Berkualitas Tinggi! Aroma Kopi Luwak Kutai Kartanegara Tercium ke Berbagai Penjuru Dunia

Kopi Luwak Kutai Kartanegara berhasil menembus kerasnya persaingan pasar mancanegara, dengan harga jual yang sungguh fantastis. Luas lahan kopi yang kini digarap dengan penuh dedikasi oleh warga mencapai 35 hektare.

oleh Gilar Ramdhani pada 24 Apr 2025, 16:06 WIB
Diperbarui 24 Apr 2025, 16:05 WIB
Berkualitas! Aroma Kopi Luwak Kutai Kartanegara Tercium ke Berbagai Penjuru Dunia
Kepala Desa Perangat Baru, Fitriati berhasil membawa desa dikenal sebagai produsen kopi luwak berkualitas tinggi.... Selengkapnya

Liputan6.com, Marang Kayu Di tengah hamparan hijau perkebunan yang membentang di Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Desa Perangat Baru melahirkan kisah sukses yang harum semerbak kopi luwak. Fitriati, seorang perempuan yang menjadi kepala desa, berhasil menyulap Desa Perangat Baru sebagai produsen kopi berkualitas tinggi.

Tak hanya memikat lidah lokal, kopi luwak Desa Perangat Baru juga berhasil menembus kerasnya persaingan pasar mancanegara, dengan harga jual yang sungguh fantastis. Luas lahan kopi yang kini digarap dengan penuh dedikasi oleh warga mencapai 35 hektare. Sebuah angka yang mungkin terlihat sederhana, namun menyimpan potensi ekonomi yang luar biasa.

Fitriati dengan bangga menuturkan bagaimana kopi dari desanya kini telah menjadi primadona di hotel-hotel berbintang ternama di Samarinda, seperti Mercure dan Ibis. Lebih dari itu, aroma khas kopi luwak Perangat Baru kini telah tercium hingga ke berbagai belahan dunia, berkat kualitasnya yang diakui.

"Pesanan terus meningkat. Bahkan beberapa hotel seperti Mercure dan Ibis di Kota Samarinda besar sudah menjadi pelanggan," ungkap Fitriati, Kamis (24/4/2024).

Keberhasilan ini tentu tak datang begitu saja. Kerja keras petani kopi, dukungan pemerintah desa, dan kualitas biji kopi lokal yang memang istimewa menjadi kunci utama.

Harga 1 Kg Kopi Luwak Desa Perangat Baru

Bicara soal harga, kopi luwak dari Desa Perangat Baru memang memiliki daya tarik tersendiri. Bagi wisatawan yang rela datang langsung ke kebun kopi untuk merasakan sensasi autentik, satu kilogram kopi luwak dihargai Rp4,25 juta.

Namun, pesona kopi ini semakin memikat di pasar internasional, di mana harganya dapat melambung hingga Rp5 juta per kilogram. Sebuah angka yang fantastis, mencerminkan kualitas dan keunikan proses fermentasi alami oleh luwak liar.

Potensi produksi kopi di Perangat Baru pun terbilang menjanjikan. Dalam setahun, desa ini mengalami dua kali musim panen raya yang akrab disebut musim merah.  Biasanya terjadi pada bulan Agustus dan Februari. Dari satu pohon kopi yang sehat, petani dapat memanen hingga 5 kilogram biji kopi. Lebih spesifik lagi untuk kopi luwak, dari satu hektare lahan yang ditanami sekitar 500 pohon kopi, petani dapat mengumpulkan sekitar 500 hingga 700 gram biji kopi per pagi.

Kondisi agroklimat di sebagian wilayah Kukar, termasuk Marangkayu, sangat mendukung pertumbuhan tanaman kopi jenis liberika seperti yang ditanam di Desa Perangat Baru. Tanah yang subur dan curah hujan yang cukup menjadi modal alam yang tak ternilai harganya.

Potensi Komoditas Non-Sawit Kutai Kartanegara

Inisiatif seperti yang dilakukan di Perangat Baru menunjukkan bahwa dengan pengelolaan yang tepat dan fokus pada kualitas, komoditas non-sawit pun mampu memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi masyarakat.

Fitriati dengan antusias menghitung potensi pendapatan dari usaha kopi di desanya. Apalagi permintaan pengiriman ke luar negeri mulai berdatangan.

"Kalau dikelola dengan baik, hasilnya luar biasa. Ini jadi peluang ekonomi besar bagi masyarakat desa," katanya.

Keberhasilan ekspor kopi luwak ini bukan hanya menjadi kebanggaan bagi Desa Perangat Baru, tetapi juga menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kutai Kartanegara untuk menggali dan mengembangkan potensi lokal mereka.

Aroma harum kopi luwak dari Perangat Baru kini tak hanya memikat lidah, tetapi juga membawa harapan dan kesejahteraan bagi masyarakat desa, membuktikan bahwa dari perkebunan yang dikelola dengan cinta dan inovasi, kemakmuran dapat diraih hingga ke mancanegara.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya