Liputan6.com, Jakarta - Perubahan iklim tengah mengancam dunia, termasuk Indonesia. Suhu global naik signifikan menyebabkan salju mencair di Antartika dan air laut naik. Jika kondisi ini dibiarkan, bahkan Jakarta pada beberapa tahun mendatang terancam akan tenggelam.
Anggota Komite Eksekutif Majelis Hukama Muslimin (MHM) Dr TGB M Zainul Majdi mengingatkan para pemuda akan bahaya ancaman perubahan Iklim. Menurutnya, negeri ini sedang menyongsong Indonesia Emas. Namun, Indonesia emas tidak akan terwujud jika buminya hancur, jika Indonesianya rusak.
Baca Juga
"Indonesia emas akan ada kalau buminya tetap ada, kalau Indonesia tetap ada," pesan TGB, panggilan akrabnya, di hadapan ribuan anak muda yang memadati ruang Islamic Book Fair di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (22/9/2023).
Advertisement
Pesan ini disampaikan TGB dalam Diskusi dan Bedah Buku Generasi Terakhir: Aktivisme Dunia Muslim Mencegah Perubahan Iklim dan Kepunahan Lingkungan Hidup. Buku ini ditulis oleh Dr Fachruddin M Mangunjaya.
"Kalau kita ingin masa depan yang baik, salah satu syaratnya adalah kita jaga baik-baik bumi Indonesia," sebut TGB.
Kenapa bumi harus dijaga? TGB menjelaskan bahwa bumi itu satu. Al-Qur'an menjelaskan bahwa pergantian bumi menjadi tanda kiamat. Karenanya, sebelum kiamat, bumi harus dijaga karena itu adalah modal bagi manusia.
"Tanah Indonesia adalah modal untuk segalanya, beribadah, bekerja, membangun, berkarir, menyiapkan masa depan. Kita punya satu modal, namanya bumi," pesan TGB.
"Banyak yang memuji Indonesia sebagai potongan surga. Tokoh agama dunia, termasuk Grand Syekh Al-Azhar dan Majelis Hukama Muslimin, semua menyuarakan agar Indonesia sebagai negara muslim terbesar dengan segala potensinya tetap bisa dijaga dan dirawat sehingga bisa menghadirkan kemaslahatan dari geberasi ke generasi," sambungnya.
Â
Yang Bisa Dilakukan Pemuda Indonesia
TGB menggarisbawahi bahwa generasi muda adalah aktor terpenting dalam merawat masa depan Indonesia agar lebh indah, subur, dan baik. Kepada para pemuda Indonesia, TGB berpesan dengan menyitir pesan Nabi, 'Mulailah melaksanakan sesuatu yang baik dari dirimu dan dari orang orang yang terdekat denganmu.'
TGB mengajak para pemuda untuk merawat lingkungan mulai dari diri sendiri dan dari hal kecil. Misalnya, dalam pola konsumsi keseharian, dengan menurangi penggunaan bahan plastik, serta lebih memperhatikan kelestarian lingkungan.
"Mari mulai dari diri kita. Bangun keseharian kita dengan pola yang ramah lingkungan, tidak membebani ekosistem. Potong satu pohon, tanam dua pohon," sebutnya.
Upaya lain yang bisa dilakukan dalam merawat lingkungan, kata TGB, adalah tidak berlebihan, baik dalam makan, minum, menggunakan air, dan gaya hidup.
"Pastikan air digunakan secara efisien, termasuk saat berwudu," sebutnya.
TGB menyitir salah satu pesan Nabi kepada para sahabat. Diriwayatkan, suatu hari Nabi melihat sahabat berwudu dengan cara berlebihan. Nabi lalu melarang dan berpesan agar jangan berlebih-lebihan. Meski berwudu di sungai yang mengalir, sumber air juga harus tetap dijaga.
"Pakai air secukupnya. Konsumsi jangan berlebihan. Gubakan bahan baku ramah lingkungan. Insya Allah itu bagian ibadah dan menjaga amanah untuk merawat bumi," tandasnya.
Advertisement