4 Pernyataan Mensos Risma Saat Menjadi Saksi dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memenuhi panggilan Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai saksi dalam sidang sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

oleh Farrel Bima Haryomukti diperbarui 05 Apr 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2024, 19:00 WIB
Empat Menteri Jokowi Bersaksi di Sidang Lanjutan Sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024
Menteri Sosial Tri Rismaharini saat menyampaikan kesaksiannya dalam sidang lanjutan sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (5/4/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memenuhi panggilan Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai saksi dalam sidang sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Dalam kesaksiannya, Risma menjelaskan sejumlah hal terkait kebijakan pemerintah menjelang Pilpres 2024, salah satunya satunya mengenai bantuan sosial (Bansos) bencana El Nino.

Risma mengungkapkan bantuan sosial atau bansos terkait bencana El Nino seharusnya dibagikan paling lambat pada bulan Desember 2023.

“Tahun 2023 ada BLT El Nino yang sudah disetujui DPR. Dan ini harus selesai bulan Desember karena ini anggaran 2023,” kata Risma dalam sidang lanjutan PHPU, MK, Jumat (5/4/2024).

Sementara pada 2024, Risma menyebut tak ada lagi alokasi anggaran untuk bantuan dampak El Nino.

“Untuk 2024 target volume hampir sama, hanya tidak ada untuk El Nino dan untuk gagal ginjal akut,” kata dia.

Risma kemudian mengungkap bahwa anggaran bansos untuk tahun 2024 lebih rendah dari tahun 2023.

“Kalau kita bandingkan anggaran 2023 dan 2024, anggaran kami turun dari 87,275,374.140.000 turun menjadi 79.214.083.464.000. Hal ini karena belanja BLT El Nino keluar dari bantuan di 2024,” ungkapnya.

Selanjutnya, Risma menjelaskan terkait adanya pengecualian dalam pencairan bansos. Penjelasan tersebut untuk menjawab pertanyaan Hakim Suhartoyo.

"Jadi begini bapak, setelah kita dalami, kan kenapa penyerapan itu kecil? Nah ternyata ada yang daerah, misalnya kaya Aceh, itu dia harus nyebrang orang itu, karena tidak ada ATM, Pos, sehingga dia harus nyebrang. Nah dia, mereka itu nyebrangnya yang diterima itu paling banyak Rp450 ribu, nyebrangnya itu butuh Rp600 ribu. Sehingga kemudian mereka tidak ambil, karena atau diambil di akhir tahun. Karena (enggak sesuai) nah iya begitu," jawab Risma.

Berikut adalah pernyataan Risma dalam sidang sengketa Pilpres 2024 yang telah dihimpun Tim Liputan6.com:

 

1. Sebut BLT El Nino Harusnya Selesai Desember 2023

Mensos Risma
Menteri Sosial Tri Rismaharini tiba di gedung MK untuk menjadi saksi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. (Liputan6.com/Delvira Hutabarat).

Menteri Risma mengungkapkan bantuan sosial atau bansos terkait bencana El Nino seharusnya dibagikan paling lambat Desember 2023.

“Tahun 2023 ada BLT El Nino yang sudah disetujui DPR. Dan ini harus selesai bulan Desember karena ini anggaran 2023,” kata Risma dalam sidang lanjutan PHPU, MK, Jumat (5/4/2024).

Sementara pada 2024, Risma menyebut tak ada lagi alokasi anggaran untuk bantuan dampak El Nino.

“Untuk 2024 target volume hampir sama, hanya tidak ada untuk El Nino dan untuk gagal ginjal akut,” kata dia.

Selanjutnya, Risma menyebut anggaran bansos tahun 2024 lebih rendah dibandingkan tahun 2023.

“Kalau kita bandingkan anggaran 2023 dan 2024, anggaran kami turun dari 87,275,374.140.000 turun menjadi 79.214.083.464.000. Hal ini karena belanja BLT El Nino keluar dari bantuan di 2024,” ungkapnya.

 

2. Soal Penyaluran Bansos 2023 Mundur

Mensos Risma Bersama DPR Bahas Pengawasan Program Bantuan Sosial Tahun 2022
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/2/2023). Rapat membahas tentang pengawasan program bantuan sosial tahun 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 

Selanjutnya, Mensos Risma juga menjelaskan terkait alasan penyaluran bantuan sosial (bansos) 2023 kepada masyarakat yang berhak menerimanya agak mundur.

Penjelasan Risma berawal saat Hakim Suhartoyo menanyakan soal dalam enam tahun terakhir pencairan mengalami pengecualian.

"Kalau yang berkaitan dengan 6 tahun terakhir pelaksanaan atau pencairan di Januari-Februari Ajeg tadi bu, tapi di 2023 mengalami pengecualian ada koordinasi dengan Perbankan tadi maksudnya apa?" tanya Hakim Suhartoyo dalam ruang sidang MK, Jakarta, Jumat (5/4/2024).

 

"Jadi begini bapak, setelah kita dalami, kan kenapa penyerapan itu kecil? Nah ternyata ada yang daerah, misalnya kaya Aceh, itu dia harus nyebrang orang itu, karena tidak ada ATM, Pos, sehingga dia harus nyebrang. Nah dia, mereka itu nyebrangnya yang diterima itu paling banyak Rp450 ribu, nyebrangnya itu butuh Rp600 ribu. Sehingga kemudian mereka tidak ambil, karena atau diambil di akhir tahun. Karena (enggak sesuai) nah iya begitu," jawab Risma.

 

 

3. Soal Perpindahan Bank

Risma menyebut ada lagi yang bank seperti daerah Bali yakni ada daerah dimana Bank BTN itu tidak ada di Kabupaten tersebut. Sehingga, dia butuh membayar transport untuk mengambil di bank itu di Kabupaten yang lain itu lebih banyak daripada yang dia terima.

"Itu yang kemudian kita rapatkan dengan peimbara yang tadi saya sampaikan ada Pak Wamen BUMN datang untuk bagaimana ini. Jadi kami pindah bank, yang bisa bank apa disitu. Kami pindah bank kita ganti bank-nya, kemudian ini bagaimana ada penyerapan tiga bulan, itu kenapa enggak bisa yang baru," jelasnya.

"Jadi misalkan bapaknya ini, kita ganti dengan nama anaknya penerima, itu bank tidak bisa serta merta mengganti nama ini, butuh waktu tiga bulan untuk sampai jadi rekening itu. Akhirnya kemudian disepakati, di situ ada seluruh bank kemarin rapat dengan kami di seluruh bank," sambungnya

Sehingga, disepakatilah untuk penerima baru itu disalurkan melalui PT Pos. Karena PT Pos bisa satu minggu untuk bisa keluarkan rekening itu, sehingga saat itulah yang dibutuhkan.

4. Akui Tak Berani Usulkan BLT El Nino

Terakhir, Risma juga mengungkapkan dirinya tidak mengusulkan bantuan El Nino kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Hal itu menanggapi pertanyaan dari Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo terkait BLT El Nino yang tidak termasuk dalam anggaran Kemensos 2024.

"Kalau terkait dengan anggaran tahun berikutnya untuk El Nino itu, Kemensos apakah itu memang kebijakan tersendiri atau itu memang harus diusulkan juga?" tanya Suhartoyo dalam sidang di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (5/4/2024).

Lebih lanjut, Risma mengatakan dirinya tidak berani mengusulkan kepada Kemenkeu, lantaran pihaknya tidak mengetahui kondisi keuangan dan ekonomi makro memadai untuk memenuhi bantuan ini.

"Tidak mengusulkan. Kami tidak berani mengusulkan karena tidak mengetahui kondisi keuangan. Kami tidak berani karena kami tidak tahu kondisi makro dan masalahnya," ujar Mensos.

Infografis KPU Siap Hadapi Sengketa Pemilu 2024 di MK. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis KPU Siap Hadapi Sengketa Pemilu 2024 di MK. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya