami berharap agar  para peserta ini mampu berjejaring lintas agama dan kepercayaan tanpa membedakan suku, ras, adat istiadat dan golongan dari komunitas terdekat masing - masing peserta seperti sekolah, universitas, RT, RW dan sekitarnya." Ujar Ketua Presidium PP ISKA.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya