Anaknya Aniaya Pacar Dini Sera Afrianti hingga Tewas, PKB Nonaktifkan Edward Tannur di DPR

Edward dinonaktifkan agar bisa fokus menyelesaikan persoalan yang dihadapi anaknya, Gregorius Ronald Tannur yang diduga melakukan penganiayaan pada Dini Sera Afrianti hingga meninggal dunia di Surabaya.

oleh Nila Chrisna YulikaDelvira Hutabarat diperbarui 09 Okt 2023, 08:27 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2023, 08:27 WIB
Gregorius Ronald Tannur menjadi tersangka penganiayaan hingga menyebabkan meninggal dunia Dini Sera Afriyanti (29) wanita asal Sukabumi, Jawa Barat. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Gregorius Ronald Tannur menjadi tersangka penganiayaan hingga menyebabkan meninggal dunia Dini Sera Afriyanti (29) wanita asal Sukabumi, Jawa Barat. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) secara resmi menonaktifkan Edward Tannur dari anggota Komisi IV DPR RI lantaran anaknya, Gregorius Ronald Tannur menganiaya pacarnya, Dini Sera Afriyanti hingga tewas.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PKB Hasanuddin Wahid menyatakan, PKB mengambil langkah ini agar Edward fokus pada penyelesaian masalah anaknya.

"Kami dari DPP PKB memutuskan sejak malam ini untuk menonaktifkan saudara Edward Tannur dari semua tugasnya di komisi. Dalam konteks ini, namanya sanksi, kami jatuhkan pencabutan dia dari anggota komisinya dan besok PKB ajukan surat pencabutan dari komisinya itu di DPR," kata Hasanuddin dalam ketarangannya, Senin (9/10/2023).

Pria yang akrab disapa Cak Udin itu mengatakan, Edward dinonaktifkan agar bisa fokus menyelesaikan persoalan yang dihadapi anaknya, Gregorius Ronald Tannur yang diduga melakukan penganiayaan pada DSA hingga meninggal dunia di Surabaya.

“Karena kami sangat prihatin terjadi hal semacam itu dan hati kami ada di korban,” katanya.

Cak Udin juga menegaskan bahwa PKB bakal meminta Edward untuk menghadapi kasus yang menimpa Ronald sesuai dengan ketentuan undang-undang. Ia memastikan bahwa PKB tidak akan melakukan intervensi pada proses hukum yang berlangsung pada Ronald.

"Ini bentuk sanksi kami sembari kami beri kesempatan atas persoalan yang terjadi, agar dia segera membantu sebisa mungkin persoalan bisa selesai secara hukum," pungkasnya.

Cak Imin Minta Pelaku Dihukum Setimpal

Bakal calon wakil presiden (bacawapres) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Bakal calon wakil presiden (bacawapres) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. (Liputan6.com/ Nanda Perdana Putra)

Ketua Umum PKB Muhaimun Iskandar alias Cak Imin, turut berduka cita atas kasus seorang wanita Dini Sera Afrianti (29) alias Andin atau Dini asal Sukabumi, Jawa Barat yang diduga dilakukan oleh teman lelakinya, berinisial GRT (31), anak seorang anggota DPR RI asal Nusa Tenggara Timur.

"Saya dan seluruh keluarga besar PKB berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Dini Sera Afrianti (Andini). Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah selalu," tulis Cak Imin, di akun media sosial X @cakiminNOW, dikutip Jumat (6/10/2023).

 Dia menegaskan, jika dirinya dan PKB berada dipihak korban. Serta, meminta agar pelaku diberikan hukuman setimpal.

"Saya bersepakat pelaku harus mendapatkan hukuman yang setimpal. Saya dan PKB pasti berdiri di pihak korban," tegasnya.

Sebab, Bacawapres Koalisi Perubahan ini, menilai tindakan kekerasan terlebih terhadap perempuan tidak dibenarkan.

"Tidak ada tindakan kekerasan apalagi pembunuhan yg bisa dibenarkan, terlebih lagi kepada perempuan. Semoga Andini mendapat tempat terbaik di sisi Allah Tuhan YME. AMIN," ucap Cak Imin.

Dugaan Kekerasan yang Dialami Dini Sera Afiranti

Tangkapan layar Dini Sera Afrianti di TikTok. (Istimewa)
Tangkapan layar Dini Sera Afrianti di TikTok. (Istimewa)

Kuasa hukum keluarga korban Dini Sera Afrianti (SDA) atau akrab disapa Dini, Dimas Yemahura mengungkapkan, dugaan penganiayaan yang berujung kematian kliennya itu diterima korban sejak berada di room sebuah tempat karaoke di Surabaya.

Penganiayaan terus berlanjut hingga korban keluar dari ruangan karaoke.

 Dimas menambahkan, terduga pelaku mengajak korban keluar ruangan dan bersitegang di sepanjang perjalanan menuju parkir mobil. Di parkiran ini lah korban diduga kembali mengalami penganiayaan.

"Penganiayaannya dimulai dari di room itu sudah ditendang dipukul," ujar Dimas, di Surabaya, Kamis (5/10/2023).

Satreskrim Polrestabes Surabaya, memeriksa sebanyak 15 saksi untuk melakukan pendalaman, tapi belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.

"Kami periksa beberapa saksi, baik rekan korban, security di lokasi dan saksi-saksi yang (melihat) korban meninggal dunia," ucap Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukomono.

Polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap rekaman CCTV yang ada di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP). Hendro menyebut ada lima titik CCTV yang diperiksa.

"Antara lain di lokasi hiburan malam, lobby hiburan malam, parkiran mal, apartemen korban dan rumah sakit," ujar AKBP Hendro.

Dikonfirmasi mengenai dugaan tindakan kekerasan atau penganiayaan terhadap korban yang terekam CCTV, AKBP Hendro menyampaikan, pihaknya masih melakukan penyelidikan. "Ini masih kami dalami," ucapnya.4 dari 4 halaman

Kronologi Tewasnya Dini

Dini Sera Afrianti (29) menjadi korban dugaan penganiayaan hingga tewas yang dilakukan oleh anak anggota DPR RI fraksi PKB Gregorius Ronald Tannur (31) di Surabaya, Jawa Timur.
Dini Sera Afrianti (29) menjadi korban dugaan penganiayaan hingga tewas yang dilakukan oleh anak anggota DPR RI fraksi PKB Gregorius Ronald Tannur (31) di Surabaya, Jawa Timur. (TikTok)

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Damar Indonesia, Dimas Yemahura Alfarauq menceritakan tentang kematian kliennya, Dini Sera Afrianti (29) alias Andin atau Dini asal Sukabumi, Jawa Barat, yang diduga dilakukan oleh teman lelakinya, berinisial GRT (31), anak seorang anggota DPR RI asal Nusa Tenggara Timur.

Diman menjelaskan, pada Rabu malam 4 Oktober 2023, korban mendapat undangan party di room VIP di Blackhole KTV Club Surabaya. Dia berangkat menghadiri undangan tersebut bersama sang pacar tersebut. Sesampainya di lokasi, mereka menikmati musik di sebuah room VIP sambil menenggak minuman keras (Miras).

 Dalam kondisi sudah mabuk, Andin dan Ronald cek-cok di dalam room hingga berujung penganiayaan. Andin diduga mendapat beberapa kali tendangan dari Ronald sehingga mengalami memar di paha. Saat itu korban sempat mengirim voice note (rekaman suara) pada salah satu kerabatnya.

“Korban ini datang bersama R dalam sebuah undangan party di Blackhole KTV. Sebelum meninggal, sempat mengirim voice note, Saya gak tahu salah apa, tapi ditendang terus sama dia. Voice note-nya sudah ter-transmisi ke kami,” ujar Dimas, Jumat (6/10/2023).

Dimas melanjutkan, penganiayaan berlanjut hingga di luar room. Saat menuju parkiran basement Lenmarc Mall, Andin disebut sempat ditendang Ronald hingga tersungkur di tangga.

Setibanya di parkiran basement Lenmarc Mall, diduga penganiayaan berlanjut. Dalam foto yang beredar nampak ada luka bekas terseret dan luka memar dari jejak terlindas ban mobil.

Dalam kondisi kritis tak berdaya, tubuh Andin dibiarkan tergeletak begitu saja di lantai basement parkiran mobil Lenmarc Mall. Ronald sendiri menghilang entah kemana. Ada yang menyebut anak anggota DPR RI ini balik lagi ke room VIP Blackhole KTV untuk beberapa saat.

Setelah kembali, Ronald memasukkan Andin ke dalam mobil. Namun bukannya di kursi penumpang, malah digeletakkan di bagasi.

“Jadi menurut cerita sekuriti di basement Blackhole KTB, korban ini dijatuhkan terduga pelaku untuk sengaja ditinggalkan. Pelaku juga sempat memasukkan korban ke dalam bagasi kemudian dibawa R,” ucap Dimas.

Parahnya lagi, meskipun tahu kondisi Andin sudah kritis, Ronald bukannya melarikan ke rumah sakit namun malah membawa pulang ke apartemen tempat tinggalnya, di Orchard Tanglin, Pakuwon.

Infografis 1 dari 4 Perempuan Mengalami Kekerasan Fisik atau Seksual. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 1 dari 4 Perempuan Mengalami Kekerasan Fisik atau Seksual. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya