Rampai Nusantara Desak OCCRP Minta Maaf dan Pulihkan Nama Baik Jokowi

Semar meyakini, riset tersebut tidak memiliki bukti dan landasan apapun untuk dapat menyatakan seseorang itu terkorup. Dia pun meminta OCCRP segera minta maaf dan memulihkan nama baik Jokowi.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 02 Jan 2025, 12:10 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2025, 18:00 WIB
Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah Semar
Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah Semar (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Rampai Nusantara Mardiansyah Semar meminta Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) memberi klarifikasi soal Jokowi jadi finalis pemimpin dunia kategori terkorup. Sebab, Semar menilai OCCRP tak punya validasi kuat dan hanya melakukan framing jahat sehingga diperlukan pernyataan maaf.

“Riset yang dilakukan oleh OCCRP tersebut tidak memiliki metodologi yang jelas sebagaimana seharusnya, sehingga hasilnyapun tidak dapat dipertanggungjawabkan dan hanya membangun framing jahat untuk menjatuhkan nama baik orang tertentu termasuk Joko Widodo,” tegas Semar melalui keterangan diterima, Rabu (1/1/2025).

“Metodologi riset yang mereka gunakan apa? Jika hanya jajak pendapat tidak bisa menjadi metode seseorang dapat dijustifikasi sebagai koruptor. Jadi kami menduga mitra OCCRP di Indonesia yang memberikan suaranya dalam jajak pendapat tersebut seperti NGO dan sebagainya yang memang para pembenci jokowi yang hanya bermaksud jahat," imbuh Semar.

Semar meyakini, riset tersebut tidak memiliki bukti dan landasan apapun untuk dapat menyatakan seseorang itu korup. Dia pun meminta OCCRP segera minta maaf dan memulihkan nama baik Jokowi.

"Ini bisa saja salah satu upaya framing jahat kekuatan politik dalam negeri, para barisan sakit hati yang belum bisa move on atas prestasi dan capaian pak Jokowi dengan memberikan masukan pendapat kepada OCCRP yang tidak sesuai dengan realitasnya, terlihat sistematis ya serangan terhadap Pak Jokowi dan sekarang ini gunakan tangan lembaga asing agar publik dapat terpengaruh padahal ini sangat lah tidak benar," ungkap Semar.

Sebaliknya, Semar lalu membandingkan dengan kecintaan masyarakat terhadap Jokowi yang dinilai telah memimpin negara dengan banyak prestasi dan langsung berdampak pada kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia tak terkecuali wilayah timur.

"Pak Jokowi sangat dihargai dan disayang masyarakat Indonesia sampai saat ini atas segudang prestasinya selama menjadi presiden. Karena itu jangan menghalalkan segala cara untuk merusak nama baiknya hanya untuk kepentingan politik tertentu," imbuh Semar.

Ia berharap, masyarakat Indonesia tidak terpengaruh dengan isu liar yang dibangun oleh pihak manapun untuk mendiskreditkan Jokowi.

⁠"Berharap masyarakat tidak terpengaruh dengan framing jahat yang berkali-kali coba dibangun untuk mendiskreditkan Jokowi dan keluarga karena faktanya banyak jasa besar Jokowi serta kontribusi untuk bangsa dan rakyat Indonesia," dia menandasi.

 

Respons Jokowi

Sementara itu, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) juga sudah menanggapi langsung riset yang dirilis oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).

"Terkorup? Terkorup apa? Yang dikorupsi apa?" kata Jokowi di Solo, Jawa Tengah, Selasa (31/12/2024), dilansir Antara.

Ia meminta pihak yang menyebutnya sebagai pemimpin terkorup untuk membuktikan.

"Ya dibuktikan, apa," ucap Jokowi.

Mantan wali kota Solo itu mengaku saat ini banyak fitnah yang mengarah kepadanya.

"Sekarang kan banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat, banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Itu yang terjadi sekarang kan?" ujar Jokowi.

Disinggung soal adanya muatan politis di balik nominasi pimpinan terkorup, ia melemparkan tawa terhadap wartawan.

"Ya ditanyakan saja. Orang bisa pakai kendaraan apa pun lah, bisa pakai NGO, bisa pakai partai," kata Jokowi.

Ayah dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu menyatakan pihak-pihak tertentu bisa memanfaatkan organisasi masyarakat untuk melemparkan tuduhan tersebut.

"Bisa pakai ormas untuk menuduh, untuk membuat framing jahat, membuat tuduhan jahat-jahat seperti itu ya," kata Jokowi.

Infografis Contoh Barang Mewah dan Jasa Premium Kena PPN 12 Persen
Infografis Contoh Barang Mewah dan Jasa Premium Kena PPN 12 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya