Liputan6.com, Jakarta - Tingkat gas rumah kaca yang mencapai rekor tertinggi telah mendorong suhu global ke level terpanas sepanjang sejarah pada 2024, mempercepat pencairan es, meningkatkan permukaan laut, dan membawa dunia semakin dekat ke batas pemanasan yang mengkhawatirkan. Hal ini diungkapkan dalam laporan tahunan World Meteorological Organization (WMO) atau Organisasi Meteorologi Dunia yang dirilis Rabu (19/3).
Mengutip Malay Mail, Jumat (21/3/2025), menurut laporan tersebut suhu rata-rata global pada 2024 mencapai 1,55 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri (1850–1900). Angka ini melampaui rekor tahun 2023 yang sebelumnya tercatat lebih tinggi 1,45 derajat Celcius, menandai kenaikan sebesar 0,1 derajat Celcius hanya dalam satu tahun.
Sebagai informasi, kesepakatan Perjanjian Paris 2015 menetapkan target untuk membatasi kenaikan suhu global hingga maksimal 1,5 derajat Celcius guna menghindari dampak terburuk perubahan iklim.
Advertisement
Meskipun angka tahunan 2024 telah melampaui batas, WMO menegaskan bahwa satu tahun di atas 1,5 derajat Celcius belum berarti target Perjanjian Paris sepenuhnya gagal.
"Satu tahun di atas 1,5 derajat tidak serta-merta berarti ambang batas Perjanjian Paris telah terlampaui secara resmi," ujar John Kennedy, koordinator ilmiah WMO dan penulis utama laporan tersebut.
Namun, John Kennedy menambahkan bahwa kisaran ketidakpastian dalam data membuat kemungkinan melewati batas ini tetap ada.
Faktor Pemicu Kenaikan Suhu Global
Selain peningkatan gas rumah kaca, laporan WMO menyebut beberapa faktor lain yang turut memicu pemanasan global pada 2024, di antaranya:
- Perubahan siklus matahari yang meningkatkan radiasi ke Bumi
- Letusan gunung berapi besar yang berdampak pada atmosfer
- Penurunan jumlah aerosol pendingin yang biasanya membantu menurunkan suhu
Pemanasan ini telah memicu berbagai bencana cuaca ekstrem di seluruh dunia. WMO mencatat:
- Gelombang panas, kekeringan, dan krisis pangan terjadi di berbagai negara
- Banjir dan kebakaran hutan menyebabkan 800.000 orang mengungsi, tertinggi sejak 2008
- Suhu laut mencapai rekor tertinggi, meningkatkan keasaman laut akibat peningkatan CO₂
Selain itu, pencairan gletser dan es laut berlangsung dalam kecepatan mengkhawatirkan, mendorong kenaikan permukaan laut ke titik tertinggi baru.
Kenaikan rata-rata permukaan laut per tahun:
- 2015–2024: 4,7 mm per tahun
- 1993–2002: 2,1 mm per tahun
Peningkatan ini menunjukkan bahwa laju kenaikan permukaan laut telah lebih dari dua kali lipat dalam dua dekade terakhir.
Kennedy memperingatkan bahwa pencairan es di Arktik dan Antartika bukan hanya berdampak lokal, tetapi juga dapat mengubah pola sirkulasi samudra global, yang pada akhirnya mempengaruhi iklim di seluruh dunia.
"Apa yang terjadi di kutub tidak hanya berhenti di sana," imbuh Kennedy.
Advertisement
