Erick Thohir Pastikan Stok Beras Cukup untuk Kebutuhan Ramadan dan Idulfitri

Erick Thohir memastikan bahwa stok Cadangan Beras Pemerintah yang dikuasai BULOG saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri.

oleh Fachri pada 12 Feb 2024, 18:45 WIB
Diperbarui 12 Feb 2024, 18:45 WIB
Erick Thohir.
Erick Thohir saat mengecek ketersediaan beras SPHP di Retail Modern Robinson Klender. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Di tengah kondisi stok beras di beberapa wilayah di Indonesia yang kian menipis, Menteri BUMN, Erick Thohir memastikan bahwa stok Cadangan Beras Pemerintah yang dikuasai BULOG saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri.

"Stok beras BULOG saat ini ada sebanyak 1,2 juta ton kemudian masih ada stok dalam perjalanan sebanyak 500 ribu ton serta masih ada kuota penugasan pengadaan impor dari pemerintah, maka jumlahnya akan makin kuat untuk kebutuhan penyaluran guna mempertahankan stabilitas harga beras di masyarakat," ujarnya.

Erick juga mengungkapkan bahwa BULOG sudah menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebesar 220 ribu ton dari awal tahun 2024 dan mulai hari ini akan menggelontorkan lagi sebanyak 250 ribu ton.

"Pasar akan dibanjiri tambahan beras SPHP dari BULOG sebanyak 250 ribu ton, jadi masyarakat tidak perlu khawatir terkait pasokan beras ini," ungkapnya.

Impor Beras Dikelola dengan Baik

Beras.
Beras SPHP. (Foto: Istimewa)

Direktur Utama Perum BULOG, Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa penugasan impor beras oleh pemerintah akan dikelola dengan baik oleh BULOG guna menjaga stabilitas harga beras.

"Izin impor beras kepada BULOG ini berlaku sepanjang tahun, jadi akan kami kelola dengan baik agar tidak memengaruhi harga petani saat panen raya nanti dan juga tetap menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen," katanya.

Bayu juga mengungkapkan, dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah melalui BULOG seperti penyaluran Bantuan Pangan Beras dan penyaluran beras SPHP dapat meredam gejolak harga.

"Pemerintah optimis bisa meredam gejolak harga yang disebabkan oleh siklus panen dalam negeri dan kondisi geopolitik dunia yang menyebabkan harga beras dunia yang mengalami kenaikan," ungkapnya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya