Liputan6.com, Jakarta Jasa Marga mencatat sebanyak 509.473 kendaraan kembali ke wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek) pada periode libur Tahun Baru 2025 yakni tanggal 1-3 Januari 2025.
Angka tersebut merupakan jumlah kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat Gerbang Tol (GT) Utama, yaitu GT Cikupa dari arah Merak, GT Ciawi dari arah Puncak, GT Cikampek Utama dari arah Trans Jawa dan GT Kalihurip Utama dari arah Bandung.
Baca Juga
"Total volume lalin yang kembali ke wilayah Jabotabek ini meningkat 26,65 persen jika dibandingkan lalu lintas normal 402.258 kendaraan," ujar Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana dalam keterangannya, Sabtu (4/1/2025).
Advertisement
Untuk distribusi lalu lintas kembali ke Jabotabek dari tiga arah, yaitu mayoritas sebanyak 243.245 kendaraan atau 47,7 persen dari arah Trans Jawa dan Bandung; 146.136 kendaraan atau 28,7 persen dari arah Merak; dan 120.092 kendaraan atau 23,6 persen dari arah Puncak.
Adapun rinciannya, untuk arah timur lalu lintas kembali ke Jabotabek melalui GT Cikampek Utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek berjumlah 126.767 kendaraan atau meningkat sebesar 63,29 persen dari lalu lintas normal.
Sementara yang kembali ke Jabotabek dari arah Bandung melalui GT Kalihurip Utama Jalan Tol Cipularang berjumlah 116.478 kendaraan atau meningkat sebesar 36,01 persen dari lalu lintas normal.
"Total lalu lintas kembali ke Jabotabek dari arah Trans Jawa dan Bandung melalui kedua GT tersebut adalah sebanyak 243.245 kendaraan, meningkat sebesar 48,98 persen dari lalu lintas normal," jelas dia.
Kemudian dari arah barat, lalu lintas kembali ke Jabotabek melalui GT Cikupa Jalan Tol Tangerang-Merak adalah sebesar 146.136 kendaraan atau meningkat sebesar 2,38 persen dari lalu lintas normal.
Sementara untuk arah selatan, jumlah kendaraan yang kembali ke Jabotabek melalui GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi sebanyak 120.092 kendaraan, meningkat sebesar 24,77 persen dari lalu lintas normal.
"Pada H+2 libur Tahun Baru 2025 atau Jumat, 3 Januari 2025, lalu lintas kembali ke Jabotabek di empat gerbang tol utama tercatat mencapai 165.422 kendaraan, meningkat 18,8 persen dari lalu lintas normal 139.288 kendaraan," ungkapnya.
"Jasa Marga juga mencatat masih tingginya arus kendaraan menuju Jabotabek pada Jumat, 3 Januari 2025 di GT Cikampek Utama sebanyak 40.660 kendaraan meningkat 48,9 persen dari lalu lintas normal 27.300 kendaraan," sambung Lisye.
Dia pun mengimbau kepada pengguna jalan tol untuk mengantisipasi perjalanan periode libur Tahun Baru 2025 dengan baik.
"Sebelum memasuki jalan tol, pastikan perencanaan perjalanan dengan aplikasi Travoy, kendaraan maupun pengendara dalam keadaan prima. Gunakan waktu dengan bijak dengan memanfaatkan waktu yang cukup untuk beristirahat di rest area. Memastikan kecukupan BBM dan saldo kartu uang elektronik, mematuhi rambu-rambu serta arahan petugas di lapangan," Lisye menandaskan.
Wacana Libur Ramadhan Sebulan, DPR Minta Pemerintah Segera Putuskan Format Belajar dari Rumah
Anggota Komisi X Fraksi PKB DPR RI Habib Syarief Muhammad Alaydus merespons wacana libur selama Ramadhan sebulan penuh. Dia meminta Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) duduk bersama membahas rencana tersebut.
Syarief mengatakan rencana libur selama Ramadhan sebulan penuh merupakan hal yang baik jika ditujukan guna memberikan kesempatan para siswa untuk menjalankan ibadah dengan optimal sehingga dapat meningkatan sisi spritualitas mereka.
"Tujuan libur selama Ramadhan sangat baik. Para siswa kita bisa fokus ibadah dan belajar agama. Kami mendukung rencana itu," ujar Habib Syarief kepada wartawan, Sabtu (4/1/2025).
Menurut dia, rencana libur Ramadhan itu harus dimatangkan, karena Ramadhan tinggal dua bulan lagi. Kemenag dan Kemendikdasmen harus duduk bersama membahas rencana tersebut, sehingga program tersebut bisa terlaksana dengan baik.
"Sampai saat ini belum ada format yang jelas dan detail terkait libur selama Ramadhan. Masih banyak pertanyaan yang muncul. Apakah semua kegiatan sekolah diliburkan, sehingga tidak ada kegiatan sama sekali selama Ramadhan? Atau meliburkan pembelajaran formal dan diganti dengan pembelajaran keagamaan?" kata Syarief.
Jika anak-anak fokus belajar agama dan beribadah, Syarif mempertanyakan seperti apa formatnya. Hal itu menurutnya harus segera dibahas
"Pertanyaan-pertanyaan itu yang harus dijawab, sehingga sekolah dan orang tua siswa tidak bingung dan bertanya-tanya lagi," papar Syarief.
Sebab, kata Syarief, jika kegiatan selama Ramadhan diserahkan penuh kepada orang tua, maka meraka akan kesulitan mengaturnya. Apalagi jika kedua orang tua sama-sama bekerja. Bahkan, walaupun salah satu orang tua tidak bekerja, mereka tetap akan kesulitan.
"Kalau anak-anak mengisi liburan Ramadhan hanya di rumah, maka mereka akan cepat bosan. Orang tua pun akan kesulitan mengatur kebosanan anak selama Ramadhan. Dikhawatirkan anak-anak akan semakin sering bermain handphone di rumah," terangnya.
Advertisement