Masyayikh dan Aktivis Silaturrohim ke Presidium PO & MLB NU di Jatim saat Harlah ke-102

Dalam acara tersebut, KH Abdussalam Shohib menyampaikan terbangunnya kesadaran bersama menjadi kebanggaan terhadap jam’iyyah Nahdlatul Ulama tidak berseger sedikitpun.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 26 Jan 2025, 14:39 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2025, 12:00 WIB
Ratusan Masyayikh, aktivis Nahdlatul Ulama (NU), Presidium Penyelamat Organisasi (Presidium PO) dan Muktamar Luar Biasa NU (MLB NU) Koordinator Jawa Timur (Jatim) menggelar silaturrahim, berdiskusi dan bahtsul masail dengan tema Mencari Sosok Rois Aam dan
Ratusan Masyayikh, aktivis Nahdlatul Ulama (NU), Presidium Penyelamat Organisasi (Presidium PO) dan Muktamar Luar Biasa NU (MLB NU) Koordinator Jawa Timur (Jatim) menggelar silaturrahim, berdiskusi dan bahtsul masail dengan tema Mencari Sosok Rois Aam dan Ketum PBNU di Ballaroom Grand Surya, Kediri, Jawa Timur (Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan Masyayikh, aktivis Nahdlatul Ulama (NU), Presidium Penyelamat Organisasi (Presidium PO) dan Muktamar Luar Biasa NU (MLB NU) Koordinator Jawa Timur (Jatim) menggelar silaturrahim, berdiskusi dan bahtsul masail dengan tema Mencari Sosok Rois Aam dan Ketum PBNU yang Teduh, Kapabel, dan Berintegritas. Diketahui, acara digelar dalam rangka memperingati hari lahir atau harlah NU ke-102.

Dalam acara tersebut, KH Abdussalam Shohib menyampaikan terbangunnya kesadaran bersama menjadi kebanggaan terhadap jam’iyyah Nahdlatul Ulama tidak berseger sedikitpun.

“Bangga dengan landasan teologis, filosofis dan sosiologis NU yang kokoh. Bangga dengan kemuliaan Muassis dan Masyayikh NU atas keluhuran pribadi dan kebesaran jiwanya. Bangga dengan ulama dan pesantren yang menopang Jam’iyyah Nahdlatul Ulama,” kata Kiai Abdussalam di Ballaroom Grand Surya, Kediri Jawa Timur, seperti dikutip dari siaran tertulis diterima, Minggu (26/1/2025).

Menurut pria karib disapa Gus Salam tersebut, Forum silaturrohim menyadari bahwa marwah NU; kehormatan, harga diri dan nama baik NU tidak bergantung pada pengurus. Sebaliknya, pengurus berkewajiban dan bertanggung jawab menjaga marwah NU demi ta’dhim dan memuliakan para pendiri (muassis) dan masyayikh pendahulu serta ulama pesantren, penopang jam’iyyah Nahdlatul Ulama.

“Kebesaran NU tidak identik dengan pengurusnya dan pengurus wajib diingatkan dan dinasehati bila bersikap dan bertindak diluar garis batas penyelenggaraan dan kepemimpinan jam’iyyah. Bahkan, konstitusi NU menyediakan mekanisme organisasi bila Mandataris (Rais Aam dan Ketua Umum PBNU) melakukan pelanggaran berat,” tegas Gus Salam.

Gua Salam mengungkap, dalam diskusi disampaikan doktrin Muassis NU bahwa Ulamā Umanā’ullāh ‘Alā ‘Ibādihi yang berarti ulama NU adalah pemegang amanat Allah atas hambaNya dengan orientasi ashlah (membangkitkan pemajuan) umat, negara dan alam/lingkungan (ruang hidup umat).

“Pemimpin jam’iyyah Nahldatul Ulama adalah mereka dengan sifat-sifat mulia, kepeloporan, teladan dan orientasi suci/ikhlas, mewarisi kepemimpinan dan perjuangan nabi/rosul,” tutur dia.

 

Teladan

Menurut dia, Rais Aam PBNU, mulai dari Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin, Dr.(HC) KH. Sahal Mahfudz, KH. Ilyas Ruhiyat, Prof. Dr. KH Ali Yafie, KH Ahmad Shiddiq, dan KH. KH Ali Ma’shum, adalah sosok ulama, munadzdzim, dan muharrik dengan karya dan khdimat monumental, di jamannya.

“Beliau-beliau adalah teladan silaturrohim antar masyayikh pesantren, penguat persatuan, kesatuan dan soliditas jam’iyyah. Kepeloporan luhur mereka tidak diragukan, termasuk kepeloporan khidmat-ikhlas KH Sahal Mahfudz yang membiayai sendiri kebutuhannya, saat beraktifitas di NU. Figur ulama teduh, kapabel dan berintegritas," Gus Salam menandasi.

Sebagai informasi, hadir sebagai narasumber diskusi; Prof. Dr. H. Muhammad Nasir, Ph.D (Menristek Dikti 2014-2019 sekaligus Ketua LPT PBNU 2015-2020), KH Abdussalam Shohib (Ketua Presidium PO & MLBN sekakigus Pengasuh PP Mambaul Ma’arif, Denanyar, Jombang), dan KH Saeful Rijal Ajib, Kudu Jawa Tengah; pengganti KH As’ad Said Ali, Waketum PBNU 2010-2015 yang sudah melakukan perjalanan menuju Kediri, namun mendadak dibatalkan karena kesehatan, drop (menurun drastis).

Sementara Bahtsul Masail dengan narasumber atau mubahits KH. Lora Dimyati Muhammad, KH Achmad Rosikh Roghibi, dan KH Miftahul Falah serta Dr. KH Marzuki Mustamar selaku Mushohhih Bahtsul Masail.

Infografis Prabowo Bidik Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Prabowo Bidik Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya