Pengamat: Jangan Sampai Ada Kotak Kosong di Pilkada Jakarta

Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio menekankan tidak boleh ada calon gubernur yang melawan kotong kosong pada Pilkada Jakarta 2024.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 10 Agu 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2024, 21:00 WIB
Diskusi Menagih Janji Kesejahteraan Daerah
Pengamat Politik Hendri Satrio saat menjadi pembicara dalam diskusi ekonomi politik di Jakarta, Minggu (24/5/2015). Diskusi tersebut mengangkat tema Menagih Janji Kesejahteraan Daerah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio menekankan tidak boleh ada calon gubernur yang melawan kotong kosong pada Pilkada Jakarta 2024.

Menurut dia,  Jakarta tidak pernah kehabisan sosok pemimpin potensial.

Hendri menilai banyak nama-nama selain Anies Baswedan yang dapat dipertimbangkan oleh partai politik untuk diusung di Pilkada Jakarta. Sehingga, skenario kotak kosong di Pilkada Jakarta 2024 dapat dihindari

"Masih banyak nama-nama lain selain Anies, jadi yang jelas tidak boleh lawan kotak kosong. Kotak kosong itu hanya bisa terjadi jika elektabilitas sosoknya tinggi sehingga lawannya tak ada yang berani, bukan berarti ada siasat kotak kosong agar sosok yang diinginkan penguasa atau rezim lancar melewati Pilkada," kata Hensat dikutip dari siaran persnya, Sabtu (10/8/2024).

Dia meyakini skenario kotak kosong di Pilkada Jakarta dapat dicegah apabila para partai politik memunculkan sosok-sosok lain di luar Anies Baswedan.

"Kalau memang ternyata Anies tak bisa ikut Pilkada Jakarta, jangan sampai dipaksakan ada kotak kosong, sebab ada nama-nama lain yang bisa juga menjadi pemimpin," ujarnya.

Dia pun menyebut beberapa nama yang seharusnya dipertimbangkan dalam bursa calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta. Salah satunya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sekaligus Ketua Bappilu DPP PPP, Sandiaga Uno.

Dia menuturkan jabatan Sandiaga sebagai Menteri sudah selevel dengan gubernur sehingga bisa diusulkan menjadi calon oleh partai politik. Selain itu, Sandiaga juga memiliki pengalaman sebagai wakil gubernur DKI Jakarta pada 2017 hingga 2019.

"Sandiaga Uno ini berpengalaman pernah menang di 2017, meski ia hanya sampai 2019, namun patut dipertimbangkan karena pasti ada ide-ide dari dia tentang Jakarta yang belum tuntas selama ia menjabat sebagai Wagub," jelas Hendri.

 

Loyalis Presiden

Dia menyampaikan Sandiaga juga dapat disebut loyalis Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Sebab, Sandiaga pernah mendampingi Prabowo di Pilpres 2019 dan menjadi menteri di pemerintahan Jokowi.

"Bukan hanya RK (Ridwan Kamil) yang loyalis, jika pertimbangannya itu, maka Sandi juga harusnya menjadi pertimbangan rezim," ujarnya.

Selain Sandiaga, Hendri juga mendorong agar partai politik mempertimbangkan nama Ahok yang juga berpengalaman memimpin Jakarta. Salah satunya, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Ahok pun juga boleh dipertimbangkan karena selain ia pernah memimpin Jakarta, saat itu 2017 juga suaranya banyak hingga hampir menyaingi Anies-Sandi," tutur dia.

PKS Klaim Pihaknya Tak Ingin Pilkada Jakarta 2024 Melawan Kotak Kosong

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengklaim partainya tak ingin Pilkada Jakarta 2024 ada kandidat melawan kotak kosong.

"Sejak awal berkomitmen tidak ingin ada kotak kosong," klaim juru bicara PKS Muhammad Kholid di DPP PKS, Jakarta, Sabtu (10/8/2024).

Salah satu komitmennya bahwa tak ingin ada calon di Pilkada Jakarta melawan kotak kosong adalah dengan menghadirkan pasangan Anies Baswedan dan Sohibul Iman.

Meskipun belakangan, Anies pun tampaknya tak mendapatkan tiket usai PKS mempertimbangkan masuk ke Koalisi Indonesia Maju (KIM).

"Dibuktikan dengan apa? PKS dari awal mendeklarasikan Anies-Sohibul Iman," tutur Kholid.

Meski demikian, pihaknya pun masih menunggu konstelasi politik ke depan seperti apa.

"Ya tentu kita semua berharap demokrasi tidak ada kotak kosong ya. Tapi yang terbaik kita tidak tahu konstelasi ke depan akan seperti apa. Tapi ikhtiar PKS sejak awal kami menginginkan mengusung semakin banyak poros semakin bagus," kata Kholid.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya