Kala Emak-Emak Berdesakan Berburu Sembako di Pasar Subsidi Ramadan Sukabumi

Aksi saling dorong dilakukan ratusan warga didominasi ibu-ibu saat antre membeli sembako bersubsidi pada Operasi Pasar Bersubsidi (Opadi) Ramadan dan Idul Fitri 2025, di Kota Sukabumi.

oleh Fira Syahrin Diperbarui 21 Mar 2025, 22:00 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2025, 22:00 WIB
Antrian warga untuk membeli sembako murah pada Operasi Pasar Bersubsidi (Opadi) di Kantor POS Cabang Kota Sukabumi, Selasa (18/3/2025). (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Antrian warga untuk membeli sembako murah pada Operasi Pasar Bersubsidi (Opadi) di Kantor POS Cabang Kota Sukabumi, Selasa (18/3/2025). (Liputan6.com/Fira Syahrin).... Selengkapnya

Liputan6.com, Sukabumi - Sorak sorai ratusan warga mewarnai jalannya Operasi Pasar Bersubsidi (Opadi) saat gerbang halaman Kantor Pos Cabang Kota Sukabumi mulai dibuka untuk pembelian sembako bersubsidi. 

Pasar Subsidi pada Ramadan dan Idulfitri 2025 ini dijadwalkan selama tiga hari Selasa-Kamis (18-20 Maret 2023) mulai pukul 08.00 WIB, namun sebagian warga mulai mengantre sejak pukul 04.30 WIB. Antrean panjang yang terjadi sejak dini hari ini, menyebabkan terjadinya aksi saling dorong antarwarga. Bahkan, salah seorang warga dikabarkan pingsan di tengah antrean. 

“Iya tadi saya antri sudah di sini dari jam setengah lima abis subuhlah langsung ke sini, iya perjuangannya lumayan, nunggu hampir 4 jam-an demi dapat sembako murah,” kata Iin, warga Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Selasa (18/3/2025). 

Operasi Pasar Bersubsidi tersebut menjual paket sembako berisi beras premium 5 kilogram, gula pasir 1 kilogram, minyak goreng premium 2 liter, dan tepung terigu 1 kilogram dengan harga Rp72 ribu per paketnya, jika tanpa subsidi harga di pasaran ditaksir Rp145.800. 

Konsumen bisa membeli sembako bersubsidi ini dengan syarat melampirkan KTP berdomisili Kota Sukabumi, dan satu KTP hanya bisa membeli satu paket. Di sisi lain, informasi mengenai persyaratan foto copy KTP berwarna ini membuat antrean sempat tak kondusif.

“Kendalanya dari foto copy yang berwarna kan tadinya hitam putih, enggak boleh terus pada lari nyari foto copy yang berwarna jadi ngantre lagi. Katanya dari pusat, ya enggak nerima dari pusatnya yang hitam putih, ya pada lari nyari antrean lagi,” tutur warga lainnya, Ida. 

Promosi 1

Penjelasan Satgas Opadi

Antrian warga untuk membeli sembako murah pada Operasi Pasar Bersubsidi (Opadi) di Kantor POS Cabang Kota Sukabumi, Selasa (18/3/2025). (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Antrian warga untuk membeli sembako murah pada Operasi Pasar Bersubsidi (Opadi) di Kantor POS Cabang Kota Sukabumi, Selasa (18/3/2025). (Liputan6.com/Fira Syahrin).... Selengkapnya

Satgas Operasi Pasar Bersubsidi (Opadi), Alita Adila menjelaskan, verifikasi data pembeli dilakukan melalui aplikasi dari sistem Bulog (Badan Urusan Logistik). Pendataan sempat terkendala jaringan selama 30 menit sebelum pembelian dibuka.

“Kalau loading lama aplikasi itu kan juga memengaruhi antrean nah jadi akhirnya kami memutuskan untuk kenapa kita meminta foto kopi KTP karena kita akan menyatukan dengan kuponnya,” ujarnya.

Dia juga menerangkan alasan mengenai persyaratan foto copy KTP berwarna, yakni untuk efisiensi waktu saat proses pencocokan data dengan sistem aplikasi agar mudah terbaca. 

“Kenapa mintanya berwarna terkadang itu kan orang bekasan saja nih KTP yang ada di dompet udah lecek, enggak kebaca, nanti takutnya di aplikasi bulog itu enggak kebaca KTP-nya padahal kita kan perlu KTP jelas ini benar enggak orang kota,” jelasnya. 

Terkait adanya warga yang pingsan saat mengantre, pihaknya menyatakan akan meningkatkan koordinasi dengan aparat keamanan untuk mengatur antrean. Sebanyak 3.000 paket sembako yang disediakan selama tiga hari dalam gelar pasar bersubsidi ini, dengan penjualan 1.000 paket per harinya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya