Liputan6.com, Denpasar Guna mengurai kemacetan di Bali, khususnya di daerah wisata, Pemerintah Provinsi Bali mewacanakan pembangunan transportasi massal. Untuk itu, proyek Bali Urban Rail and Associated Facilities atau pengembangan dan pembangunan koridor transportasi massal berbasis kereta akan dijalankan.
Proyek itu pun mendapatkan Sambutan hangat dari berbagai investor. Pasalnya, sudah ada delapan investor yang berminat terhadap proyek tersebut.
Penjabat (Pj) Gubernur Bali, S. M. Mahendra Jaya, menyebut bahwa delapan investor itu secara keseluruhan berbentuk konsorsium.
Advertisement
"Yakni tiga investor dari Eropa, dua dari China, satu dari Malaysia dan dua dari Indonesia yang berkolaborasi dengan perusahaan asing," sebutnya.
Di sisi lain, Mahendra Jaya menegaskan keseriusannya dalam mewujudkan proyek infrastruktur yang telah cukup lama diwacanakan untuk mengatasi kemacetan di Bali, khususnya di daerah tujuan wisata.
Keseriusan itu pun diperlihatkan tatkala dilakukannya penyerahan dokumen kualifikasi untuk studi kelayakannya dari PT Bumi Indah Prima kepada PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) selaku pihak yang ditugaskan untuk melaksanakan penjaringan investor.
"Kegiatan ini sebagai tonggak baru pembangunan infrastruktur transportasi di Bali karena menunjukkan kejelasan progres pembangunan dan pengembangan koridor pariwisata melalui model investasi business to business,” ujar Mahendra Jaya.
Bentuk Keseriusan
Sebelumnya, keseriusan Pj Gubernur diawali dengan mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 9 Tahun 2024 tentang penugasan kepada PT Jamkrida Bali Mandara untuk melakukan kerjabsama dalam pengembangan, pembiayaan, dan penyelenggaraan sistem angkutan umum berbasis kereta.
Pergub itu pun memberi amanat pada PT Jamkrida Bali Mandara untuk membangun kerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah lainnya yaitu PT SBDJ yang merupakan anak perusahaan PT Bali Kerthi Development Fund.
"Pergub ini menjadi dasar hukum yang kuat bagi SBDJ untuk mewakili kepentingan pemerintah daerah dalam pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis kereta di Daerah Bali," ungkap Mahendra Jaya.
"Menindaklanjuti Pergub Nomor 9 Tahun 2024, SBDJ bergerak cepat dengan melakukan lelang investasi melalui proses kualifikasi (Request for Qualification) untuk mencari mitra investor global," jelasnya.
Advertisement
Segera Terwujud
Dukungan terhadap rencana pengembangan transportasi massal berbasis kereta di Bali turut disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI, Suharso Monoarfa.
Ia berharap, proyek ini dapat segera terwujud dan menjadi contoh bagi daerah lain dalam mencari solusi terkait persoalan di bidang pelayanan publik, khususnya transportasi.
“Yang dilakukan Bali ini adalah pendekatan baru tanpa membebani fiskal pusat maupun daerah," ujar Monoarfa.
"Pendekatan yang dilakukan adalah membuka peluang investasi yang hasilnya bisa dinikmati masyarakat, khususnya wisatawan yang berkunjung ke Bali,” jelasnya.
Dalam pengembangannya, Manoarfa mengingatkan agar proyek ini tak merusak alam dan budaya Bali.
“Alam dan budaya Bali harus tetap dijaga, karena memanfaatkan ruang bawah tanah, Perdanya harus segera disiapkan. Saya yakin Pak Pj Gubernur sudah paham soal itu,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI, Bahlil Lahadalia menyebut, pola investasi ini adalah contoh pertama pelibatan swasta dalam proyek strategis.
“Ini adalah contoh pertama, pembangunan tanpa membebani uang negara. Saya harap bisa dijadikan contoh oleh daerah lain di Indonesia,” sebutnya.
Bahlil menegaskan bahwa pihaknya akan membantu proyek ini dengan mempercepat proses perizinan dan memberi insentif yang diumungkinkan seperti keringanan pajak, list barang import yang bebas pajak untuk keperluan proyek ini dan lain-lain.
Sebagai informasi, proyek transportasi massal berbasis kereta sangat urgent mengingat sektor pariwisata menjadi back bone perekonomian Bali. Sebagai gambaran, pada tahun 2023 jumlah wisatawan yang datang ke Bali mencapai 15.163.735 orang dan tahun 2024 ditargetkan mencapai 20 Juta wisatawan.
(*)