Kejagung Tetapkan Tersangka Menghalangi Penyidikan Kasus Korupsi Timah

Kejagung menetapkan satu orang tersangka menghalangi penyidikan atau obstruction of justice terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah IUP PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 30 Jan 2024, 15:38 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2024, 15:38 WIB
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Ketut Sumedana
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Ketut Sumedana. Ketut mengatakan, pemanggilan Johnny G Plate guna menindaklanjuti temuan BPKP terkait kerugian negara. (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan satu orang tersangka menghalangi penyidikan atau obstruction of justice terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.

Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana menyampaikan, penetapan tersangka itu dilakukan usai rangkaian kegiatan sejak 24 Januari 2024 sampai dengan 26 Januari 2024, mulai dari mengumpulkan keterangan saksi, penggeledahan, penyitaan, hingga penahanan terhadap tersangka tersebut.

"Tim penyidik menetapkan satu orang tersangka berinisial TT dengan sangkaan yaitu setiap orang yang dengan sengaja menghalangi atau merintangi secara langsung atau tidak langsung terkait penyidikan atau obstruction of justice perkara dugaan tindak pidana korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah IUP PT Timah tahun 2015-2022," kata Ketut dalam keterangannya, Selasa (30/1/2024).

Menurut Ketut, penyidik meminta keterangan terhadap sejumlah saksi yang terdiri dari direktur perusahaan pertambangan hingga penanggung jawab operasi di lokasi pertambangan, dengan jumlah 20 orang.

Dia turut merinci beberapa lokasi penggeledahan di Kabupaten Bangka Tengah, antara lain toko dan rumah tersangka TT dengan membongkar dua brankas, laci meja, dan satu ruang gudang yang diduga kuat berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang sedang ditangani.

Selain itu, penyidik juga menyita satu unit mobil Porsche, satu unit mobil Suzuki Swift, dan uang tunai sebesar Rp1.074.346.700. Kemudian rumah milik AN dan menemukan uang tunai sebesar Rp6.070.850.000 dan 32 ribu dolar Singapura, serta beberapa mata uang asing yang dibungkus dalam kardus rokok di ruang gudang.

"Seluruh barang bukti uang tunai tersebut dititipkan oleh Tim Penyidik ke Bank BRI Cabang Pangkal Pinang," jelas Ketut.

Kejagung Amankan 55 Alat Berat

Ilustrasi Kejaksaan Agung RI (Kejagung).
Gedung Kejaksaan Agung RI (Kejagung). (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Penyidik Kejagung turut mengamankan 55 alat berat yang sengaja disembunyikan di dalam bengkel dan kawasan hutan, yang ditutupi pohon sawit, yakni terdiri dari 53 unit excavator dan dua unit bulldozer.

"Dalam upaya mengamankan alat berat tersebut, tim penyidik mendapatkan perlawanan berupa penebaran ranjau paku dan ancaman pembakaran alat berat dari oknum-oknum yang diduga terafiliasi dari pihak-pihak terkait," ungkapnya.

Terkait dengan upaya menghambat penyidikan, Ketut mengingatkan semua pihak untuk patuh terhadap ketentuan yang berlaku. Dia memastikan tindakan hukum yang dilakukan Kejagung telah sesuai dengan aturan yang berlaku, objektif, profesional, dan terukur,

"Sehingga tidak sepantasnya jika ditanggapi secara melawan hukum," kata Ketut.

Lebih lanjut, tersangka TT dikenakan pidana obstruction of justice lantaran sengaja menutup dan menggembok pintu objek yang akan digeledah. Dia juga menyembunyikan beberapa dokumen yang dibutuhkan dan tidak memberikan keterangan yang tidak benar sebagai saksi, serta diduga kuat menghilangkan barang bukti elektronik.

"Selanjutnya, tersangka TT dilakukan penahanan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tua Tunu Pangkalpinang sampai dengan 20 hari ke depan," Ketut menandaskan.

INFOGRAFIS JOURNAL_Fakta Soal Kejahatan Sosial Enginering yang Bobol Rekening Korban
INFOGRAFIS JOURNAL_Fakta Soal Kejahatan Sosial Enginering yang Bobol Rekening Korban (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya