Kantor Tempo Kembali Diteror Kiriman Bangkai Hewan, Kapolri Perintahkan Kabareskrim Selidiki

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons soal teror kiriman bangkai hewan yang kembali menyasar kantor redaksi Tempo. Listyo Sigit menyatakan telah memerintahkan Kabareskrim melakukan penyelidikan lebih lanjut peristiwa tersebut.

oleh Reza Efendi Diperbarui 23 Mar 2025, 01:40 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2025, 01:39 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat menghadiri kegiatan Safari Ramadan di Masjid Raya Al-Mashun, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), Sabtu malam (22/3/2025).... Selengkapnya

Liputan6.com, Medan - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons soal teror kiriman bangkai hewan yang kembali menyasar kantor redaksi Tempo. Listyo Sigit menyatakan telah memerintahkan Kabareskrim melakukan penyelidikan lebih lanjut peristiwa tersebut.

Pernyataan itu disampaikan Kapolri Listyo Sigit kepada awak media saat menghadiri kegiatan Safari Ramadan di Masjid Raya Al-Mashun, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), Sabtu malam (22/3/2025).

"Saya kira, kita semua tentunya akan memberikan pelayanan yang terbaik untuk bisa menindaklanjuti hal tersebut," kata Listyo Sigit.

Kantor redaksi Tempo kembali menerima kiriman paket mencurigakan berupa bangkai hewan. Kali ini, sebuah kotak berisi bangkai 6 ekor tikus dengan kepala terpenggal dikirim Orang Tak Dikenal (OTK) di Kantor Tempo, Jalan Palmerah Barat, Jakarta.

Berdasarkan siaran pers Tempo, paket tersebut ditemukan oleh petugas kebersihan pada Sabtu pagi (22/3/2025) sekitar pukul 08.00 WIB. Awalnya, kotak kardus yang dibungkus kertas kado bermotif bunga mawar merah itu diduga berisi mi instan.

Namun setelah dibuka, ternyata berisi kepala tikus. Petugas kemudian menemukan 6 bangkai tikus dengan kepala terpenggal yang ditumpuk di dalam kotak. Tidak ada tulisan apapun pada kotak tersebut.

Berdasarkan pemeriksaan sementara dari manajemen gedung, paket tersebut diduga dilempar oleh OTK dari luar pagar kantor Tempo pada pukul 02.11 WIB. Petugas keamanan menduga kotak tersebut sempat mengenai mobil yang terparkir sebelum jatuh ke aspal, karena ditemukan jejak baret pada mobil tersebut.

 

Promosi 1

Teror Kedua

Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra melaporkan peristiwa teror kepala babi terhadap salah seorang wartawannya, Jumat (21/3/2025). (Merdeka.com/Nur Habibie)
Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra melaporkan peristiwa teror kepala babi terhadap salah seorang wartawannya, Jumat (21/3/2025). (Merdeka.com/Nur Habibie)... Selengkapnya

Kejadian ini merupakan teror kedua yang dialami kantor Tempo dalam waktu kurang dari seminggu. Sebelumnya pada Rabu, 19 Maret 2025, Tempo menerima kiriman kepala babi yang ditujukan kepada wartawannya, Francisca Christy Rosana atau Cica.

Paket kepala babi tersebut diterima petugas keamanan pada pukul 16.15 WIB dan baru diketahui isinya oleh Cica pada Kamis, 20 Maret 2025. Kepala babi tersebut ditemukan dalam keadaan kedua telinganya terpotong.

Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, menyatakan keprihatinannya atas kejadian ini dan menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kepada pihak kepolisian.

Dengan perintah langsung dari Kapolri, diharapkan kasus ini dapat segera terungkap dan pelaku dapat diidentifikasi serta ditindak sesuai hukum yang berlaku.

Dewan Pers Kecam

Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu mengecam tindakan teror pengiriman kepala babi yang ditujukan kepada wartawan Tempo. (Liputan6.com/M Radityo Priyasmoro)
Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu mengecam tindakan teror pengiriman kepala babi yang ditujukan kepada wartawan Tempo. (Liputan6.com/M Radityo Priyasmoro)... Selengkapnya

Kantor Media Tempo mendapat kiriman kepala babi pada 19 Maret 2025. Kiriman itu dibungkus kotak kardus yang dilapisi styrofoam. Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra, kotak itu berisi kepala babi tersebut ditujukan kepada salah satu wartawatinya yang bernama Francisca Christy Rosana alias Cica.

Merespons hal itu, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu mengatakan pihaknya mengutuk keras segala bentuk teror terhadap jurnalis. Tindakan tersebut merupakan bentuk nyata teror dan ancaman terhadap independensi serta kemerdekaan pers.

"Padahal kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat (Pasal 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers) dan dijamin sebagai hak asasi warga negara (Pasal 4 UU Pers)," kata Ninik saat jumpa pers di Kantor Dewan Pers Jakarta, Jumat (21/3/2025).

Ninik menambahkan, tidak ada pembenaran dalam teror atau intimidasi bentuk apa pun terhadap jurnalis atau wartawan juga perusahaan pers yang sedang melakukan kerja-kerja jurnalistik. Sebab, tindakan teror terhadap pers merupakan bentuk kekerasan dan premanisme.

"Jurnalis/wartawan dan media massa bisa saja salah, namun melakukan teror terhadap jurnalis/wartawan merupakan tindakan yang tidak berperikemanusiaan. Tindakan itu sekaligus melanggar hak asasi manusia! Hal ini karena hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia paling hakiki," tegas Ninik.

Ninik menyarankan, jika ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan oleh sebuah pemberitaan atau produk jurnalistik, maka harus ditempuh dengan menggunakan mekanisme UU Pers No. 40/1999 dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ).

"Pihak yang dirugikan bisa mengajukan hak jawab atau hak koreksi atas pemberitaan atau produk jurnalistik tersebut," dia menandasi.

Pernyataan Dewan Pers

Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu (Istimewa)
Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu (Istimewa)... Selengkapnya

Atas insiden yang terjadi, Ninik menyatakan ada sejumlah tuntutan dari Dewan Pers dalam menyikapi situasi tersebut: 

  1. Dewan Pers meminta agar aparat penegak hukum mengusut tuntas pelaku teror tersebut. Jika dibiarkan, ancaman atau teror seperti ini akan terus berulang di kemudian hari.
  2. Dewan Pers juga mengimbau semua pihak agar tidak lagi menggunakan cara- cara yang tidak beradab dalam mengajukan keberatan atas pemberitaan atau karya jurnalistik yang dihasilkan oleh pers.
  3. Dewan Pers menganjurkan agar Tempo melaporkan pada aparat keamanan dan penegak hukum karena teror dan intimidasi merupakan tindak pidana.
  4. Dewan Pers meminta agar pers tidak takut terhadap berbagai model ancaman dan tetap bekerja secara profesional. Pers juga tetap kritis dalam menyampaikan pesan kebenaran serta masukan terhadap pembuat kebijakan sehingga masyarakat bisa mendapat informasi secara utuh dari berbagai pihak.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya