Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog mengaku telah menerima anggaran sebesar Rp 16,6 triliun, untuk menyerap 3 juta ton beras selama periode Februari-April 2025.
"Sudah, tanggal 10 Maret (anggaran Rp 16,6 triliun telah cair). Pokoknya dananya sudah siap, buat serapan beras di tahun ini yang 3 juta ton," ujar Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Marga Taufiq di kantornya, Jakarta, Kamis (27/3/2025).
Baca Juga
Marga mengatakan, anggaran tersebut akan digunakan untuk membeli gabah kering panen (GKP) langsung dari petani seharga Rp 6.500 per kg. Adapun hasil serapan Bulog kini telah mencapai 650 ribu ton.
Advertisement
"Jadi kita dengan petani cash and carry, bayar di sawah, Rp 6.500. Stok yang kita serap, gabah sudah 650 ribu ton, CBP (Cadangan Beras Pemerintah) 2,2 juta ton," terang dia.
"Stok kita jadi sangat aman. Sarapan harian di atas 30 Bu (ton) paling tinggi. Ini memang mulai naik (penyerapan beras dari petani), mulai panen raya," dia menegaskan.
Marga turut buka suara soal kecurangan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang diduga mengalami pengurangan isi. Ia menegaskan, aksi curang itu bukan merupakan ulah Bulog.
"Yang jelas itu bukan Bulog ya. Dari Bulog pengawasannya itu ketika kita sudah lepas melalui quality control kita ada. Setelah itu di pasar itulah, itu bukan beras Bulog," beber dia.
Jadi Perintah Prabowo
Terkait serapan beras, Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan Perum Bulog untuk menyerap beras sebesar 3 juta ton pada 2025, bertambah dari target sebelumnya 2 juta ton. Untuk itu, Bulog membutuhkan dana sekitar Rp 57 triliun untuk bisa mengolah beras hasil serapan petani yang jumlahnya bertambah.
Direktur Keuangan Bulog Iryanto Hutagaol memaparkan, dari 2 juta ton target penyerapan sebelumnya, saat ini ada sekitar 1,7 juta ton stok beras yang tersimpan di gudang perseroan.
Pengelolaan Beras
Menurut skenario sebelumnya, Bulog diproyeksikan bakal mengelola sekitar 3,7 juta ton beras pada tahun ini. Namun dengan adanya tambahan target menjadi 3 juta ton, alhasil Bulog harus menambah 1 juta ton penyerapan setara beras.
"Artinya, kita akan mengelola kurang lebih 3,7 juta ton beras tahun ini. Tapi dengan kabar akan diminta 3 juta ton menyerap, artinya kita akan mengelola 4,7 juta ton," kata Iryanto beberapa waktu lalu.
Dalam proses penyerapan ini, Gabah Kering Petani (GKP) hasil panen nantinya akan dibawa menuju penggilingan. Bulog selanjutnya bakal menyerap beras hasil penggilingan seharga Rp 12.000 per kg.
Butuh Rp 57 Triliun
Berdasarkan penghitungan itu, Iryanto melanjutkan, Bulog membutuhkan dana sekitar Rp 57 triliun untuk bisa memenuhi target pengadaan 3 juta ton. Lantaran Bulog harus mengurus total 4,7 juta ton setara beras sepanjang tahun ini.
"Kalau kita hitung harga Rp 12.000 per kg, artinya 4,7 juta ton kali 12.000. Kurang lebih Rp 57 triliun harus kita sediakan dalam waktu mengolah bisnis ini ke beras ini oleh pemerintah," sebut dia.
Guna mendapat pendanaan itu, Bulog kini tengah berbicara dengan pemerintah. Untuk memberikan bantuan yang lebih terstruktur soal masalah pembiayaan.
"Saat ini kita dibantu perbankan. Kalau struktur kita dibantu oleh pemerintah, nanti pemerintah sebagian memberikan APBN-nya langsung kepada kita," ungkap Iryanto.
Advertisement
Bulog Jamin Gabah dan Beras Petani Terserap Selama Ramadan
Sebelumnya, dalam rangka menyambut bulan Ramadan sesuai arahan pemerintah, kegiatan Operasi Pasar Pangan Murah telah dimulai sejak 24 Februari 2025. Perum Bulog ikut berpartisipasi dalam operasi ini bersama berbagai pihak terkait, seperti PT POS, ID FOOD, serta BUMN Pangan lainnya.
"Tentunya untuk pelaksanaan kegiatan Operasi Pasar Pangan Murah ini akan menghadirkan bahan pokok dengan harga yang terjangkau selama bulan Ramadan dan menjelang hari raya Idul Fitri," ujar A. Widiarso, Sekretaris Perusahaan Bulog dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (2/3/2025).
Selain menggelar operasi pasar, Bulog juga tetap menjalankan tugas dari pemerintah, termasuk membeli gabah dan beras hasil panen petani dalam negeri selama Ramadan.
"Sudah akan memasuki masa panen raya, kami terus gencar untuk sosialisasikan program pemerintah bahwa harga gabah kering panen di tingkat petani dapat dibeli dengan harga Rp 6.500,-/kg. Tentunya harga tersebut merupakan harga yang baik dan sebagai bentuk pemerintah hadir dalam upaya menyejahterakan petani." tambah Widiarso.
Bulog mendapat tugas untuk menyerap sebanyak 3 juta ton setara beras. Agar proses ini berjalan lancar, berbagai pihak turut terlibat, termasuk Dinas Pertanian setempat, kelompok tani (Poktan dan Gapoktan), penggilingan, serta dukungan dari TNI dan Polri. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan penyerapan gabah dan beras dapat dilakukan secara optimal di lapangan.
Stok Beras
Sebelumnya, Perum Bulog memastikan ketersediaan stok beras nasional dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya hingga akhir bulan Ramadan 2025.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan segala langkah untuk memastikan pasokan beras tetap stabil selama bulan puasa.
Dengan stok yang cukup baik baik dari cadangan beras pemerintah (CBP) maupun hasil pembelian gabah dari petani domestik.
"Untuk saat ini total stok beras yang dikuasai Perum Bulog kurang lebih sebanyak 1,9 juta ton," kata Suyamto dalam keterangan tertulis, Jumat (28/2/2025).
Stok Beras Dijamin Aman
Ia menambahkan, Bulog telah menetapkan target penyediaan stok yang mencakup periode hingga akhir Ramadan. Sehingga, ia meminta masyarakat tidak perlu khawatir tentang kelangkaan pasokan beras.
Selain itu, dalam rangka menjaga kestabilan harga bahan pangan, Bulog juga akan melaksanakan operasi pasar pangan murah di sejumlah daerah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengendalikan harga beras, gula, serta bahan pokok lainnya yang rentan mengalami lonjakan harga menjelang Ramadan dan Lebaran 2025.
Harga Beras
Suyamto menyebut, untuk menjaga harga beras tetap stabil selama Ramadan, Bulog akan melakukan stabilisasi harga di tingkat produsen maupun konsumen. “Untuk beras kita melaksanakan stabilisasi di tingkat produsen, petani kita cek harganya. Di konsumen juga kita jaga harganya," imbuhnya.
Operasi pasar pangan murah ini akan dilakukan di berbagai lokasi strategis. Bulog juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah, Pos Indonesia, ID Food dan BUMN terkait lainnya untuk memperluas jangkauan penyaluran bahan pangan ke masyarakat.
"Hal ini diharapkan dapat membantu masyarakat memperoleh bahan pokok dengan harga yang lebih stabil," Suyamto menambahkan.
Advertisement
