Liputan6.com, Seoul - Kebakaran hutan hebat melanda wilayah tenggara Korea Selatan, menewaskan setidaknya 18 orang. Ribuan petugas pemadam kebakaran yang dibantu militer dikerahkan untuk menangani salah satu bencana kebakaran hutan terparah dalam beberapa dekade terakhir.
Pemerintah menyatakan kobaran api yang menyebar cepat telah memaksa lebih dari 27.000 warga mengungsi. Didorong angin kencang dan cuaca kering, api melalap permukiman, memaksa sekolah ditutup, dan ratusan narapidana harus dipindahkan dari penjara.
Baca Juga
"Kami mengerahkan semua personel dan peralatan yang ada untuk menanggapi kebakaran terburuk ini, tetapi situasinya tetap buruk," kata penjabat Presiden Han Duck-soo, seraya menambahkan pasukan Amerika Serikat (AS) di Korea Selatan juga turut membantu seperti dikutip dari CNA.
Advertisement
Hingga Rabu (26/3/2025), pukul 05.00 waktu setempat, Kementerian Keamanan Korea Selatan mencatat 14 korban tewas akibat kebakaran yang berawal dari Uiseong, sementara empat orang lainnya terkait kebakaran di Sancheong.
"Banyak korban berusia 60-70 tahun," ujar pejabat kepolisian setempat Son Chang-ho.
Ahli bencana hutan Lee Byung-doo menyebut kebakaran Uiseong yang baru 68 persen terkendali memiliki skala dan kecepatan "di luar bayangan" akibat angin kencang. Kementerian keamanan memprediksi kondisi kering masih akan berlanjut di wilayah terdampak.
Lee memperingatkan perubahan iklim akan meningkatkan frekuensi kebakaran hutan, merujuk pada kasus di Los Angeles dan Jepang timur laut yang sebelumnya jarang terjadi.
"Kita harus mengakui kebakaran besar akan semakin sering dan mempersiapkan lebih banyak sumber daya," katanya.
Kritik di Tengah Bencana Kebakaran Hutan
Korea Selatan mengandalkan helikopter untuk memadamkan api di medan pegunungan. Namun, Lee menyarankan penggunaan pesawat pemadam dan drone yang bisa beroperasi malam hari.
Oktober lalu, anggota parlemen Yoon Joon-byeong menyatakan bahwa sebanyak delapan dari 48 helikopter pemadam milik Badan Kehutanan Korea Selatan tidak bisa digunakan sejak tahun lalu karena sanksi menghalangi impor suku cadang dari Rusia.
Menanggapi kritik kurangnya peralatan dan helikopter, juru bicara Badan Kehutanan Kim Jong-gun mengungkap rencana penambahan helikopter pemadam.
Terdapat 4.919 personel termasuk polisi dan tentara dikerahkan dengan 87 helikopter untuk memadamkan api.
Kebakaran yang melanda Uiseong sejak Sabtu (22/3) dan belum sepenuhnya terkendali, menghanguskan kuil kuno dan rumah-rumah penduduk. Api, kata pejabat setempat, juga mengancam situs Warisan Dunia UNESCO seperti Desa Hahoe dan Akademi Konfusius Byeongsan di Kota Andong. Kuil Gounsa yang dibangun tahun 681 dilaporkan telah hangus terbakar.
Â
Advertisement
