Polemik Susu Ikan di Program Makan Gratis Prabowo-Gibran, Gerindra: Alternatif, Belum Final

Program makan gratis pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terus menuai sorotan. Setelah polemik pergantian nama dan anggaran per porsinya, kini muncul wacana penggunaan susu ikan, bukan susu sapi.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 12 Sep 2024, 19:30 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2024, 19:30 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai menghadiri open house Idul Fitri 1445 Hijriah di kediaman Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Jakarta, Kamis (11/4/2024). (Merdeka.com/Alma Fikhasari)
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai menghadiri open house Idul Fitri 1445 Hijriah di kediaman Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Jakarta, Kamis (11/4/2024). (Merdeka.com/Alma Fikhasari)

Liputan6.com, Jakarta Program makan gratis pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terus menuai sorotan. Setelah pergantian nama dari makan siang gratis menjadi makan bergizi gratis serta penurunan anggaran per porsinya dari Rp15.000 menjadi Rp7.500, kini muncul wacana penggunaan susu ikan, bukan susu sapi.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco menyatakan, penggunaan susu ikan baru sebatas alternatif dan belum final.

"Jadi begini, alternatif. Alternatif itu adalah aspirasi juga dari masyarakat, kemudian hasil simulasi yang ada dan belum final," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2024).

Menurut Dasco, hasil final nantinya akan diumumkan. Namun, semua wacana susu saat ini menurutnya baru semacam usulan saja.

"Kita akan umumkan ke publik mengenai masalah pengganti susu makan bergizi itu pada saatnya nanti. Jadi kalau sekarang ya itu kita anggap sebagai aspirasi ataupun kemudian langsung simulasi," kata Dasco.

Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi, menegaskan tidak ada skenario dari Badan Gizi Nasional terkait penggunaan susu ikan dalam program makan bergizi gratis pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Menurut dia, Badan Gizi Nasional terbuka dengan ide dari pihak lain untuk program andalan Prabowo itu.

"Keterangan yang saya dapat dari Kepala Badan Gizi Nasional sejauh ini tidak ada skenario bernama susu ikan," kata Hasan kepada wartawan, Selasa (10/9/2024).

"Tapi Badan Gizi terbuka dengan berbagai ide dari pihak lain, asalkan sudah proven dan bisa diimplementasikan," sambungnya.

Dia menyampaikan ide penggunaan susu ikan dalam program makan bergizi gratis bukan berasal dari Badan Gizi Nasional, melainkan pihak lain. Hasan mempersilakan pihak lain melakukan uji coba terkait susu ikan.

"Silakan saja dulu diuji coba. Kalau nanti sudah melalui proses uji coba dan ternyata hasilnya baik, bisa jadi alternatif pengayaan nutrisi, tapi bukan untuk pengganti susu," jelas Hasan.

Susu Ikan Jadi Alternatif dalam Program Makan Gratis Prabowo-Gibran

Ilustrasi susu
Ilustrasi susu. (Image by Freepik)

Diketahui, Badan usaha milik negara yang bergerak di bidang pangan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID Food tengah mengkaji susu ikan sebagai alternatif susu sapi dalam Program Makan Gratis dan Susu Gratis pada pemerintahan periode selanjutnya.

Kajian tersebut dilakukan lantaran produksi susu sapi dalam negeri tidak mampu memenuhi total kebutuhan 82,9 juta penerima manfaat program tersebut. Di mana sasarannya adalah anak sekolah dan ibu hamil.

Ide soal susu ikan dalam program tersebut mendapat sorotan dari dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), Epi Taufik. Ia mempertanyakan mengenai mekanisme produksi massal susu ikan untuk memenuhi jutaan liter tiap harinya.

"Produksi massalnya (susu ikan) juga belum ada informasi. Lalu, biayanya berapa? Jangan-jangan lebih mahal dari susu sapi atau susu hewan lainnya," kata Epi dalam pesan singkat kepada Health Liputan6.com.

 

Infografis Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Diubah Jadi Makan Bergizi Gratis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Diubah Jadi Makan Bergizi Gratis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya