Pembayaran Tol Nirsentuh di Indonesia Ditunda, Ini Penyebabnya

Sony menjelaskan bahwa dalam tahap awal, MLFF juga akan tetap menggunakan sistem barrier atau gerbang tol sebagai transisi sebelum beralih penuh ke sistem nirsentuh.

oleh Tim News diperbarui 04 Des 2024, 21:21 WIB
Diterbitkan 04 Des 2024, 19:14 WIB
Kendaraan yang melewati gerbang tol Jasa Marga keluar dari wilayah Jabodetabek di periode libur Natal dan Tahun Baru. (dok Jasa Marga)
Kendaraan yang melewati gerbang tol Jasa Marga keluar dari wilayah Jabodetabek di periode libur Natal dan Tahun Baru. (dok Jasa Marga)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana penerapan sistem pembayaran tol nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) di Indonesia mengalami penundaan. Hal ini disampaikan oleh Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Sony Sulaksono Wibowo.

Sony menjelaskan bahwa penundaan tersebut disebabkan oleh kebutuhan penyesuaian teknologi dan lingkungan penggunaan tol di Indonesia. “Masih perlu banyak penyesuaian terkait teknologi, khususnya kecocokan dengan pengelola tol, serta penegakan hukum bagi pengguna yang melanggar aturan pembayaran tol,” ungkapnya, Rabu (4/12/2024).

MLFF sendiri merupakan bagian dari proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) sebagai pihak swasta yang bertanggung jawab dalam masa konsesi selama sembilan tahun. Sony menegaskan bahwa proyek ini merupakan kerja sama bisnis (B to B), bukan antar pemerintah (G to G).

“MLFF adalah murni kerjasama bisnis, B to B, bukan G to G. Untuk pengelolaannya, RITS akan bertanggung jawab selama masa konsesi,” tambahnya.

Sony menjelaskan bahwa dalam tahap awal, MLFF juga akan tetap menggunakan sistem barrier atau gerbang tol sebagai transisi sebelum beralih penuh ke sistem nirsentuh. “Nanti dicoba di beberapa tol terlebih dahulu, kemudian secara bertahap akan diterapkan di semua tol di Indonesia,” tutup Sony.

Mengenai studi kelayakan, Sony menyebutkan bahwa studi dasar telah dilakukan dan menjadi landasan bagi kerja sama ini. Namun, untuk saat ini belum ada studi baru, melainkan kajian kebijakan terkait integrasi MLFF dengan sistem pengumpulan tol yang ada.

Dengan penyesuaian dan negosiasi yang masih berlangsung, implementasi penuh MLFF di Indonesia akan bergantung pada kesepakatan antara pemerintah dan RITS sebagai pemegang konsesi.

Dimulai dengan SLFF

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan bahwa penerapan teknologi sistem transaksi tol nontunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) akan dilakukan secara bertahap.

Menteri Basuki menjelaskan, implementasi MLFF akan diawali dengan penerapan Single Lane Free Flow (SLFF) karena perlu penyesuaian dengan budaya orang Indonesia. Dahulu, peralihan dari pembayaran tunai ke kartu elektronik juga menghadapi tantangan, tetapi sekarang sudah terbiasa.

 "Sekarang, dari sistem plastik (kartu) menuju nirsentuh juga akan dilakukan secara bertahap. Untuk sementara, kita akan menerapkan SLFF dengan penggunaan barrier, yang nantinya akan dihapuskan secara bertahap," kata Basuki dikutip dari Antara, Rabu (28/8/2024).

Penerapan teknologi baru ini akan dimulai dengan sistem SLFF menggunakan barrier. Penerapan SLFF ini akan dimulai tahun ini dengan Jalan Tol Bali-Mandara sebagai proyek percontohan pertama.

Selain itu, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur PUPR, Triono Junoasmono, menambahkan bahwa pihaknya akan segera mengadakan negosiasi dengan pihak Hungaria terkait perubahan dari MLFF menjadi SLFF.

"Kami telah sepakat untuk memulai negosiasi terkait perubahan kontrak dari MLFF ke SLFF. Kami berharap negosiasi ini dapat segera dilakukan, sehingga perubahan kontrak bisa segera disesuaikan dengan metode transisi yang baru," ujar Triono.

Infografis

Infografis Rekayasa Lalu Lintas di Tol Saat Arus Mudik Lebaran 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Rekayasa Lalu Lintas di Tol Saat Arus Mudik Lebaran 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya