Liputan6.com, Jakarta Seorang pria dari Guangxi, China baru-baru ini melakukan perjalanan ke makam leluhurnya pada saat perayaan Festival Qing Ming. Festival Qing Ming adalah sebuah tradisi tahunan bagi masyarakat Tionghoa untuk berziarah dan merawat makam nenek moyang.
Baca Juga
Advertisement
Festival Qing Ming atau Cheng Beng yang jatuh pada tanggal 4 atau 5 April setiap tahunnya ini menjadi momen penting bagi warga Tionghoa untuk menghormati para leluhurnya.
Niat hati mau mengunjungi makam leluhur, namun sesampainya di pemakaman, pria yang hanya diketahui bermarga Soo tersebut kaget karena area makam leluhurnya telah berubah menjadi ladang tebu.
Kejadian ini menyisakan duka mendalam bagi Soo dan keluarganya karena sulit mengidentifikasi kembali lokasi makam leluhur mereka, bahkan jika ditemukan sulit memastikan makam mana yang benar.
Kisah pria ziarah ke makam leluhur namun berujung kaget karena area makam berubah jadi ladang tebu ini dilansir Liputan6.com dari 8days.sg pada Selasa (15/4/2025).
Lahan Disewakan ke Petani
Terkejut dengan penampakan area makam leluhurnya itu, Soo berbicara kepada salah satu petani dengan harapan mendapatkan penjelasan tentang apa yang terjadi pada empat makam leluhurnya.
Ia kemudian diberi tahu oleh petani tersebut bahwa aparat desa yang memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan telah menyewakan lahan itu kepada para petani.
Namun, Soo masih merupakan pemilik sah lahan tersebut. Ia telah diberikan hak oleh pemerintah setempat untuk menggunakan lahan itu sebagai makam keluarga dan keputusan untuk menyewakan lahan tersebut dibuat tanpa seizinnya.
Advertisement
Tak Bisa Mengenali Makam Leluhur
Soo yang sama sekali tidak diberitahu tentang kesepakatan itu, kini tidak bisa lagi mengenali letak makam leluhurnya. Lahan itu telah hancur sepenuhnya, bahkan jika ia berhasil menemukan kembali makam-makam tersebut, ia akan kesulitan mengetahui makam siapa itu.
Sudah berupaya untuk bernegosiasi dengan pihak aparat desa, namun pria tersebut mengatakan akan melaporkan kejadian ini ke polisi jika tidak ada hasil yang memuaskan.
Situasinya kini telah menarik perhatian di media sosial dengan banyak warganet yang sepakat bahwa tindakan aparat desa tersebut tidak sopan dan salah karena menyewakan lahan tanpa izin Soo. Sementara beberapa orang lainnya juga menganggap tidak etis untuk memindahkan makam leluhur Soo tanpa kehadirannya.
