Rompi 'Putra Mulyono' Dinilai sebagai Gimik 'Ndeso' Ala Kaesang Pangarep

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep kembali bikin sensasi. Kasus dugaan gratifikasi jet pribadi belum tuntas, putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu bikin publik geleng-geleng.

oleh Aries Setiawan diperbarui 26 Sep 2024, 14:29 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2024, 14:25 WIB
Kaesang Pangarep
Kaesang Pangarep pakai rompi "Putra Mulyono" saat blusukan di Tangerang. (dok. merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep kembali bikin sensasi. Kasus dugaan gratifikasi jet pribadi belum tuntas, putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu kembali bikin publik geleng-geleng. Kaesang Pangarep terlihat mengenakan rompi bertuliskan "Putra Mulyono" saat blusukan ke Tangerang.

Merujuk video yang beredar di media sosial, suami Erina Gudono ini tampak dikerumuni warga Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang, Selasa, 24 September 2023. Kaesang tampak meladeni permintaan foto dari sejumlah orang di lokasi.

Kaesang memakai kemeja hitam berpadu rompi warna senada dengan sablonan merah muda mencolok di bagian belakang, bergambar siluet mirip Jokowi yang di bawahnya tertera tulisan Putra Mulyono. Diketahui, Mulyono adalah nama kecil Jokowi.

Penggunaan nama Mulyono sering digunakan publik khususnya warganet di media sosial untuk merujuk sosok Presiden Jokowi sampai saat ini. Tentunya dengan rompi yang digunakan Kaesang tersebut kembali membuat publik heboh.

Banyak pihak menanggapi negatif aksi adik Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka ini. Salah satunya Pemerhati Telematika, Multimedia, AI dan OCB Independen, Roy Suryo.

"Kemarin (Selasa 24/09/2024) Kaesang Pangarep (KP) anak bungsu Joko Widodo (JW) yang dikenal tidak jujur dalam mengklarifikasi kasusnya saat tercyduk kasus upaya gratifikasi -alih-alih Nebeng- naik private jet ke AS bersama Erina Gudono (EG), Nadya Sofia Gudono (NSG) dan stafnya tersebut, tampak dengan songongnya menantang publik dengan sengaja menggunakan rompi bertuliskan "Putra Mulyono" saat melakukan blusukan ke Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang," ujar Roy dalam keterangannya kepada Liputan6.com, Kamis (26/9/2024).

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu sengaja menggunakan diksi 'ndeso' dalam menanggapi aksi Kaesang. Menurut Roy, kata ndeso justru kerap dilontarkan sendiri oleh Kaesang dalam berbagai kesempatan untuk mengata-ngatai orang lain.

"Salah satu video KP saat mengucapkan 'ndeso' yang pernah terkenal adalah saat tahun 2017 silam, ketika dia merekam sendiri statement-nya dalam video bertagar #BapakMintaProyek yang dibuatnya dengan menggunakan topi bertuliskan "Kolektor Kecebong". Baru-baru ini video tersebut viral lagi karena justru apa yang dikatakannya tujuh tahun lalu tersebut malah dilakukannya sendiri atau minimal oleh keluarganya," jelas Roy.

Bukan cuma itu, lanjut Roy, gimik ndeso Kaesang dalam video lawas saat itu adalah topi bertuliskan "Kolektor Kecebong", dimana Jokowi sempat juga mengoleksi hewan-hewan amphibi yang hidup di dua alam tersebut di kolam Istana Bogor.

"Dan bahkan sebelumnya KP pernah juga menyentil JW (Joko Widodo) dengan kata-kata, 'Pak, bukan bermaksud untuk tidak sopan, tapi kalau cari kecebong bukan di situ tempatnya.' Menanggapi saat JW memposting foto dirinya di tengah pemandangan indah Pulau Pianemo di Kepulauan Raja Ampat di Papua melalui akun resmi Twitter-nya, awal Januari 2016 silam," kata Roy Suryo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kaesang Dinilai Sengaja Menantang

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep dalam Konsolidasi Akbar PSI dan Relawan Jokowi di Sentul International Convention Center, Minggu (21/1/2024). (Foto: Istimewa).

"Secara ilmu komunikasi publik, gymmick-gymmick "ndeso" (kampungan alias katrok) semacam ini memang bisa menarik perhatian masyarakat karena bersifat 'menantang' dan hal kontroversial semacam ini pasti akan "sexy" alias laku untuk pemberitaan," kata Roy Suryo.

Namun, kata Roy, semua tergantung dari persepsi publik terhadap siapa yang bicara alias faktor dari sang komunikator yang memang krusial terhadap komunikannya. Pesan konunikasi yang baik adalah ketika pesan yang disampaikannya bisa dimengerti dengan tepat, sesuai yang diinginkan dan bukan malah dipersepsikan berbeda alias beda maknanya.

Pesan tersebut juga tergantung kepada locus dan tempusnya, atau lokasi dan waktu dilakukannya.

"Menunjukkan penggunaan rompi bermerek di tengah-tengah penduduk pra-sejahtera yang memiliki rumah dengan kondisi sangat memprihatinkan dan di saat panggilan "Mulyono" ditujukan sebagai panggilan negatif kepada JW, rasanya adalah kebodohan yang dipertontonkan secara vulgar sekaligus sifat pongah dari mereka yang sudah merasa seperti seolah-olah keturunan "Raja Jawa". Catatan, bukan Raja Jawa sesungguhnya, karena sangat jauh dari faktor ideologis apalagi biologisnya," kata Roy.

Sehingga, menurut Roy, gimik ndeso yang ditunjukkan Kaesang kemarin sudah out-of-date alias basi. Roy menilai rakyat Indonesia kini sudah sangat mengerti bagaimana sebenarnya kelakuan Jokowi dan keluarganya.

"Yang dulu selalu dicitrakan sebagai 'merakyat', sampai-sampai digambarkan dengan baju putih seharga hanya 100 ribuan, sepatu buatan lokal murah dan sebagainya, namun faktanya ternyata alias 180 derajat kebalikannya," tegas Roy.

"Mulai dari menenteng tas mewah bermerek seperti Dior, LV, Hermes yang berharga ratusan juta rupiah, hingga kebiasaan naik jet pribadi (gratifikasi), kini sudah jadi gaya hidup mereka sehari-hari. Ini semua banyak tercyduk dalam foto-foto maupun video yang mulai dimunculkan ke publik oleh netizen +62," Roy menambahkan.


Soal Rompi Putra Mulyono, PDIP: Sekalian Jelasin Kok Bisa Nebeng Jet ke AS?

Kongres V PDIP Siap Digelar
Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Syaiful Hidayat juga mempertanyakan aksi Kaesang mengenakan rompi bertulis Putra Mulyono.

"Mulyono siapa itu. Terus apa maksudnya apa gitu loh (pakai baju Mulyono)," kata Djarot di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (25/9/2024).

Menurut Djarot, Kaesang sengaja menggunakan baju itu sebagai bentuk fashion dan pamer layaknya saat sang istri, Erina Gudono memamerkan jet pribadi saat melancong ke Amerika Serikat.

"Jadi kaya gitu kan mode bagi dia. Mulyono tuh sopo, tanya ke Kaesang memang dia anak Mulyono apa bukan. Sekalian jelasin itu kok bisa nebeng ke Amerika yah, enak banget dong. Aku punya temen pengen juga nebeng ke Amerika, ya kan. Tanya ke dia ya,” kata Djarot.


TKN Fanta Bela Kaesang Pakai Rompi Putra Mulyono: Enggak Usah Baper

Komandan TKN Fanta Arief Rosyid Hasan menghadiri Apel Akbar Relawan Prabowo-Gibran yang tergabung dalam Barisan Intelektual Strategi Objektif Delapan (Bison) di Lapangan Banteng, Senin (22/1) (Istimewa)
Komandan TKN Fanta Arief Rosyid Hasan menghadiri Apel Akbar Relawan Prabowo-Gibran yang tergabung dalam Barisan Intelektual Strategi Objektif Delapan (Bison) di Lapangan Banteng, Senin (22/1) (Istimewa)

Komandan TKN Fanta, Arief Rosyid, memberikan tanggapan terkait aksi Kaesang Pangarep yang menggunakan rompi bertuliskan Putra Mulyono. Menurutnya, tindakan Kaesang merupakan bentuk responsif anak muda terhadap hal yang sedang ramai di ruang publik.

"Kalau anak muda itu responsif terhadap segala sesuatu itu dengan riang gembira," kata Arief di Taman Makam Pahlawan Karet Bivak Jakarta usai mendampingi Ridwan Kamil-Suswono, Rabu (25/9/2024).

Arief juga menuturkan bahwa aksi Kaesang tersebut tidak bermaksud untuk menantang. Namun sebaliknya, untuk mencoba memberikan respons terkait isu yang ramai tanpa membawa perasaan atau baper.

"Enggak usah baper. Enggak nantang, kalau nantang disahutin. Ini enggak kan. Saya kira itu cara generasi sekarang merespons isu itu (nama Mulyono)," ucap Arief.

Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya