Ketua Dewan Pers: Bagaimana Wartawan Profesional Kalau Minim Fasilitas dan Dukungan Perusahaan

Ketua Dewan Pers Nini Rahayu mendorong perusahaan media menjamin kesejahteraan wartawannya dan memberikan fasilitas yang memadahi untuk meningkatkan profesionalitas jurnalistik.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 09 Nov 2023, 08:28 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2023, 01:15 WIB
Seminar narsional bertajuk 'Jurnalistik yang Mengancam Jurnalisme'
Menkominfo Budi Arie Setiadi dan Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu hadir menjadi pembicara di acara seminar narsional bertajuk 'Jurnalistik yang Mengancam Jurnalisme'. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta -  Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu mengatakan, konvergensi media dinilai dapat mempengaruhi kinerja seorang wartawan. Sementara itu, di era sekarang wartawan dituntut menyampaikan informasi yang berkualitas.

Karena itu, Ninik Rahayu mendorong perusahaan pers untuk meningkatan kompetensi dan mensejahterakan wartawan.

Hal itu disampaikan Ninik saat menjadi pembicara dalam seminar narsional bertajuk 'Jurnalistik yang Mengancam Jurnalisme' di Hotel kawasan Jakarta Pusat, Rabu (6/11/2023).

"Gimana wartawan mau profesional kalau minim fasilitas dan dukungan dari perusahaan pers. Gaji di bawah UMP, bahkan disuruh cari gaji sendiri. Peralatan enggak ada, peralatan kurang, katanya multitasking tapi peralatannya saja kurang," ujar dia.

Ninik menyampaikan, risiko konvergensi media berdampak pada profesionalisme wartawan. Saat ini, wartawan harus memiliki keterampilan ganda.

"Wartawan memang harus multitasking. Dia bisa fotografi, videografi. Seseorang wartawan tidak lagi segmented dalam peralatan dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur yang dia harus bisa lakukan dalam memperoleh informasi, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, menyebarkan informasi dan menantang implikasi informasi dari informasi yang disampaikan ke publik," kata Ketua Dewan Pers ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Soroti Tren Wartawan Beradu Cepat

Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu menjadi pembicara dalam seminar narsional bertajuk 'Jurnalistik yang Mengancam Jurnalisme'
Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu menjadi pembicara dalam seminar narsional bertajuk 'Jurnalistik yang Mengancam Jurnalisme'. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Kemudian, kata Ninik, wartawan juga berlomba-lomba mengejar kecepatan. Dalam hal ini, Ninik menggarisbawahi kecepatan harus dibarengi dengan akurasi, keberimbangan, dan proses verfikasi.

"Sebab kalau itu tidak dilakukan maka yang terjadi pelanggaran kode etik jurnalistik, yang kasihan adalah ketua komisi pengaduan," ujar dia.

"Tahun lalu 669 pengaduan. Tahun ini sudah di angka 700-an. Kalau hulu tidak diperbaiki akibatnya ada di hilir tumpuannya ada di situ. Maka wartawan tidak cukup mengetahui, memahami, dan terampil tapi harus ditingkatkan di uji kompetensi agar sesuai kode etik jurnalitik," sambung dia.

 


Perusahaan Pers Diminta Pastikan Kesejahteraan Wartawannya

Ilustrasi jurnalis, wartawan, pers, media. (Freepik/Macrovector)
Ilustrasi jurnalis, wartawan, pers. (Freepik/Macrovector)

Ninik mendorong perusahaan pers untuk meningkatkan kapasitas wartawan selain uji kompetensi. Kemudian, memberikan imbalan yang memadai, memastikan kesejateraan.

"Kesehatan yang utama. Itu menjadi sangat penting. Jangan sampai orang bertugas tapi tidak ada jaminan kesehatan. Karena tugas wartawan itu dia adalah penjaga gawang hak asasi manusia. Karena pers pilar keempat demokrasi," ucap dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya