Â
Liputan6.com, Tangerang - Pemerintah Kota (pemkot) Tangerang menegaskan, pihaknya telah lama berencana meninggalkan sistem pengelolaan sampah open dumping yang beresiko pada pencemaran lingkungan dan musibah kebakaran, seperti yang terjadi di TPA Rawa Kucing.
Beberapa pendekatan pun telah dilakukan untuk menyelesaikan persoalan sampah di Kota Tangerang. Antara lain lewat penggunaan magot, kemudian juga lewat sistem Refused Derived Fuel (RDF) yang mengubah sampah menjadi energi.
Advertisement
"Sampai terakhir kota Tangerang ditunjuk menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional untuk pengelolaan sampah lewat Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL). Artinya kita Pemkot komit untuk menyelesaikan persoalan sampah," terang Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang, Tihar, Sabtu (21/10/2023).
Namun pihaknya mengaku pengelolaan sampah memerlukan kerja sama semua pihak. Termasuk dalam menuntaskan program PSEL yang menjadi bagian dari proyek Strategis Nasional.
"Mitra pelaksana pembanguan PSEL belum bisa melaksanakan pembangunan karena masih menunggu AMDAL dari KLHK dan PJBL dari PLN. Dari 09 Maret 2022 sampai sekarang surat-surat ini belum keluar,' ujarnya.
Oleh karenanya, lanjut Tihar, pihaknya berharap KLHK bisa segera menerbitkan Persetujuan Teknis (pertek) untuk selanjutnya bisa mengurus dokumen yang lainnya.
"Ini kan masuk Proyek Strategis Naisonal, harusnya semua pihak bisa bekerja sama menjalankan tugasnya masing-masing demi kepentingan negara. Dan persoalan sampah bisa segera diselesaikan, kalau ini enggak jalan, resiko pencemaran lingkungan dan musibah kebakaran akibat dari sistem open dumping akan terus ada," katanya.
Kebakaran Rawa Kucing Berkurang
Kebakaran hebat yang melanda TPA Rawa Kucing Kota Tangerang akhirnya mulai berkurang meski api masih berkobar.Â
"Pagi ini masih ada beberapa titik api di TPA Rawa Kucing, terutama di pintu 3. Kondisinya sudah tidak separah kemarin siang dan tadi malam," ujar Wali Kota Tangerang, Arief R. Wismansyah, Sabtu, (21/10/2023).
Untuk meminimalisir potensi kebakaran yang membesar lagi, pihaknya telah menerjunkan 10 alat berat. Alat berat tersebut difungsikan untuk membantu pemadaman dan juga melokalisir titik api agar tidak menyebar.
"Ada 10 armada alat berat yang dikerahkan untuk membantu pemadaman," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas LH Kota Tangerang, Tihar, menjelaskan, sampai saat ini petugas gabungan, masih berada di lokasi untuk memadamkan titik api.
"Petugas kita masih bertahan, terus melakukan upaya pemadaman. Semakin siang angin kan makin gede, kita khawatir apinya gede lagi, makanya alat berat dari pagi kami operasionalkan buat membantu pemadaman," paparnya.
Seperti diketahui, kobaran api yang diketahui diduga karena suhu udara yang panas, membakar gunungan sampah TPA Rawa Kucing sejak Jumat siang, 20 Oktober 2023. Ratusan petugas gabungan dan 34 armada pemadam dan tangki air, diterjunkan untuk memadamkan api.
Advertisement
Lebih 9 Jam Api Menghanguskan TPA
Lebih dari 9 jam, kobaran api masih membumbung tinggi di TPA Rawa Kucing Kota Tangerang, Jumat (20/10/2023). Kebakaran hebat di TPA Rawa Kucing masih berlangsung hingga nyaris tengah malam.
Bahkan seorang petugas Pemadam Kebakaran (Damkar), harus dilarikan ke UGD RSUD Kota Tangerang lantaran mengalami sesak napas.
Kondisi lokasi kejadian, sampah plastik dan angin kencang membuat proses pemadaman api terhambat. Asap tebal kebakaran yang muncul dari gunung sampah juga membuat petugas pemadam bertumbangan.
Humas PMI Kota Tangerang, Ade menuturkan, pihaknya mengevakuasi seorang petugas Damkar ke RSUD Kota Tangerang, lantaran sudah lemas sesak napas.
"Tadi ada 1 orang petugas, kondisinya lemas, sesak nafas. Sudah dievakuasi ke rumah sakit dengan ambulans PMI, untuk dapat penanganan di sana," ungkapnya.
Â