Iri Hati Saat Kumpul Keluarga, Ini Cara Islam Menjernihkan Hati dari Dengki

Hindari iri dengki saat Lebaran dengan panduan Islami: syukur, berprasangka baik, ubah iri jadi motivasi, dan perbanyak istigfar serta doa.

oleh Mabruri Pudyas Salim Diperbarui 03 Apr 2025, 11:05 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2025, 11:05 WIB
Iri Dengki
Ilustrasi Iri Dengki Credit: freepik.com... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Lebaran tiba, momen berkumpul keluarga yang seharusnya dipenuhi kebahagiaan. Namun, realita sosial seringkali menghadirkan perbandingan: karier, penghasilan, dan pencapaian. Melihat kesuksesan orang lain, tak jarang rasa iri atau dengki muncul. Artikel ini hadir sebagai panduan Islami untuk menjernihkan hati dari penyakit dengki saat Lebaran.

Perbandingan tak terhindarkan, baik pertanyaan langsung maupun tidak langsung soal karier, penghasilan, atau pencapaian kerap muncul. Kisah sukses saudara atau kerabat, ditambah tayangan media sosial yang menampilkan kemewahan lebaran orang lain, semakin memperkuat godaan iri hati. Akibatnya, kebahagiaan lebaran bisa ternodai, merusak keharmonisan keluarga.

Iri hati berdampak buruk secara psikologis dan spiritual. Menyebabkan hati tak tenang, kufur nikmat, bahkan memicu ghibah dan fitnah. Dalam Islam, iri hati atau hasad adalah penyakit hati yang berbahaya, dapat menggerogoti amal ibadah dan pahala. Mari kita telusuri bagaimana Islam mengajarkan kita untuk mengatasi rasa iri ini, sebagaimana telah Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (25/3/2025).

Fenomena Iri Hati Saat Lebaran

Situasi kumpul keluarga sering memicu iri hati. Pertanyaan tentang karier dan penghasilan, cerita kesuksesan saudara, perbandingan langsung atau tidak langsung, dan media sosial yang menampilkan kemewahan Lebaran orang lain, semuanya dapat memicu rasa iri.

Rasa iri ini merusak kebahagiaan Lebaran. Keharmonisan keluarga terganggu, dan hubungan antar anggota keluarga menjadi kurang baik. Dampak psikologisnya pun signifikan, menyebabkan stres, kecemasan, dan ketidaknyamanan batin. Secara spiritual, iri hati menghalangi kita untuk bersyukur dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Iri hati membuat kita lupa akan nikmat Allah yang telah diberikan. Kita hanya fokus pada kekurangan diri dan kelebihan orang lain. Akibatnya, hati menjadi sempit dan sulit merasakan kebahagiaan. Padahal, Lebaran seharusnya menjadi momen untuk bersyukur dan mempererat tali silaturahmi.

Media sosial memperburuk situasi. Kita cenderung membandingkan diri dengan kehidupan ideal yang ditampilkan orang lain di media sosial, tanpa melihat proses dan perjuangan di baliknya. Hal ini memicu rasa tidak puas dan iri hati yang berlebihan.

Pandangan Islam tentang Iri Hati (Hasad)

Memiliki Iri Hati dan Dengki
Ilustrasi muslimah. Credit: unsplash.com/Imat... Selengkapnya

Dalam Islam, hasad (iri hati) berbeda dengan ghibthah (iri positif). Hasad adalah keinginan agar nikmat orang lain hilang, disertai usaha untuk menghilangkannya. Sedangkan ghibthah adalah rasa senang atas keberhasilan orang lain, disertai keinginan untuk menyamai keberhasilan tersebut.

Al-Qur'an melarang hasad. QS. An-Nisa: 32:

وَلَا تَتَمَنَّوْا۟ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ

Wa lā tatamannaw mā faḍḍalallāhu bihī ba'ḍakum 'alā ba'ḍ

Artinya: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain.”

QS. Al-Falaq: 5: 

وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasada 

Artinya: “Dan dari kejahatan (bisikan) orang yang dengki apabila dia dengki.” 

Hadits Nabi SAW juga memperingatkan bahaya hasad. Rasulullah SAW bersabda: 

لاَ تَحَاسَدُواْ وَلاَ تَنَافَسُواْ وَلاَ تَبَاغَضُواْ وَكُونُواْ عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً

Artinya: "Janganlah kamu saling iri hati, saling bersaing, dan saling membenci. Jadilah kamu semua hamba Allah sebagai saudara."

Ulama menjelaskan hasad sebagai penyakit hati yang berbahaya. Ia merusak hubungan sosial, menggerogoti amal ibadah, dan menghalangi keberkahan. Hasad membuat kita buta akan nikmat Allah dan hanya fokus pada kekurangan diri.

Hasad juga dapat menyebabkan kita melakukan perbuatan dosa. Kita mungkin akan bergosip, memfitnah, atau bahkan menyakiti orang lain. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga hati agar terhindar dari penyakit ini.

Penyebab Utama Iri Hati Saat Lebaran

Ilustrasi kumpul keluarga saat Idulfitri
Ilustrasi kumpul keluarga saat Idulfitri. (Image by freepik)... Selengkapnya

Kurangnya rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan merupakan penyebab utama iri hati. Kita terlalu fokus pada apa yang belum kita miliki, sehingga lupa mensyukuri apa yang sudah kita peroleh.

Fokus berlebihan pada materi dan pencapaian duniawi juga memicu iri hati. Kita membandingkan diri dengan orang lain berdasarkan harta, jabatan, atau status sosial. Padahal, kesuksesan sejati diukur dari ketakwaan kepada Allah SWT.

Lupa akan tujuan hakiki kehidupan muslim juga menjadi pemicu. Kita terjebak dalam perlombaan duniawi dan melupakan tujuan utama hidup yaitu mencari ridha Allah SWT. Akibatnya, hati menjadi gelisah dan mudah tergoda oleh iri hati.

Pengaruh media sosial juga signifikan. Media sosial seringkali menampilkan sisi terbaik kehidupan orang lain, tanpa memperlihatkan perjuangan dan pengorbanan di baliknya. Hal ini memicu perbandingan yang tidak sehat dan rasa iri hati yang berlebihan.

Cara Islam Mengatasi Iri Hati

Arti Mimpi Berkumpul Bersama Keluarga Pasangan
Ilustrasi Mimpi Berkumpul Bersama Keluarga Credit: pexels.com/Lisa... Selengkapnya

Mengatasi iri hati membutuhkan usaha dan kesungguhan. Islam menawarkan solusi yang komprehensif, mulai dari pemahaman konsep syukur hingga memperbanyak doa dan dzikir.

1. Memahami dan Mengamalkan Konsep Syukur dalam Islam

Bersyukur atas nikmat Allah SWT adalah kunci utama mengatasi iri hati. Cobalah untuk selalu mengingat dan menghitung nikmat yang telah Allah berikan, sekecil apapun itu. Buatlah daftar nikmat yang Anda miliki setiap hari.

Amalkan doa syukur: 

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin

Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

2. Berprasangka Baik kepada Allah

Yakini bahwa Allah SWT Maha Adil dan Maha Bijaksana dalam pembagian rezeki. Setiap orang memiliki takdir dan jalan hidupnya masing-masing. Jangan membandingkan diri Anda dengan orang lain.

Pahami konsep qadha’ wa qadar (takdir). Segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Allah SWT. Bersabar dan tawakkal kepada-Nya.

3. Mengubah Iri Menjadi Motivasi

Jadikan kesuksesan orang lain sebagai inspirasi untuk meningkatkan diri. Pelajari apa yang membuat mereka sukses dan terapkan dalam hidup Anda. Jangan melihatnya sebagai ancaman, tetapi sebagai motivasi.

Ubah mindset dari iri negatif menjadi motivasi positif. Fokus pada pengembangan diri dan pencapaian tujuan Anda sendiri. Jangan membandingkan diri Anda dengan orang lain.

4. Memperbanyak Istigfar dan Doa Perlindungan dari Hasad

Perbanyak istigfar memohon ampun kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan. Berdoa agar dijauhkan dari sifat hasad dan penyakit hati lainnya.

Amalkan doa perlindungan dari hasad

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

A'udzu bi kalimaatillahit taammati min syarri maa khalaqa

Artinya: Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.

Momen Lebaran sebagai Kesempatan Introspeksi Diri

Nikmati Menu dan Suasana Berbuka Puasa Ala Melayu di Tangerang
Selama bulan suci Ramadan, banyak cara untuk mencari suasana berbeda untuk berkumpul berbuka puasa dengan keluarga dan sahabat. Di Tangerang, Hotel Episode Gading Serpong, menghadirkan menu dan suasana berbuka puasa ala Melayu.... Selengkapnya

Lebaran adalah momen untuk kembali ke fitrah (kesucian). Manfaatkan momen ini untuk melakukan muhasabah (introspeksi diri). Evaluasi pencapaian spiritual dan amal ibadah selama Ramadhan.

Alihkan fokus dari materi ke spiritual. Jangan terlalu terpaku pada pencapaian duniawi. Fokus pada peningkatan ketakwaan dan kedekatan dengan Allah SWT.

Lakukan praktik muhasabah dengan jujur dan tulus. Identifikasi kelemahan dan kekurangan diri, serta bertekad untuk memperbaiki diri di masa mendatang.

Lebaran adalah kesempatan untuk memperbarui niat dan komitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Membangun Sikap Saling Mendukung dalam Keluarga

6 Potret Keluarga Mahalini dan Rizky Febian di Akikah Baby Selina, Kumpul Lengkap
Potret keluarga Mahalini dan Rizky Febian di akikah baby Selina. (sumber: Instagram/nindypricilia)... Selengkapnya

Silaturahmi yang berkualitas sangat penting saat Lebaran. Berikan apresiasi tulus atas kesuksesan kerabat. Hindari pertanyaan-pertanyaan sensitif yang dapat memicu iri hati.

Bangun komunikasi positif. Saling berbagi cerita dan pengalaman dengan penuh empati. Dengarkan dengan baik dan berikan dukungan.

Budayakan saling mendoakan kebaikan. Doakan kesuksesan dan kebahagiaan keluarga. Jangan menyimpan rasa iri atau dengki.

Hindari perbandingan dan persaingan yang tidak sehat. Fokus pada kebersamaan dan keharmonisan keluarga.

Berikan dukungan dan semangat kepada anggota keluarga yang sedang menghadapi tantangan. Jangan meremehkan atau menghina.

Doa-Doa dan Amalan untuk Menjernihkan Hati dari Iri

Ilustrasi muslimah, memanjatkan doa
Ilustrasi muslimah, memanjatkan doa. (Foto oleh Anastasia Shuraeva: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-muda-agama-dalam-ruangan-8749777/)... Selengkapnya

Doa memohon perlindungan dari sifat hasad

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمِّ الْحَيَاةِ وَدُونِيَةِ الْمَالِ وَشَرِّ الْحَاسِدِ إِذَا حَسَدَ

Allahumma inni a'udzu bika min hammi al-hayaati wa dunuyati al-mali wa syarri al-hasidi idza hasada

Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan hidup, kefakiran harta, dan kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.

Doa agar dijauhkan dari penyakit hati: 

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، وَاجْعَلْنِي مِنْ أَحْسَنِ عِبَادِكَ وَأَطْيَبِهِمْ قَلْباً

Allahumma sholli ‘ala Muhammadin wa ‘ala ali Muhammadin, waj’alni min ahsani ‘ibaadika wa ath-yabihim qalban

Artinya: Ya Allah, limpahkan rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, dan jadikanlah aku di antara hamba-Mu yang terbaik dan yang paling suci hatinya.

Amalan sunah seperti sholat tahajud, membaca Al-Qur'an, dan berdzikir dapat menenangkan hati dan membersihkan jiwa. Zikir seperti,

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

La ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadiir 

Artinya: Tiada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dengan memperbanyak amalan sunah dan zikir, hati akan menjadi lebih tenang dan terhindar dari godaan iri hati.

Mengatasi iri hati saat Lebaran membutuhkan kesadaran diri, pemahaman ajaran Islam, dan komitmen untuk memperbaiki diri. Syukur, berprasangka baik, mengubah iri menjadi motivasi, dan memperbanyak istigfar serta doa adalah kunci utama.

Jadikan Lebaran sebagai momen penguatan spiritual, bukan perbandingan materi. Jagalah kebersihan hati agar dapat memaksimalkan berkah Lebaran. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari penyakit hati dan memberikan kita kekuatan untuk selalu bersyukur dan saling menyayangi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya