Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengaku heran ada profesor yang tak setuju dengan program makan bergizi gratis bagi anak-anak Indonesia yang ia canangkan. Itulah top 3 news hari ini.
Prabowo pun bertanya-tanya apakah profesor tersebut pintar atau bodoh. Dia mengatakan profesor tersebut bisa saja memiliki kecerdasan otak, namun tidak dengan hatinya.
Advertisement
Baca Juga
Presiden Prabowo mengatakan profesor tersebut tidak bisa merasakan ada anak-anak yang kelaparan saat berangkat ke sekolah.
Advertisement
Sementara itu, polisi memanggil Menteri Koperasi Indonesia Budi Arie Setiadi untuk menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan. Hal itu dibenarkan Wakil Kepala Kortas Tipikor Polri Brigjen Arief Adiharsa.
Belum diketahui perihal pemeriksaan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu.
Sedangkan, Budi Arie diduga dimintai keterangan terkait kasus judi online (judol) yang menjerat jajaran staf Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), yang masih diusut oleh Polda Metro Jaya.
Berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah terkait pihak Sekolah Menengah Atas (SMA) 70 Jakarta putuskan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku pengeroyokan. Mereka telah dipindahkan dari SMA 70, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Hal itu diungkap Kepala Sekolah SMAN 70 Jakarta Sunaryo usai menjalani pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu, 18 Desember 2024.
Sementara, kata Sunaryo, pihak sekolah melakukan langkah-langkah antisipatif agar kejadian serupa tak terulang di kemudian hari. Misalnya, penambahan guru piket dan memperbanyak kegiatan-kegiatan positif yang diperuntukkan bagi siswa-siswa di sekolah.
Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Kamis 19 Desember 2024:
1. Prabowo Heran Ada Profesor Tak Setuju Program Makan Bergizi Gratis: Otak Pintar, Tapi Hati Tidak
Presiden Prabowo Subianto mengaku heran ada profesor yang tak setuju dengan program makan bergizi gratis bagi anak-anak Indonesia yang ia canangkan. Prabowo pun bertanya-tanya apakah profesor tersebut pintar atau bodoh.
"Dari dulu saya difitnah. Sekarang pun mereka tidak percaya. Apa iya kemiskinan bisa dikurangi. Saya mau bikin program memberi makan untuk semua anak Indonesia pun diejek. Pun ada yang tidak setuju. Sampai sekarang," kata Prabowo saat berbicara di hadapan mahasiswa Indonesia di Universitas Al Azhar Mesir, dilihat dari Youtube Sekretariat Presiden, Kamis 19 Desember 2024.
"Ada profesor-profesor yang pintar-pintar kok enggak setuju. Heran saya. Profesor pintar atau bodoh, saya enggak tahu," sambungnya.
Dia mengatakan profesor tersebut bisa saja memiliki kecerdasan otak, namun tidak dengan hatinya. Prabowo mengatakan profesor tersebut tidak bisa merasakan ada anak-anak yang kelaparan saat berangkat ke sekolah.
"Mungkin pintar otaknya, tapi hatinya... hatinya... tidak... tidak bisa merasakan. Kalau anak-anak itu, kalau anak lapar ke sekolah itu bagaimana caranya? Dia tidak bisa merasakan," katanya.
Advertisement
2. Budi Arie Diperiksa Bareskrim Polri, Terkait Kasus Judi Online Komdigi?
Polisi memanggil Menteri Koperasi Indonesia Budi Arie Setiadi untuk menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan. Hal itu dibenarkan Wakil Kepala Kortas Tipikor Polri Brigjen Arief Adiharsa.
"Betul (Budi Arie Setiadi diperiksa)," ujar Brigjen Arief saat dikonfirmasi, Kamis 19 Desember 2024.
Belum diketahui perihal pemeriksaan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu.
Sementara ini, Budi Arie diduga dimintai keterangan terkait kasus judi online (judol) yang menjerat jajaran staf Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), yang masih diusut oleh Polda Metro Jaya.
"Tanyakan ke Dirkrimsus Polda Metro Jaya ya," kata Arief.
3. Lima Siswa SMA 70 Jaksel yang Terlibat Pengeroyokan Dikeluarkan
Pihak Sekolah Menengah Atas (SMA) 70 Jakarta putuskan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku pengeroyokan. Mereka telah dipindahkan dari SMA 70, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Hal itu diungkap Kepala Sekolah SMAN 70 Jakarta, Sunaryo, usai menjalani pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu, 18 Desember 2024.
"Apa pun yang terjadi, tata tertib sekolah tetap kita terapkan. Iya, dan sudah kita arahkan untuk dipindahkan ke satuan pendidikan lain, yang lima orang. Dipindahkan, enggak boleh, karena Permendikbud-nya, TPPK bunyinya dipindahkan ke satuan pendidikan lain," kata Sunaryo.
Sementara itu, kata Sunaryo, pihak sekolah melakukan langkah-langkah antisipatif agar kejadian serupa tak terulang di kemudian hari. Misalnya, penambahan guru piket dan memperbanyak kegiatan-kegiatan positif yang diperuntukkan bagi siswa-siswa di sekolah.
Advertisement