Menko PMK Tekankan Pentingnya Mengatur Kelahiran dan Pemenuhan Gizi Cegah Stunting

Muhadjir Effendy menyampaikan, dengan banyaknya anak tersebut dikhawatirkan kebutuhan gizi masing-masing anak tidak bisa terpenuhi dengan baik dan anak terancam mengalami stunting.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Agu 2023, 23:59 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2023, 16:04 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy mengunjungi Yayasan Peduli AIDS (Yapeda) Timika di Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada Rabu (2/8/2023) yang menampung para penghuni Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) anak. (Dok Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI)

Liputan6.com, Jakarta Tradisi memiliki banyak anak sampai saat ini masih dijumpai. Salah satunya di Provinsi Papua Tengah, di mana ada satu keluarga yang memiliki anak sampai 11 orang, dan di antaranya ada yang mengalami stunting. 

Dari penjelasan kepala keluarga didapatkan bahwa keluarga tersebut masih mengamini pepatah "banyak anak banyak rezeki". Menurutnya juga, banyaknya anak yang dimiliki adalah anugerah Tuhan yang tidak boleh ditolak. 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, dengan banyaknya anak tersebut dikhawatirkan kebutuhan gizi masing-masing anak tidak bisa terpenuhi dengan baik dan anak terancam mengalami stunting. 

Karena itu, menurutnya, menjadi tanggung jawab bagi pemerintah kampung dan pemuka agama setempat untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya pengaturan dan perencanaan jumlah anak dan pemenuhan gizi pada anak. Anak terlalu banyak dan terlalu dekat menjadi faktor risiko stunting karena keterbatasan kemampuan pengasuhan orang tua.

Hal itu disampaikannya saat mengunjungi keluarga dengan anak stunting di Kampung Mawokauw Jaya, Distrik Wania Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pada Rabu (2/8/2023). 

"Itu soal ketidaktahuan dan budaya dan perlu banyak diberi pemahaman. Karena kita masyarakat yang agamis, menajadi tanggung jawab dari Pak Kepala Kampung dan Pak Pendeta untuk memberikan pemahaman bahwa punya anak harus direncanakan sesuai kemampuan keluarga dan perlu melahirkan generasi yang, sehat, kuat, dan cerdas sesuai ajaran agama," ujarnya.

Dalam kesempatan itu Menko PMK didampingi Kepala Kampung Mawokauw Jaya Edison Rafra, jajaran dinkes dan dinsos Kabupaten Mimika. Lebih lanjut, menurut Menko PMK, untuk memberikan pemahaman dan penyadaran masyarakat mengenai pengaturan kelahiran, pemenuhan gizi, juga perlu peran dari para pendamping keluarga, juga tenaga kesehatan yang ada di kampung.

"Tugasnya dari pendamping keluarga kepala kampung memberikan semacam penyadaran bertapa pentingnya mengatur kelahiran dan menjaga gizi anak-anaknya agar nanti betul-betul menjadi anak yang sehat, kuat, cerdas," ujarnya.

 

Minta Dinkes dan Puskesmas Berikan Bantuan PMT

Menko PMK juga meminta pihak dinas kesehatan kesehatan dan Puskesmas Kampung untuk memberikan bantuan PMT (pemberian makanan tambahan) berbahan pangan lokal yang kaya protein hewani untuk balita dan ibu hamil, serta sosialisasi dan edukasi makanan sehat untuk anak. 

Kemudian, untuk pihak kampung diminta supaya memberikan bantuan sosial dari dana desa bagi mereka yang memiliki banyak anak tetapi tidak bisa memenuhi kecukupan gizi anaknya dengan baik.  "Aparat kampung harus memperhatikan masyarakatnya terutama dalam hal kesehatannya," jelasnya.

Selain itu, Menko PMK juga meninjau Sekretariat Pokja Kampung KB Ketahanan Keluarga di kantor Kampung Mawokau Jaya, dia juga menyempatkan diri melakukan peninjauan dapur sehat stunting yang dikelola aparat Kampung Mawokauw Jaya.

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi
Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya