Cuaca Hari Ini Senin 16 September 2024: Langit Pagi Jabodetabek Diprediksi Cerah

Mengawali pekan, Senin (16/9/2024) langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) seluruhnya diprediksi cerah, kecuali Kota Bogor, Jawa Barat cerah berawan. Begitulah prakiraan cuaca hari ini.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 30 Sep 2024, 03:32 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2024, 06:15 WIB
Jakarta cuaca panas
Kemudian di malam hari nanti, hampir seluruh wilayah Jakarta diperkirakan cerah, kecuali Jakarta Selatan dan Jakarta Timur cerah berawan. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Mengawali pekan, Senin (16/9/2024), langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) seluruhnya diprediksi cerah, kecuali Kota Bogor, Jawa Barat cerah berawan. Begitulah prakiraan cuaca hari ini.

Berdasarkan laporan cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jakarta di siang nanti diprediksi keseluruhannya berawan, kecuali Jakarta Selatan berawan tebal.

Cuaca Jakarta di malam hari nanti diprakirakan seluruhnya cerah, tanpa ada hujan sama sekali.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi dan Depok, Jawa Barat pada siang hari diprediksi BMKG bakal berawan serta malam nanti cerah.

Lalu, di Kota Bogor, Jawa Barat diprakirakan cuaca siang berawan dan malam hari nanti cerah berawan.

Sementara itu, di Kota Tangerang, Banten pada siang hari diprediksi berawan dan malam nanti cerah berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Cerah  Berawan  Cerah
 Jakarta Pusat   Cerah  Berawan  Cerah
 Jakarta Selatan   Cerah  Berawan Tebal  Cerah
 Jakarta Timur   Cerah  Berawan  Cerah
 Jakarta Utara   Cerah  Berawan  Cerah
 Kepulauan Seribu   Cerah  Berawan  Cerah
 Bekasi   Cerah  Berawan  Cerah
 Depok   Cerah  Berawan  Cerah
 Kota Bogor   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Tangerang  Cerah  Berawan   Cerah Berawan

Siaga Potensi Bencana, Stasiun Geofisika Malang Gelar Seminar Edukasi Waspada Gempa

Gempa
Gempa Magnitudo 4,8 menggetarkan wilayah Nagan Raya Aceh, Senin pagi (2/9/2024), pukul 07.39.09 WIB. (Liputan6.com/ Dok BMKG)

Sebelumnya, Stasiun Geofisika Malang kembali mengadakan seminar edukasi bertajuk "Ancaman Megathrust dan Cara Cerdas Mitigasi Gempa Bumi" di Madrasah Aliyah Miftahul Huda, Kepanjen, Jawa Timur (Jatim).

Seminar dilaksanakan pada hari Jumat, 13 September 2024, bertempat di Gedung MAS Miftahul Huda Kepanjen. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Kepala Sekolah Shofiyulloh.

"Semoga kegiatan seperti ini dapat mengedukasi siswa dalam memahami ancaman nyata di balik fenomena gempa Megathrust yang tengah marak diperbincangkan di Indonesia saat ini," ujar Shofiyulloh, dikutip Tim News Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id

Turut hadir Ma'muri dan Dana Ristanto dari Stasiun Geofisika Malang sebagai pembicara, seminar ini menggali lebih dalam tentang potensi ancaman Megathrust yang mengintai wilayah Indonesia.

Penyampaian yang menarik dan kaya informasi membuat para siswa tampak antusias saat menyimak setiap penjelasan, terlihat dari banyaknya pertanyaan mengenai upaya mitigasi menghadapi bencana tersebut.

"Acara berjalan dengan lancar. Semoga menjadi tambahan pengetahuan baru dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana," tegas Ma'muri, selaku Kepala Stasiun Geofisika Malang.

Adanya seminar edukasi yang semakin intensif seperti ini, diharapkan para siswa menjadi lebih siap dan tangguh dalam menghadapi ancaman gempa bumi, mewujudkan masyarakat yang sadar dan siap siaga.

Mahasiswa Universitas Indonesia Pelajari Mitigasi Bencana Cuaca, Gempa, dan Iklim di BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerima kunjungan dari 60 Mahasiswa dan 1 Dosen Program Studi Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerima kunjungan dari 60 Mahasiswa dan 1 Dosen Program Studi Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia. (www.bmkg.go.id)

Sementara itu, sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerima kunjungan dari 60 Mahasiswa dan 1 Dosen Program Studi Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkaya wawasan mahasiswa tentang sistem peringatan dini bencana, pengelolaan ancaman gempa dan tsunami, serta pengolahan data cuaca real-time untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana terkait cuaca, gempa bumi dan tsunami serta perubahan iklim.

Selanjutnya pemaparan materi "Meteorological Early Warning System" oleh PMG Muda dari Pusat Meteorologi Publik, Hifdiyawan menjelaskan berbagai produk informasi cuaca publik yang dikelola oleh BMKG, jam operasional tim meteorologi, serta proses pengolahan data yang dilakukan hingga menghasilkan informasi cuaca yang akurat untuk masyarakat di Ruang Media Center.

Setelah sesi pemaparan, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke ruang Ina-TEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System), di mana, mahasiswa mendapat penjelasan langsung mengenai sistem pemantauan dan peringatan dini tsunami, yang berperan penting dalam mitigasi bencana di Indonesia.

"Pusat Ina-TEWS ada di Jakarta. Ina-TEWS dibantu oleh 10 pusat gempa bumi regional yang tersebar di seluruh Indonesia mulai dari Medan, Padang, Yogyakarta, Ciputat, Makassar, Manado, Kupang, Ambon, Denpasar, dan Jayapura. Dibantu juga oleh 33 Stasiun UPT Geofisika di daerah seluruh Provinsi Indonesia," ujar Petugas InaTEWS Bagus Adi Wibowo, dikutip Tim News Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id.

Kemudian rombongan menuju Ruang Climate Early Warning System (CEWS). Di ruangan ini, PMG Muda Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, Mugni Hadi Hariadi menjelaskan bahwa CEWS memproduksi berbagai data iklim jangka panjang yang berperan penting untuk sektor-sektor vital. Produk tersebut mencakup prakiraan hujan bulanan, prakiraan awal musim, dan peringatan dini terkait iklim ekstrem.

"Prakiraan ini berperan penting dalam membantu perencanaan sektor pertanian, sektor energi, dan kesehatan, serta memantau emisi gas rumah kaca dan kualitas udara," ujar Mugni, menekankan pentingnya data iklim untuk mendukung ketahanan lingkungan dan kesiapsiagaan bencana.

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya