Tanah Merayap Majalengka, Aher: Ini Pernah Terjadi 95 Tahun Lalu

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan, berdasar data Badan Geologi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, peristiwa bukan yang pertama, tapi pernah terjadi pada tahun sebelumnya.

oleh Muhammad Ali diperbarui 03 Mei 2013, 21:29 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2013, 21:29 WIB
tanah-merayap-130503c.jpg
Fenomena alam pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Desa Cimuncang Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, mengundang perhatian sejumlah pihak. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan, berdasar data Badan Geologi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, peristiwa bukan yang pertama, tapi pernah terjadi pada tahun sebelumnya.

"Dan kejadian seperti ini memang pernah terjadi 95 tahun yang lalu," kata Gubernur Jawa Ahmad Heryawan di Majalengka, Jumat (3/5/2013).

Pria yang disapa Aher ini menambahkan,  data tersebut juga menunjukkan lokasi pergerakan tanah memang tergolong dalam kawasan zona berbahaya. "Ketika dilihat di peta, ini daerah yang tidak layak huni atau kawasan rawan bencana," jelasnya.

Luas kawasan yang mengalami pergerakan tanah mencapai 240 hektare. 30 Hektarenya merupakan pemukiman warga. "Memang ini gejala geologis karena ambles, satu kawasan cukup luas 240 hektare. Sementara permukiman sekitar 30 hektare, sebagian sawah dan ladang yang ambles," ungkap Aher.
      
Dikatakan dia, pergerakan tanah tersebut terjadi di jalan kabupaten yang menghubungkan antara Kabupaten Majalengka dan Ciamis. "Ini kan bukan perkampungan, ini jalan kabupaten. Kiri-kanan itu bukan kampung, ini dilewati jalan kabupaten lebar 4 meter yang dilapisi aspal. Jalan itu menghubungkan Ciamis dan Majalengka,"tukas Aher.

Fenomena alam terjadi di Blok Cigintung, Desa Cimuncang, Kabupaten Majalengka Jawa Barat, pada Minggu 14 April sekitar pukul 13.00 WIB. Rumah-rumah penduduk rusak parah bahkan rata dengan tanah setelah tanahnya ambles.

Gerakan tanah ini telah memaksa 659 kepala keluarga atau 1.957 jiwa mengungsi. Warga mengungsi di rumah-rumah kerabat atau tetangga mereka. Selain itu, mereka juga diungsikan di dua pos pengungsian yang terdapat di Desa Cimuncang dan Ciranca.(Ant/Ali)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya