Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan duka cita atas bencana banjir dan longsor di Pekalongan, Jawa Tengah yang memakan korban jiwa. Prabowo telah memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto bergerak cepat membantu penanganan bencana.
"Saya menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas musibah bencana banjir dan longsor di Pekalongan Jawa Tengah yang mengakibatkan korban jiwa," kata Prabowo dalam konferensi pers di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (23/1/2025).
Advertisement
Baca Juga
"Saya sudah tugaskan langsung kepala BNPB dan aparatnya untuk bergerak cepat di lokasi membantu pemerintah daerah," sambungnya.
Advertisement
Dia juga meminta Kepala BNPB berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan penyaluran bantuan kepada korban terdampak cepat dan tepat sasaran. Prabowo mengatakan dirinya akan terus memantau perkembangan penanganan bencana banjir dan longsor di Pekalongan.
"Dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk meyakini bahwa segera ada tindakan bantuan dan semua bantuan harus cepat dan tepat sasaran. Saya terus akan memantau perkembangan," ucap Prabowo.
Sebelumnya, korban meninggal dunia longsor di Petungkriyono, Pekalongan, Jateng, terus bertambah. Terakhir hingga Rabu (22/1/2025), jumlah korban longsor Pekalongan yang sudah ditemukan meninggal dunia berjumlah 21 orang, termasuk balita berusia 5 bulan. Sementara 5 orang masih dinyatakan dalam pencarian.
Proses pencarian korban longsor Pekalongan oleh tim SAR gabungan kembali dilanjutkan hari ini, Kamis (23/1/2025) mulai pukul 08.00 WIB.
Cuaca Jadi Kendala Pencarian Korban Longsor
Akses jalan menuju ke lokasi longsor Pekalongan yang sulit menjadi hambatan tim SAR gabungan, apalagi jika terjadi hujan deras. Hal ini yang kemudian mendorong pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, operasi modifikasi cuaca akan dimulai pada proses pencarian hari ini, Kamis (23/1/2025), dan berlangsung selama sepekan.
"TMC bertujuan mencegah cuaca ekstrem dan memastikan kelancaran pencarian korban," katanya.
Suharyanto juga memastikan, pencarian korban hilang akan tetap menjadi prioritas utama, selain juga pembukaan akses jalan dan penyediaan kebutuhan dasar bagi para pengungsi.
Advertisement
Waspada Cuaca Ekstrem
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah (Jateng) pada tanggal 23-25 Januari 2025.
"Sesuai dengan informasi yang dirilis BMKG Stamet (Stasiun Meteorologi) Ahmad Yani Semarang pagi ini (22/1) disebutkan bahwa saat ini wilayah Indonesia terpantau adanya gangguan atmosfer yang menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Jateng," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stamet Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Rabu.