Viral Presiden Zimbabwe Salah Baca Pidato di depan Anggota Parlemen

Presiden Zimbabwe yang sudah lanjut usia, Robert Mugabe, menyampaikan pidato yang salah di depan anggota parlemen.

oleh Jazilatul Humda diperbarui 25 Mar 2024, 20:41 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2015, 10:31 WIB
Mantan pemimpin Zimbabwe Robert Mugabe yang meninggal di usia 95 tahun. (AFP)
Mantan pemimpin Zimbabwe Robert Mugabe yang meninggal di usia 95 tahun. (AFP)

Liputan6.com, Harare - Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, menyampaikan pidato yang salah di depan parlemen. Robert Mugabe (91), sudah menjabat sebagai presiden Zimbabwe sejak tahun 1980-an. Ini menjadikannya sebagai presiden tertua di Afrika.

Mugabe menyampaikan pidato kenegaraannya di kantor kesekretariatan negara selama 25 menit. Mugabe menyampaikan pidato yang sama dengan yang disampaikan pada bulan lalu. Uniknya, banyak pejabat yang tidak menyadarinya. Kejadian ini diakui oleh juru bicara Mugabe, George Charamba.

“Kekacauan terjadi di kantor kesekretariatannya sehingga mengakibatkan presiden menyampaikan pidato yang salah," ujar Charamba.

Tak hanya Charamba, Menteri Pendidikan Tinggi, Jonathan Moyo, juga membenarkan adanya kejadian tersebut. Moyo beralasan kesalahan tersebut terjadi karena memang pidatonya masih relevan, isi pembahasannya tidak jauh berbeda.

Tetapi, akibat kejadian ini, Mugabe mendapatkan banyak kritik dari berbagai pihak. Bahkan beberapa jurnalis berpendapat bahwa Mugabe sudah tidak seharusnya berkuasa lagi, Mugabe sendiri sudah berumur 91 tahun dan sudah tidak layak.

Kondisi ini diperparah dengan para pendukung Mugabe yang tidak menyadari Mugabe salah membaca pidato, sehingga Mugabe terus lanjut membacakannya. Bahkan, salah satu menteri parlemen, Joseph Chinotimba, justru malah mengomentari pidato tersebut dengan sebutan “sangat fantastis”.

Bahkan, menurut media lokal, anggota partai berkuasa Zanu-PF mengangguk-angguk hingga bertepuk tangan secara berkala di sepanjang pidato Mugabe. Alex Magaisa, seorang pengacara dan blogger politik berpendapat bahwa ini adalah hal yang menyedihkan.

"Ini adalah cerminan menyedihkan dari biasa-biasa sajanya partai mayoritas di Parlemen. Kejadian ini seperti sekelompok besar orang yang menanggapi daya tarik penjilat, akan mendukung apapun yang dikatakan pemimpinnya, tanpa sikap kritis," ujar Magaisa di dalam tulisannya.

Mugabe beruntung, tidak banyak masyarakat yang menyaksikan kejadian ini. Bahkan stasiun penyiaran negara Zimbabwe memilih untuk tidak menyiarkan pidato tersebut, ini terjadi setelah oposisi mengancam akan mencela Mugabe sepanjang acara tersebut. Tetapi, juru bicara Mugabe, Charamba, menginformasikan bahwa pidato yang benar akan disampaikan di sebuah hotel di Harare.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya